Tatapan ustadz Aldi tadi berhasil membuatku kepikiran, apa maksud dibaliknya. Padahal sudah jelas tidak boleh menatap wanita yang bukan mahramnya haram, Ah tidak usah dipikirkan seperti bukan diriku sekali memikirkan hal seperti itu.
"Sya, tadi kok kamu pas wudhu lama banget? ngapain aja?"
Tidak sadar Aisyah bertanya kepadanya Allysa masih memikirkan tatapan Ustadz Aldi tadi
"Eh sya kok kamu diem aja?" Kata Aisyah, karena kesal Aisyah pun mengangetkan ku. "Alisyaaaaaaaaa!!!!" Teriak Aisyah sembari menepuk punggung ku.
"Eh iya astaghfirullah,kenapa?" Kataku
"kenapa,kenapa, tadi pas kamu sholat shubuh kok wudhunya lama banget?" Kata Aisyah masih bingung.
"Sejak kapan kamu jadi kepo gitu?" Tidak seperti biasanya Aisyah sangat kepo. Hal sepele aja dia tanyakan padaku.
Aku lupa memberi tahu Aisyah kalo tadi pagi aku terjatuh karena batu didepan masjid, lukaku juga tidak terlalu parah sih jadi Aisyah tidak tahu kalo aku habis jatuh.
Allysa menegerucutkan bibirnya dan tidak menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu, sengaja supaya Aisyah kesal
"Ih kok malah cemberut gitu siiih?!" Kata Aisyah kesal.
Allysah tersenyum jahil karena berhasil membuat sahabatanya benar-benar kesal
"Tadi ya pas aku wudhu aku sempet jatuh gitu, nggak sempet juga si jatuh beneran. Trus ada yang nanya sama aku, pas aku lihat ternyata santri Putra." Kata Allysa sambil memainkan kukunya,
"ohhh ituu aku kira kamu diculik sama jin Qiran hahaha" kata Aisyah sambil tertawa.
Bukannya respect karena sahabatanya jatuh, Aisyah malah menertawainya, Allysa mengendus kesal karena kelakuan Aisyah padanya. Sebelum Allysa bertanduk berubah menjadi banteng yang siap menerkam mangsanya Aisyah menyembunyikan kepalanya dengan buku diatas meja.
"ihhh! dasarr" kata Allysa memukul lengan Aisyah yang tidak tertutupi buku.
Mereka berdua larut oleh tawa karena kejahilan Aisyah, memang Aisyah adalah sahabat terbaik Allysa sejak SMP kelas 1. Seperti saudara kembar yang sulit dipisahkan.
Adzan dzuhur pun berkumandang, Aku dan teman-temanku langsung pergi menuju masjid,dengan memakai mukena juga sambil membawa Al-Qur'an ku yang sangatku sayangi, aku pergi tidak lain dengan sahabat ku Aisyah.
"Eh syah doain aku ya semoga nanti hafalannya lancar" Kataku sambil menggelar sejadah, Tapi semenjak kejadian tadi pagi, semangat hafalanku sedikit berkurang, karena jujur saja aku gugup bertemu dengan ustadz Aldi . Semoga ustadz Aldi digantikan aamiin.
Sambil berjalan menuju ruang dalam masjid aku memilih jalan cepat, sebenarnya jalan ini dilarang karena sangat dekat dengan tempat wushu santri putra, rasa penasaran ku membuat aku larut dalam lamunan sampai tidak mendengar kalau ikamah sudah dikumandang kan,
"udah ikamah tuh, jalannya lama banget!'
Beruntung lagi-lagi aku diingat kan oleh seseorang tapi mengapa suaranya berbeda,karena rasa penasaran aku meneloh keasal suara itu. Ternyata dia adalah orang yang tadi, ya orang yang sama saat aku terjatuh tadi pagi.
"eh....tadi saya lagi nunggu teman saya" Kataku kaku.
"Siapa? Aisyah tadi dia sudah kedalam" Katanya
"oh iya syukron". Kata Allysa cuek sambil menundukkan kepala dan bergegas masuk masjid,tapi kenapa dia kenal dengan Aisyah,itu yang sekarang ada di fikiran ku.
Selesai sholat,aku langsung menatap kearah Aisyah dengan rasa penasaran yang memuncak, bukan apa-apa karena sahabatnya itu tidak pernah cerita jika mengenal anak santri putra, bukan hanya itu Aisyah terkenal sebagai cewe dingin saat dirumah, jangankan merespon laki-laki biasa, kepada adiknya pun dia sangat cuek dan terkesan dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang Hafidzah
RomantizmAku mencintai seseorang yang bisa mencintai ku, tapi aku hanya cinta kepada Allah karena tidak mungkin Allah menciptakan tanpa cinta. -Alisya, 1994-