Volume 06 - He

2.5K 355 39
                                    

"But I think I know your heart." Say I Love You; Sistar

Author's side

Perlahan air mata gadis itu jatuh, entah apa yang membuatnya tiba-tiba terisak seperti ini mungkin akibat sakin shock-nya. Kepalanya tertunduk dalam berusaha menutupi wajahnya.

"Hei, kau menangis?" Irene tak merespon pertanyaan itu, dia hanya tetap menangis meluapkan emosinya.

"Apa kau terluka?" pria itu berpindah posisi, melepaskan kedua lengannya dari pinggang Irene kemudian beranjak ke hadapan gadis itu. Irene menggeleng lemah, dia juga bingung pada dirinya yang tiba-tiba saja menangis tidak jelas.

"Sudah, jangan menangis." pria itu menepuk-nepuk puncak kepala Irene dengan lembut membuat tangisan Irene sedikit reda. Gadis itu kemudian mendongakkan kepalanya dan menatap sosok pria di hadapannya ini dengan mata berkaca-kaca.

"Hiks.. hiks.. terimakasih, Sehun." ucapnya serak, Sehun hanya tersenyum tipis kemudian mengelus-elus kepala Irene lagi.

"Kau membuatku cemas tahu!" ucap Sehun sok galak, setidaknya dia tidak berbohong karena dia memang benar-benar mengkhawatirkan gadis bermarga Bae itu. Irene mengelap wajahnya dengan punggung tangannya, meski tangisnya sudah reda namun tubuhnya masih bergetar karena shock.

"Naiklah, kita pulang sekarang." Irene menatap Sehun yang kini sudah berjongkok memunggunginya dan menyuruhnya naik ke tubuh pria itu.

"Ti—tidak usah, aku bisa jalan sen—"

"Sudah cepat naik, sebelum aku berubah pikiran." Irene menundukkan kepalanya kemudian dengan tubuh bergetar, tangannya meraih pundak Sehun.

"Pegangan yang erat." Sehun berucap kemudian bangkit berdiri, menggendong Irene di punggungnya mengabaikan tatapan pejalan kaki lainnya. Dengan langkah ringan pria itu menyebrang dan segera menuju flat mereka.

"Maaf merepotkanmu." Irene yang kini meletakkan dagunya di pundak Sehun berucap pelan membuat Sehun terkekeh pelan.

"Kau berhutang banyak padaku." ujar Sehun yang seketika membuat Irene tersenyum tipis, "Terserah kau saja." ucapan Irene mengakhiri obrolan mereka, Sehun mulai menapaki satu persatu anak tangga, mengundang berbagai ingatan Irene ketika dia berusaha mati-matian menggendong tubuh besar Sehun menuju flat.

"Irene." lamunan Irene buyar ketika suara Sehun menghampiri gendang telinganya, gadis itu kemudian berdehem sebagai respon.

"Jangan lakukan itu lagi." ucap Sehun sangat pelan, bahkan suara jangkrik masih lebih kuat dari suara miliknya. Namun Irene masih bisa mendengarnya dengan jelas.

Dahi Irene berkerut, tak mengerti akan maksud perkataan pria Oh ini., "Melakukan apa?" tanya gadis itu tak kalah pelan.

"Jangan keluar sendirian di malam hari lagi, aku tidak menyukainya." diam-diam Irene tersenyum, bahkan pipinya mungkin tengah memerah sekarang.

"Tumben si kepribadian ganda ini bersikap baik padaku." Irene membatin.

"Apa ucapanku barusan berlebihan?" pikir Sehun.

"Iya, aku mengerti. Tapi kau tahu, aku pikir kau sudah tidur tadi." balas Irene, Sehun lantas mendecih, "Kau pikir aku tega membiarkan seorang gadis keluyuran malam-malam? Kau saja yang tidak sadar aku ikuti." Irene kemudian terkekeh pelan mendengar tuturan Sehun.

"Ternyata kau masih punya hati nurani." ucap Irene yang membuat daun telinga Sehun memerah, pria itu lantas berdehem menggurangi kegugupan-nya mungkin.

L♡DK: Living With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang