Hanya Nama

45 7 0
                                    

Saya tidak mengenal kamu. Bisa dikatakan tidak atau mungkin belum, bisa juga dikatakan, 'tak akan bisa kenal'.

Tapi saya tahu kamu. Saya tahu namamu. Saya tahu sebagian besar hidup mu. Namun, semua hal itu saya hanya menerkanya.

Dari awal bertemu hingga saat ini, saya tertarik dengan bagaimana kamu, bagaimana sikap mu kepada teman-temanmu, seperti apa kesedihan dan kebahagianmu, dan banyak hal lainnya.

Terkadang, rasa penasaran membuat harapan itu menjadi tinggi. Jadi, saya hanya akan menerka sesekali bila kita bertemu.

Mungkin menurutmu atau orang lain, saya adalah seorang penggemar dan semua ini hanya kekaguman semata.

Tapi, hal itu tidak dibenarkan oleh hati saya. Saya tidak mengenalmu, akan tetapi hati saya mengatakan jika saya mencintaimu.

Ah, kata cinta terlalu tinggi jika di deskripsikan.

Kembali saya menerka, mungkin saya menyukaimu tanpa alasan karena memang tidak alasan untuk itu.

Entah sudah berapa kali keanehan ini datang dalam diri saya. Seperti, kebiasaan sebelum tidur perlu waktu tuk menghayal masa depan denganmu, mendadak lebih semangat untuk mempelajari seni yang sama, dan menjadi sibuk memperbaiki diri.

Saya tidak mengenalmu. Memang tidak atau mungkin belum. Meski otak saya mengakatan kamu orang baik dan pintar juga penyayang.

Bukan berarti saya bisa menghayal memilikimu bukan?

Saya tidak tahu, kamu sudah memiliki angan bersama wanita lain atau sudah mencintai orang lain.

Saya tidak tahu karena saya tidak mengenalmu. Sebaiknya perasaan ini saya simpan saja.

Jika memang kamu untukku, perlahan kamu dan aku akan saling mengenal, namun jika memang kamu bukan untukku, akan ada cara agar saya membenci kamu dan rasa ini akan hilang.

Saya tidak akan berangan tinggi. Apabila perasaan ini masih ada dalam hati saya, saya siap menerima kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

°°°°°^^°°°°

9 kosong empat 22.15

DICTUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang