Lima

9.7K 552 22
                                    

Yein menatap bayangannya di cermin, mulai menyapu sisa make-up yang menempel di wajahnya menggunakan tissue basah.  Lalu tersenyum. Tangan kirinya memegang ponsel agar tetap menempel di telinganya.

"Bagaimana pekerjaanmu? Apa Taehyung Oppa menyusahkanmu?" tanya Yein

"Taehyung memang selalu membuatku repot. Tapi tidak apa, Aku paham. Apa yang anak itu lakukan memang baik untuk perusahaan."

Yein tertawa mendengar jawaban dari seberang telepon. "Besok Aku akan bilang padanya untuk bersikap baik padamu."

"Tidak perlu."

"Kenapa? Aku peduli padamu karena Kau-"

"Yein jangan lakukan itu."

Yein menghela nafas sebelum akhirnya bertanya, "Apa Aku masih ada di dalam hatimu, Oppa?"

"Yein sudah hentikan!"

"Jawab!"

"Aku sedang bekerja, Kita bahas lain kali saja, eoh?"

"Kenapa? Selalu saja menghindar. Haruskah Aku mengatakan yang sebenarnya pada Tae Oppa?"

"Jangan melakukan sesuatu yang tidak berarti. Hubungan kita sudah berakhir. Ingat?"

"Bagiku belum. Oppa, ah sudahlah. Kau lanjutkan saja pekerjaanmu." ujar Yein putus asa, suaranya lemah dan bergetar menahan tangis. Sudah berapa kali gadis ini membahas masalah yang sama tetap saja tanggapan pemuda itu selalu dingin. Ya, untuk kesekian kalinya hatinya terasa sakit.

"Kalau Aku menutup teleponnya Kau akan menangis?"

"Tentu saja tidak. Dasar Hoseok Oppa bodoh." sanggah Yein.

"Tapi Aku yakin Kau akan melakulannya." goda Hoseok dari seberang telpon, "Hei, Dengarkan. Meski hubungan Kita berakhir, percayalah perasaanku padamu tidak akan pernah berakhir." lanjutnya serius membuat Yein tersipu malu. Akhirnya gadis cantik itu merasa sedikit tenang

***

Drrrtttt drrrtttt

Yein meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Dahinya berkerut ketika mendapati identitas si penelpon tengah malam yang mengganggu waktu tidurnya tidak lain adalah saudara kembarnya sendiri.

"Kookie, ada apa?"

"Yein, yein, yein... Haha Noona-ku yang paling Kusayangi."

Yein terkekeh geli mendengar celoteh adik kembarnya itu.

"Yein, Hari ini Kau terlihat begitu bahagia. Sepertinya Taehyung selalu membuatmu bahagia. Apa Kau begitu menyukainya?"

"Hei, katakan... Apa dengan terus bersama si brengsek itu Aku akan terus dapat melihat senyummu? Kau benar-benar cantik saat tersenyum."

"Kook-"

"Kau harus tersenyum, Aku benci melihatmu menangis. Apa benar Taehyung memang yang terbaik untukmu. Bagaimana kalau si brengsek itu menyakitimu? Sebelum si brengsek itu menyakitimu, ahh Kurasa Aku harus membunuhnya lebih dulu." potong Jungkook

"Hmm..." jeda sebentar, "Kalau Aku membunuhnya, Kau pasti akan menangis. Aku benci itu. Haruskah Kubuat dia tidak pernah bisa berpaling lagi darimu? Ya, itu solusi terbaiknya." celoteh Jungkook masih mendominasi pembicaraan.

"Kookie, apa Kau mabuk?"

"Tidak, Aku tidak."

"Cepat katakan dimana Kau sekarang!" perintah Yein tegas

Ssstt!! (Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang