tujuh

9.8K 500 10
                                    

Ting!

Pintu lift terbuka, Taehyung segera melangkah keluar. Tangannya menenteng satu kotak bir kaleng. Langkah Taehyung terhenti ketika matanya berhasil menangkap sosok familiar sedang duduk bersandar di samping pintu apartemennya.

"Kookie," gumamnya tidak percaya. Mata hazelnya berkilat senang. Kedua sudut bibirnya terangkat membentuk sabit sempurna. Akhirnya pemuda yang Ia khawatirkan sekaligus rindukan hadir di depan matanya.

Jungkook menoleh, lalu bangun dari duduknya. Taehyung mempercepat langkahnya mendekati Jungkook. Dan ketika jarak mereka semakin menipis Ia langsung menarik pemuda cantik itu kedalam pelukan. Memeluknya begitu erat.

"Kau kemana saja?" tanya Taehyung cemas.

Jungkook tidak menjawab, pemuda itu malah makin menempelkan wajahnya di dada Taehyung. Menghirup aroma Taehyung lekat-lekat.

"Kookie, Kau kenapa?"

"Aku ingin memukulmu, Ingin memukulmu Taehyung. Brengsek! Kau kejam sekali sudah membuatku merasa benar-benar merasa bersalah." gumam Jungkook. Tapi bukannya memukul, Jungkook malah memeluk Taehyung semakin erat.

Taehyung mengendus-endus tubuh Jungkook. Setelah mencium bau menyengat semacam bau alkohol, Ia bertanya memastikan, "Kookie, Kau mabuk lagi?"

"Huhh Aku tidak mabuk." bantah Jungkook setengah sadar. Pemuda cantik itu mendongakkan kepalanya, menampilkan wajah yang sembab bekas jejak air mata.

"Kau habis menangis? Apa sesuatu terjadi padamu?" tanya Taehyung cemas lalu mengusap jejak air mata yang tersisa.

Jungkook menggeleng. Ia menatap Taehyung dengan puppy eyes miliknya. Benar-benar menggemaskan di mata Taehyung.

"Syukurlah kalau begitu." ucap Taehyung dengan senyum. Tanganya mengusak pucuk kepala Jungkook. Ia sepenuhnya menyadari ada yang tidak beres pada kekasihnya. Memaksa Jungkook untuk bercerita, bukan pilihan yang tepat. Yang bisa Ia lakukan hanya bersabar menunggu saat yang tepat untuk berbicara dengan Jungkook.

Menerima perlakuan lembut dari Taehyung, pipi Jungkook merona. Bibir tipis sewarna plumnya basah dan terlihat menggiurkan. Taehyung berkali-kali menelan ludah kasar. Di dalam dadanya bergemuruh ribuan Taehyung bertanduk merah dalam bentuk chibi membawakan bendera sambil berseru Fuck Him.

"Sial, Kau benar-benar menggoda." gumam Taehyung, wajahnya terasa panas. Tidak ingin berlarut dalam fantasi gila Ia segera membawa Jungkook ke dalam.

Taehyung membimbing Jungkook ke dalam kamar setelah meletakan kotak bir yang tadi di belinya di atas meja lalu membantu merebahkan Jungkook di atas kasur.

"Selamat tidur." ucapnya lalu mengecup pucuk kepala Jungkook. Taehyung bangkit namun sebelum itu, tangan Jungkook lebih cepat menangkap ujung baju belakang Taehyung, menahan pemuda tampan itu.

"Malam ini, temani Aku tidur." pinta Jungkook dengan wajah memelas.

"Ehh?" Taehyung memiringkan kepalanya, Ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengar. Tidak biasanya Jungkook bersikap manja seperti ini. Namun kesempatan ini tidak akan berulang berkali-kali bukan? Tentu saja Ia tidak akan menyia-nyiakannya begitu saja. Taehyung berbaring di samping Jungkook dan langsung disambut pelukan oleh Jungkook. Taehyung membalas pelukan Jungkook lebih erat. Mengelus-elus punggung Jungkook dengan lembut, mencoba memberi kenyamanan.

"Jungkook." panggil Taehyung dengan suara yang begitu tenang.

"Hm?"

"Katakan padaku, Apa sesuatu terjadi padamu?"

Jungkook tidak menjawab, Ia malah semakin menempelkan tubuhnya pada Taehyung, memeluknya erat. Memeluk dan berada dalam pelukan Taehyung benar-benar membuatnya nyaman. Taehyung seperti tempat berlindung paling aman, Ia merasa dirinya benar-benar terlindungi. Membuat hatinya hangat sekaligus tenang, Taehyung sudah seperti rumah baginya.

Ssstt!! (Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang