Seperti gadis remaja lainnya Novi ingin bergaul dengan teman-temannya. Namun malam itu, Novi pulang terlalu larut. Itu yang membuat pertengkaran antara Novi dan ibunya. Karena begitu jengkelnya ibu melayangkan tangan menampar mulut Novi. Seketika Novi marah bergegas meninggalkan rumah tanpa membawa apapun.Awalnya Novi ingin lari ke rumah teman atau pacarnya tetapi dia berfikir kembali bahwa bila kesana di jam selarut ini tentu tidak mungkin. Malah akan jadi sasaran nasehat orang tua teman atau pacarnya. Lalu berjalanlah ia mengikuti langkah kaki tanpa tujuan dan sama sekali tidak membawa uang.
Saat menyusuri trotoar, ia melewati sebuah warung lesehan dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin memesan nasi pecel kesukaannya, tetapi ia tidak memiliki uang. Ibu yang menggendong putra kecilnya pemilik warung melihat Novi berdiri cukup lama di depan warungnya, lalu berkata “Nduk, apakah engkau ingin memesan nasi?”.
“Ya, tetapi aku tidak membawa uang” jawab novi dengan malu-malu
“Tidak apa-apa” jawab ibu pemilik warung.
“Monggo masuk, duduklah di luar gerimis”.
Tidak lama kemudian, pemilik warung itu menyuguhkan sepiring nasi pecel.
Novi segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.“Ada apa Nduk?” Tanya Ibu pemilik warung
“Tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Novi sambil mengusap air matanya.
“Bahkan, seorang yang baru ku kenal pun memberi aku sepiring nasi! Tetapi,... ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, menampar mengusirku dari rumah menyuruh jangan kembali”
“Kau, seorang yang baru ku kenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik warung.
Pemilik warung itu setelah mendengar cerita Novi, menghela nafas panjang dan berkata
“Nduk mengapa kau berfikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, ibu hanya memberimu sepiring nasi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak dan merawatmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”
Novi, terhenyak mendengar hal tersebut.
“Mengapa aku tidak berfikir tentang hal tersebut? Untuk sepiring nasi dari orang yang baru ku kenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-bertahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan kecil, aku bertengkar dengannya."
Novi segera menghabiskan makanannya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.
Namun ketika berdiri dari tempat duduknya tiba-tiba Novi merasa kesakitan memegang perutnya lalu seketika itu tubuhnya lemas pingsan. Beruntung pemilik warung dapat menangkap tubuh kecil itu tapi alangkah terkejutnya ibu pemilik warung karena melihat darah yg keluar dari pangkal paha Novi. Sambil di bantu orang sekitar ibu pemilik warung berusaha membawa Novi ke rumah sakit. Bersamaan dengan itu terdengar teriakan menyebut nama Novi. Rupanya itu suara ibunya yang telah berjam-jam mencari Novi sambil di temani ayah tirinya. Akhirnya mereka bersama membawa Novi ke rumah sakit.
Saat di rumah sakit, ibunya terus terisak, tangispun terhenti ketika dokter menghampiri memberitahukan bahwa anaknya pendarahan. Betapa terkejutnya ibu setelah mendengar penjelasan dokter. Rupanya Novi hamil dan yang menyebabkan pendarahan adalah ketika Novi lari keluar rumah tiba-tiba sebuah sepeda motor melintas dan menabrak Novi. Tetapi Novi tidak menghiraukan sakit di perutnya malah meneruskan terus berjalan pengendara motorpun juga berlalu.
Ketika Novi siuman, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Maafkan Novi telah mengkhianati kepercayaan ibu”. Sambil menggeleng pelan ibunya menjawab“Tidak apa-apa nak,mari memulai dari awal dengan baik” ibunya mengelus kepala Novi lalu melanjutkan berkata.
“Lekaslah sembuh biar cepat pulang, ibu masak makanan kesukaanmu di rumah”. Ibunya memilih menyembunyikan kesedihannya dan memilih bersikap tegar.
Pada saat itu Novi tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis di hadapan ibunya.
.... Selesai .....