"It's hard to explain, You wouldn't know."—That's So Weird, Girl's Day's Minah
Author's side
"Ehm.. Irene-ssi?"
Irene yang menatap kosong ke arah cangkir caffe latte yang baru saja di antar oleh pelayan café itu sama sekali tidak merespon panggilan Bo Gum. Pria Park itu lantas mendesah pelan kemudian mencoba memanggil gadis yang sepertinya tengah melamun itu.
"Irene-ssi?" Irene mendongak lalu mengerjapkan kedua matanya, "I—iya?" gadis itu akhirnya terasadar membuat Bo Gum mengulas sebuah senyuman tipis.
"Minum caffe latte-mu, sebelum dingin." Bo Gum menunjuk cangkir minuman milik Irene dengan dagunya, gadis yang duduk di hadapannya lantas mengangguk kikuk kemudian meraih cangkir berwarna putih tulang itu. Dengan perlahan, Irene menyeruput minuman itu.
"Bagaimana perasaanmu?" Irene meletakkan kembali cangkir tersebut ke atas meja kemudian tersenyum hambar, "Aku baik-baik saja, Bo Gum-ssi." Irene mengelus-elus pahanya canggung, gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya kepada mobil yang berlalu-lalang di jalan raya kemudian ke arah langit yang kini terlihat mendung.
"Jangan membohongi perasaanmu, itu tidak baik." Irene kembali menatap Bo Gum yang kini memasang raut wajah serius, gadis itu lantas terkekeh pelan, "Tidak usah khawatir, Bo Gum-ssi, aku bukan anak kecil lagi." Irene pun kembali menyeruput caffe latte-nya.
"Kenapa kau tidak jujur saja padanya?" pertanyaan Bo Gum membuat Irene nyaris tersedak, cepat-cepat gadis itu meletakkan cangkirnya lalu memandang Bo Gum bingung.
"Maksud Bo Gum-ssi?"
"Kau menyukai Sehun 'kan?" Irene menelan saliva-nya pelan, gadis itu kemudian menggigit bibir dalamnya.
"Entahlah, Bo Gum-ssi. Aku juga tidak mengerti, ini sangat aneh." jawaban Irene membuat Bo Gum menyunggingkan seulas senyum yang terkesan dipaksakan.
"Lalu kenapa Irene-ssi menangis?" skakmat, Irene pun lekas menundukkan kepalanya, membiarkan rambut coklatnya menutupi wajahnya.
"Itu—itu aku juga tidak tahu." Bo Gum terkekeh terluka, pria Park itu sudah yakin kalau cinta-nya sudah bertepuk sebelah tangan hari ini.
"Itu namanya cinta, Irene-ssi. Kau bahkan tidak mengerti perasaanmu sendiri." Bo Gum menyeruput espresso-nya tanpa sekalipun mengalihkan pandangannya dari objek di depannya itu.
Irene hanya diam. Dia sudah tahu dan sadar kalau dia jatuh cinta pada Sehun, hanya saja dia tak mau menerima kenyataan itu. Dia tidak boleh jatuh cinta pada Sehun, tidak boleh.
"Ehm, Bo Gum-ssi, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan, tidak apa-apa 'kan kalau aku duluan?" Irene meraih ransel sekolahnya di kursi kosong di sebelahnya, gadis itu lantas menyampirkan ransel itu ke pundaknya.
"Ah, tidak apa-apa, hati-hati di jalan ya, Irene-ssi." Bo Gum ikut berdiri, sedang Irene sudah mulai beranjak dari posisinya, "Aku duluan, Bo Gum-ssi." pemuda Park itu mengangguk kemudian membalas lambaian tangan Irene.
"Harusnya aku bergerak lebih cepat." Bo Gum bergumam frustasi kemudian duduk di kursinya kembali.
L♡DK
Dugaan Irene benar. Baru beberapa menit gadis bermarga Bae itu melangkah dan hujan sudah mulai turun. Berlari kecil untuk mencari tempat berteduh namun hujan lebih cepat daripada langkah kaki pendek milik gadis itu. Alhasil, dia harus menerima sekujur tubuhnya basah. Takut hal yang sama menimpa ponselnya, gadis itu segera mengeluarkan benda persegi panjang tersebut dari saku jas sekolahnya ketika dia sudah berteduh di depan sebuah toko pakaian. Ia pun mampu bernafas lega ketika ponselnya tidak basah, mendadak sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
L♡DK: Living With You
Fanfiction[COMPLETED] Bae Irene adalah seorang gadis SMA yang tinggal sendirian di flatnya sendiri. Kehidupannya begitu tentram dan damai. Itu dulu, sebelum dia berurusan dengan pangeran sekolahnya, Oh Sehun, yang nyatanya tinggal di sebelah flatnya. Serangk...