03

7.6K 595 10
                                    

Thanks for mam FuraZaoldyeck atas cover dan ide ceritanya.😀

Tinggalkan jejak, vote kalian membuatku bersemangat.
----

Melcure melihat pandangan di depannya dengan datar. Seorang gadis bertubuh mungil dalam keadaan tak berdaya diatas kasur rumah sakit membuat ia menghembuskan nafas gusar.

Ia kini berada di rumah sakit pack miliknya. Dengan ruangan begitu mewah dan fasilitas lengkap. Ruangan VVIP rumah sakit ini khusus hanya untuk keluarga Nightcrow. Dan ia membawa gadis tersebut ke ruangan VVIP rumah sakit yang khusus untuk keluarganya. Ia berdiri tidak jauh dari kasur tempat gadis itu terbaring lemah, Melcure telah berdiri selama satu jam. Ia tidak merasa lelah sedikitpun akan itu.

Tapi dia menjadi penasaran kepada gadis bersurai perak tersebut. Hatinya mengatakan gadis dihadapannya ini sangat sempurna. Lihatlah, rambut bewarna perak dan kulit putih itu membuat ia bergairah memeluk gadis tersebut, apalagi jika dia melihat matanya, ia pasti akan gila.

'Jika aku melihat matanya, maka aku akan menerkamnya dan ugh...' Desahan Kris di dalam pikiran Melcure membuat ia jijik.

"Hentikan pikiran kotormu itu Kris!" Ujar Melcure kesal. "Kapan otakmu bisa pulih dari sifat mesum itu, huh!?"

'Jangan salahkan aku Melcure. Salahkan mate kita yang cantik ini.'

Melcure akui, gadis di depannya ini memang cantik, sangat cantik. Melcure penasaran dengan warna bola matanya, apakah bewarna hitam? Coklat? Atau almond?

Melcure mendekati ranjang gadis tersebut, tangannya terulur ke arah rambut gadis itu. Lembut, sangat lembut. Membuat Kris menggeram tertahan dalam fikirannya.

'Astaga!!! Kapan dia akan sadar?!' Teriakan frustasi dari Kris membuat Melcure menjauhkan tangannya. Ini akan berbahaya jika Kris tidak bisa dikendalikan.

"Aku akan menemui Sieg." Ucapnya datar dan pergi.

-.-

Seorang gadis berambut pink masuk dengan mengendap-ngendap ke ruangan yang dipenuhi alat-alat canggih dan bau obat-obatan. Ia menutup pintu dengan pelan tanpa menimbulkan bunyi.

Ia berjalan pelan ke arah ranjang yang ditempati seorang gadis tersebut.

Arine. Gadis berambut pink itu dia. Yang mengendap-ngendap ke ruangan VVIP tersebut. Ia berdecak kagum saat melihat gadis di depannya ini, bagaimana tidak, menurut Arine, gadis di depannya ini sangat sempurna.

Arine berfikir, apa jadinya jika ia akan pergi bersama dengan gadis di depannya. Pasti pria yang mengagumi Arine akan berpindah hati kepada gadis bersurai putih tersebut.

"Haha, fikir apa aku ini." Ucapnya terkekeh pelan.

Arine menyentuh rambut gadis tersebut. Sangat lembut, bahkan sangat lembut melebihi rambut yang Arine miliki.

"Ck! Aku tak menyangka ada yang bisa melebihi kecantikanku." Gumam Arine dengan gelengan pelan.

Tangannya ingin menyentuh telapak tangan gadis di depannya. Tapi niatnya terurung saat suara lenguhan terdengar di telinganya.

"Eengh..."

Arine mundur selangkah, ia melihat gadis di depannya dengan penasaran.

Perlahan mata gadis tersebut terbuka, memperlihatkan bola mata bewarna biru terang yang pekat. Ia menatap langit-langit ruangan tersebut dengan bingung.

'Aku dimana?' Batin gadis tersebut dan melihat seisi ruangan. Matanya langsung melihat mata coklat bulat, dengan rambut pink digerai.

"Ha-hai. Kau sudah sadar?" Tanya Arine kepada gadis tersebut. Ia tahu bahwa gadis tersebut pasti kebingungan.

Reject I AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang