Volume 05 - Blushes

2.5K 386 39
                                    

And I don't know what will happen tomorrow.

Author's side

Dan disinilah Wendy dan Irene, di taman belakang sekolah. Duduk berdampingan di kursi taman namun tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka semenjak mereka berangkat dari flat Irene hingga sekarang.

"Anu.. Wendy-ah.." Irene yang merasa bahwa dia adalah sumber permasalahan di antara mereka berdua akhirnya membuka mulutnya setelah sedari tadi bungkam menciptakan keheningan. Sungguh, Irene tidak tahan diam-diaman seperti ini dengan Wendy.

"Sebenarnya... ini tidak seperti yang kau pikirkan." Irene melirik Wendy ragu-ragu, pasalnya sahabatnya itu masih diam dan sama sekali tidak melirik ke arahnya. Entah kenapa Irene jadi gugup, bahkan dahinya mulai berkeringat.

"Wendy kumo—"

"Disini kau ternyata." Irene sontak menoleh ke belakang dan mendapati sosok Sehun tengah berdiri dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya. Irene kali ini benar-benar mengutuk kehadiran pria itu. Sehun berjalan menghampiri Irene, lalu melirik singkat ke arah Wendy yang tidak menoleh sedikit pun.

"Ini kunci flat-mu." Sehun menyodorkan sebuah kunci pada Irene dan langsung diterima oleh Irene dengan cepat lalu segera dimasukkan gadis itu ke dalam saku jas sekolahnya. Sehun hanya mengangkat kedua bahunya acuh lalu beranjak tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Irene menatap Wendy yang kini semakin membuang muka.

"Wendy, tolong dengarkan dulu penjelasanku." mohon Irene akhirnya sembari memegang lengan Wendy. Irene membuang nafasnya pelan karena Wendy tetap tak merespon ucapannya.

"Baiklah. Aku minta maaf, sekarang terserah kau saja. Kalau kau mema—"

"Aku akan lebih mencintainya!" Irene melempar pandangan penuh tanya ke Wendy yang tiba-tiba berdiri namun masih membelakangi Irene.

"E—eh?" Wendy membalik tubuhnya dan menatap Irene sembari mengerucutkan bibirnya.

"Aku kesal padamu bukan karena kau tinggal dengan Sehun tapi karena kau tidak mengatakannya padaku." Irene melebarkan matanya lalu memegang kedua pundak Wendy, "Jadi kau tidak marah padaku 'kan?" Wendy menggeleng sembari tersenyum manis.

"Lalu, apa maksudmu dengan 'aku akan lebih mencintainya'?" Irene menaikkan sebelah alisnya sedangkan Wendy nampak tersenyum malu-malu.

"Itu, aku akan semakin mencintai Sehun meskipun dia sudah menolakku, aku masih tetap mencintainya." Irene menurunkan tangannya dari pundak Wendy dengan lemas. Memang benar kata orang, cinta itu buta.

"Wendy-ah, dia 'kan sudah mempermalukanmu. Kenapa kau masih mencintainya?" sungut Irene seperti anak kecil, dia tak suka melihat Wendy nantinya akan menangis lagi karena pria yang dia anggap memiliki gangguan kepribadian itu.

"Namanya juga usaha, Irene-ah. Ah, iya, kau hutang cerita padaku, arasseo?" Wendy menunjuk wajah Irene dengan jemari telunjuknya, Irene hanya meringis kemudian mengangguk pelan.

"Tapi, hati-hati ya, Irene-ah." tiba-tiba Wendy mengecilkan suaranya membuat beberapa gerutan halus tercipta di dahi Irene.

"Kenapa?" tanya Irene penasaran, Wendy kemudian menyuruh Irene mendekat lalu gadis Son itu berbisik tepat di telinga Irene.

"Siswa yang ketahuan tinggal bersama akan dikeluarkan dari sekolah. Aku dengar, semalam sudah ada yang dikeluarkan dari sekolah karena tinggal bersama." Irene menegak liurnya susah payah, tiba-tiba dia merasa cemas.

"Tenang, aku tidak akan membocorkannya pada siapa-siapa." Wendy menepuk pundak Irene, meski begitu Irene masih cemas karena bisa saja ada orang lain yang mengetahui kalau dia dan Sehun tinggal bersama meski masih dalam kurun waktu dua hari.

L♡DK: Living With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang