Volume 01 - Confession

5.8K 507 37
                                    

Before i know you,

Author's side

"Sial! Baterainya habis!" gadis itu mengumpat kesal setelah dia bangun dari tidurnya. Matanya melotot ke jam beker yang kini berada di dalam genggamannya. Lantas gadis itu melempar jam beker yang sudah mati itu dengan kasar ke lantai sehingga menimbulkan bunyi retak.

Tak mau ambil pusing, gadis itu secepat kilat menyibak selimut berwarna putih bercorak burung Flamingo yang menutupi tubuhnya sepanjang malam tadi. Tangannya dengan lincah menarik handuk soft pink-nya dari gantungan lalu segera masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya secepat mungkin.

L♡DK

Jam sudah menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit ketika gadis itu tiba di depan gerbang sekolah. Nafasnya terengah-engah, tangannya memegang kedua lututnya dan peluh mengalir deras di pelipisnya. Tak hanya itu, seragam putih gadis itu sudah basah karena keringatnya.

"Hah... hah..." gadis itu menatap gerbang setinggi satu setengah meter itu dengan pandangan memelas. Untuk memohon kepada guru BK yang berjaga disana saja dia sudah tidak sanggup lagi. Akhirnya, gadis itu memutuskan untuk pulang, dia pun mulai merajut langkah menjauh dari gerbang namun sesuatu yang bergetar di saku jasnya membuat langkahnya terhenti. Ternyata ada sebuah pesan masuk ke ponselnya.

from: Wendy<3

Ireneeee!! Sudah jam berapa ini? Kau kemana saja, eoh?!

Gadis itu mendengus pelan, untuk mengetik balasan saja dia sudah benar-benar tak berminat. Dengan kesal dia memasukkan kembali ponsel bewarna peach itu ke dalam sakunya. Namun baru beberapa detik benda persegi panjang itu masuk ke dalam sakunya, benda itu kembali bergetar. Lagi, gadis itu mengeluarkan ponselnya dengan malas.

from: Wendy<3

Ya! Kau hanya membaca pesanku saja? Baiklah, terserah kau saja. Jangan salahkan aku kalau nanti kau harus ulangan susulan karena hari ini ada ulangan harian fisika! :)

"Sialan!" maki Irene kesal, gadis itu menghentak-hentakkan kakinya yang pegal ke trotoar sehingga dia mengeluh kesakitan.

"Aw" ringisnya pelan sembari memijit betisnya yang terasa kram karena terlalu lama berlari.

Kalau saja hari ini tidak ada ulangan, Irene lebih memilih kembali ke flat kecilnya daripada ke sekolah yang ujung-ujungnya akan membuatnya menderita lagi. Gadis itu hanya mampu mencebikkan bibirnya jengkel lalu berjalan kembali ke depan gerbang sekolahnya.

"Astaga, ini sudah jam berapa, hm?" Irene hanya meringis pelan ketika guru BK dengan sebuah penggaris kayu yang menjadi senjata andalannya. Tangan gadis itu memegang gerbang layaknya seseorang yang tengah dikurung dibalik jeruji besi.

"Ma-maaf, ssaem, jam alarmku kehabisan baterai," jawab gadis itu terlalu jujur, dia menyunggingkan sebuah senyum innocent yang membuat guru BK yang dipanggil Kwon-ssaem itu menggeram kesal.

"Aku tidak peduli, pulang saja sana!" titah pria berusia empat puluh-an itu dengan sinis, Irene menggigit bibir bawahnya ngeri.

"Ssaem, izinkan aku masuk. Hari ini ada ulangan fisika, aku sudah belajar semalaman untuk itu," mohon Irene seraya menggesek-gesekkan kedua telapak tangannya.

"Kau tidak berbohong?" tanya Kwon-ssaem dengan sebelah alis naik, Irene mengangguk cepat seraya memasang ekspresi meyakinkan.

"Baiklah, aku akan mengizinkanmu masuk. Tapi, jam istirahat nanti kau harus lari keliling lapangan lima belas kali, mengerti?" Irene mengangguk lemah dan pasrah karena hukuman yang akan didapatnya hari ini. Mau tak mau dia akhirnya masuk setelah guru bermarga Kwon itu membuka gerbang hitam itu. Dengan setengah hati Irene berlari menuju kelasnya yang berada di lantai dua.

L♡DK: Living With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang