Hari berganti Hari. Kenangan kelas 11 telah usai kini Alisya menginjak kelas 12 SMA. Ada hal yang membuat Alisya sedih kini orang yang ia cintai telah hilang di renggang waktu. Hafidz telah lulus dan Alisya tidak tau dimana Hafidz berada. Kini ia pun mulai mengikhlaskannya.
Dia percaya bahwa Allah telah merencanakan hal terbaik untuk Alisya, dan dari ridho-Nya lah Alisya dapat bertemu Hafidz kembali, di setiap sholatnya Alisya selalu menyebut nama Hafidz. Sambil menteskan air mata dan selalu mengucap istigfar, Alisya keluarkan saat melaksanakan sholat dhuha.
Seusai dhuha Alisya bergegas untuk ke asrama dan di temani oleh sahabat baiknya Aisyah. "Alisya?" ujar seseorang di belakang Alisya dan Aisyah, aku mengenal suara itu dia adalah ustadz Aldi.
"assalamualaikum.." ujar ustad Aldi,karena ini salam tidak mungkin aku tidak menjawabnya karena hukumnya wajib.
"waalaikumsalam" ujar aku dan Aisyah
"ga saya cuman mau kasih selamat.. karena kamu berhasil menghafal 30 juz.." ujar ustad Aldi, apakah dia sudah mengiklaskan ku? aku tidak tahu hanya Allah lah yang tau semua perasaan ustad Aldi pada ku.
" iya syukron ustad." ujar aku singkat
" yaudah saya permisi dulu assalamualaikum" ujar ustad Aldi
"waalaikumsalam." ujar Alisya dan Aisyah, aku melanjutkan menuju asrama dalam keadaan diam tanpa berbicara sedikit pun sedangkan Aisyah hanya memegang bahu ku sambil berjalan.
~*~
Hafidz POV
Sudah beberapa minggu aku pergi meninggalkan pesantren itu, melanjutkan kuliah ku di Universitas Islam yang berada di turki, karena tujuan hidup ku hanya untuk agama tercinta.
Aku selalu mengingar wajahnya dan senyumnya yang indah yang mantap untuk di lihat. Aku selalu mengingat mu dan merindukan mu.
Tersadar dari lamunan aku langsung beristigfar karena itu tidak baik, sia sia jika selama 6 tahun aku mempelajari ilmu agama, dan bisa bisa karena bisikin syaitan ilmu agama ku hilang dan juga hafalan 30 juz ku.
"abu apakabar denga Alisya ya?" ujar aku
"kita doakan saja, semoga dia baik baik saja." ujar Abu sahabat baik Hafidz.Aku kembali terdiam teringat kejadian ku bersama Alisya dimulai dari aku melihatnya saat wudhu,dia memegroki ku saat aku hendak kabur,dan saat aku mengambil diary kecil miliknya ya Allah apa benar aku mencintainya?
~**~
Saat dikelas pun suasannya beda, Alisya yang dulu dikenal sangat ceria ini kembali merenung. Dia hanya terdiam dan tidak fokus untuk mempelajarinnya, dikepalanya masih terbayang muka Hafidz yang sangat gagah dalam berjalan, yang selalu mengingatkannya dalam keebaikan ya walaupun Hafidz sangat nakal karena ingin jabur dari pesantren ini.
"eh sya! semangattt" ujar Aisyah
" iya nih semangat" Alisya sambil mengankat tangannya dengan muka loyo.Sholat dzuhur, tanda aku balik ke asrama aku harus lebih cepat dari biasannya karena aku bagian keamanan kalau sampai ada yang telat aku aku memukul nya dengan sarung. Tapi karena aku baik hati dan tidak sombong jadi aku maklumin namanya juga adik kelas he he he.
Selepas sholat dzuhur aku dan Aisyah kembali ke asrama membawa Al-Qur'an lalu kembali kemasjid untuk murajaah bersama-sama.
Setelah itu aku dan Aisyah belajar di asrama kehidupan di kelas 12 memang beda biasannya santriwati hanya belajar sampai dzuhur. Aku dan Aisyah belum lega karena kita akan menghadapi UN.
Bagaimana keadaannya?
apa kabar akhi..
ana rindu..itu yang dituliskan Alisya di guku diary nya, tiba tiba kaki Alisya memutuskan untuk pergi untuk ke masjid. Dia curarhkan isi hatinya kepada-Nya, yang selama ini dia simpan akhirnya ia keluarkan.
' ya Allah aku rindu dia. Aku selalu mengingat dia, tolong hamba ya Allah, tolong hamba untuk melupakannya, bantu hamba untuk mengiklaskannya' Tangisan tidak bisa lagi di tahan oleh Alisya. Sampai ada seseorang yang masuk ke dalam masjid dia. Alisya berfikir bahwa yang datang itu adalah Aisyah sahabatnya tapi dugaannya salah ternyata yang mendatanginnya adalah Ustad Aldi. "kenapa? kenapa selalu dia yang datang di saat seperti ini" batin Alisya.
"Alisya jangan menangis." ujar ustad Aldi yang mencoba menenangkannya.
Alisya hanya terdiam sambil mengapus air matanya.
"kalau saja kamu halal untukku pasti sekarang kamu ada dipelukkan hangat ku" ujar ustad Aldi di dalam hati."Alisya aku mohon jangan menangis." ujar ustad Aldi
"ustad.. bagaimana perasaan ustad saat orang yang ustad cintai, meninggalkan ustad yaa walaupun tujuan nya untuk menuntut ilmu?" ujar Alisya seraya menghapus air matanya.
" saya sudah pernah merasakan itun bahkann lebih sakit dari apa yang kamu rasakan sya. Tenanglah Allah bersamamu, ikhlaskan dia." ujar ustad Aldi. dalam benak Alisya apa dia yang menyakiti hati Aldi, ya Allah maafkan aku, aku tidak lagi mencintainya.." astaghfirullah, afwan saya lupa kalo lagi berduaan assalamualaikum" ujar ustad Aldi.
" waalaikumsalam " ujar Alisya.
Alisya pun kembali ke asrama dengan matanya yang sembab dan hidungnya yang merah."Alisya kamu nangis?" ujar Aisyah
" engga aku pilek syah" ujar Alisya
Mana mungkin Aisyah tidak mengetahui kalau Alisya sedang berbohong.
"bohong, garagara kamu inget hafidz? udah sayang jangan nangis sini peluk." ujar Aisyah.Alisya pun menangis dipelukan Aisyah.
"udah sayang, gaboleh nangisin orang yang ga halal buat kita." ujar Aisyah, Alisya hanya terdiam, aisyah mengerti kenapa Alisya terdiam dan itu hal yang wajar saat sedang sakit hati ha ha ha.Mengingat mu..
Lagi lagi aku mengingat mu.Yahhh makin gaje ya? maaf ya teman teman, tapi semoga seru ya hehehehehe
maaf juga lama upnya author suka sibuk :vBarakallah fii umrik sahabat^^
![](https://img.wattpad.com/cover/101599745-288-k582916.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang Hafidzah
RomanceAku mencintai seseorang yang bisa mencintai ku, tapi aku hanya cinta kepada Allah karena tidak mungkin Allah menciptakan tanpa cinta. -Alisya, 1994-