4 tahun kemudian
Jungkook meregangkan tubuhnya, merelaksasi otot-ototnya yang terasa kaku setelah beberapa jam lamanya duduk di dalam pesawat. Selanjutnya menutup mata dalam-dalam membiarkan surai honey miliknya menari dipermainkan oleh angin. Ia menghirup udara sebanyak-banyaknya lalu menghembuskannya secara kasar. Sudah 6 tahun sejak Ia meninggalkan Korea dan menetap bersama sang Umma di Seattle, AS. Ia begitu merindukan udara Seoul.
Ia menyeret koper besarnya lalu masuk ke dalam taksi. Setelah mengatakan tujuannya pada driver taksi Ia mulai menyamankan posisi duduknya.
Jungkook turun di depan sebuah kampus. Pemuda cantik itu masuk ke dalam area kampus dengan tangan yang masih menyeret koper besar. Banyak pasang mata yang tertuju padanya, menatapnya aneh. Jungkook tak peduli. Ia tetap melanjutkan langkahnya. Ada yang lebih penting dari sekedar meladeni tatapan aneh Mereka sekarang.
"Yein." panggil Jungkook ketika mendapati sosok yang dicarinya sedang berdiri tak jauh dari hadapannya. Ia berlari kecil, sedikit kesulitan karena koper yang diseretnya ternyata sangat berat.
Yang dipanggil menoleh, matanya membulat tak percaya. Lalu gadis itu memekik nyaring.
"Kookie!"
Detik berikutnya tubuh pemuda itu sudah menubruknya. Memberikan pelukan hangat.
"Se-sesak, bodoh." Yein memukul pundak Jungkook meminta si pemuda cantik untuk melepaskan pelukannya atau paling tidak melonggarkan pelukannya.
"I really miss You, Babe." ucap Jungkook masih dengan memeluk gadis itu. Namun sedikit memberikan ruang bagi Yein untuk bernafas.
"Me too." balas Yein seraya memeluk Jungkook erat.
Setelah acara melepas rindu yang mengharu biru, Mereka akhirnya memutuskan mencari tempat yang nyaman untuk mengobrol. Dan disinilah mereka berada, di sebuah kafetaria bergaya klasik dekat kampus.
"Kenapa tak bilang dulu padaku kalau akan pulang? Aku 'kan bisa menjemputmu di Bandara." protes Yein dengan menampilkan pouty face.
Pemuda cantik itu terkekeh. "Aku ingin memberikan kejutan. Ini adalah hadiah pertunanganmu dariku. Bagaimana, Kau suka?"
Yein tersenyum. "Kedatanganmu merupakan hadiah terbaik. Aku sampai tak percaya Kau bersedia meluluhkan egomu dan mau datang kemari untukku."
"Yeah, apapun untukmu. Sekalian Aku ingin bertemu langsung dengan si Brengsek yang sudah berani-beraninya merebut Yeinku dariku."
"Yak, Jaga bicaramu. Dia akan menjadi kakak iparmu tahu." Yein memukul bahu Jungkook manja. Wajahnya bersemu merah.
"Apa Ia setampan itu? Sampai membuatmu merona hanya dengan membahasnya saja." goda Jungkook.
"Ia memang tampan. Kami sudah mengenal sejak lama. Sejujurnya Ia sahabatku dan entah bagaimana Kami malah berakhir bertunangan." tutur Yein.
"Aku turut bahagia kalau begitu." ucap Jungkook tulus seraya mengusak pucuk kepala Yein.
"Yak." Yein menepis tangan Jungkook. "Aku sudah berusaha menahannya sejak tadi. Tapi ini kelewatan Kookie. Meski Kita saudara kembar, tapi Aku terlahir lebih dulu beberapa menit sebelum dirimu. Kau masih tetap Adikku. Jadi perlakukan Aku sebagai Noona. Mengerti?"
Jungkook mendesah malas. "Baik, Noona. Kau masih belum berubah ya." Jungkook menggeleng.
Yein memutar bola matanya malas.
"Hari ini jadwal kuliahku padat. Kau pulang saja duluan." ucapan Yein terhenti lalu menatap saudara kembarnya lekat-lekat, "Kau akan pulang ke rumah 'kan?" lanjut gadis itu penuh harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ssstt!! (Vkook)
Fanfiction🔞⚠ boyxboy Vkook "Hyung Aku takut Mereka tahu." -jjk Menerima komentar dan kritikan yang membangun... 😊