--------
"Cukup, Kris!!! Jangan membuat kekacauan!!! Kau bisa menghancurkan rumah sakit ini dan membahayakan Rose!! Kau mau itu terjadi, hah!?" Teriak Arine marah. Dia sudah tidak tahan dengan sifat Kris yang tidak bisa menahan emosinya."Tidak, aku tidak ingin dia terluka." Geraman kecil keluar dari mulut Kris dan menatap Arine tajam.
-------
Kris terus menatap Rose yang masih belum sadar. Setelah kejadian saat Arine memarahinya, Kris langsung pergi ke ruangan Rose untuk meredamkan emosinya. Diraihnya tangan Rose dan diarahkan ke pipinya.
Tiba-tiba pintu ruangan terbuka secara kasar membuat Kris langsung menoleh dan menatap tajam kepada pelaku.
"Arine, di mana sopan santunmu?"
"Maaf, Kris. Tapi ini penting," Arine melirik Rose, Kris mengikutinya dan menatap Arine kembali.
"Apa?"
"Rose, terkena racun Vampire." ujar Arine.
Kris langsung berdiri, menatap Arine dengan tatapan membunuh.
'Jangan menatap dia seperti itu. Ingat, dia adik kita, Kris. Dan dia tidak salah.' Mindlink Melcure agar Kris tidak lepas kendali.
"Lalu apa yang harus dilakukan?" tanya Kris.
"Penawarnya hanya di Vampire itu sendiri, tetapi ... Sieg telah membunuhnya." jawab Arine pelan.
"Sialan! Kenapa dia membunuh Vampire itu!?" teriak Kris murka. Sekarang di mana dia harus mencari penawarnya.
"Itu lebih baik, Kris." Jawab Sieg yang baru masuk.
"APA MAKSUDMU LEBIH BAIK, HAH!!" Bentak Kris.
"Kris, tenanglah, yang dikatakan Sieg tadi benar. Kau tidak ingin Rose pergi darimu, kan?" tanya Arine dan Kris mencuramkan alisnya.
"Tentu tidak." jawab Kris dingin.
"Maka dari itu, jangan menyalahkan Sieg."
"Aku tidak mengerti. Jelaskan." titah Kris yang diangguki Arine.
"Penawar dari racun itu adalah ... Rose harus ditandai oleh Vampire itu." Ucap Arine membuat suasana kembali hening. Sieg dan Arine menunduk, merasakan aura menyeramkan Kris.
"AKAN AKU BUNUH VAMPIRE SIALAN ITU! BERANI SEKALI DIA INGIN MEMILIKI ROSE!!!" teriak Kris kembali.
'Bukankah Sieg telah membunuhnya?' tanya Rin di kepala Arine. Arine tidak memperdulikannya, dia hanya memutar bola matanya.
Arine melirik Sieg yang di sampingnya, Sieg yang mengerti arti tatapan Arine pun mengangguk dan berjalan keluar diikuti Arine.
"Bagaimana bisa?" tanya Arine membuat Sieg bingung. Mereka kini sedang berada di luar ruangan Rose.
"Apa?" tanya Sieg kembali.
"Bagaiman bisa Rose terkena racun itu, dari awal dia tampak biasa-biasa saja." ucap Arine membuat Sieg tambah binung.
"Apa maksudmu? Rose terluka dan kau tau itu." ucap Sieg.
"Beta bodoh. Maksudku, kondisi Rose berbanding terbalik dengan Rou. Rose terluka akibat cakaran yang kau buat," ucap Arine membuat Sieg menunduk dan kembali menyesal, "sedangkan Rou, dia terluka karena racun. Seharusnya kondisi Rose sama seperti Rou. Rose siuman dan tidak merasakam efek apapun sebelumnya. Sedangkan rou, dia tetap tidak siuman." ucap Arine dan Sieg membenarkannya. Ini aneh.
"Namun, sekarang Rou sudah sadar." Arine menatap Sieg tidak percaya.
"Bagaimana bisa? Apa Vampire itu kembali dan kau membiarkan dia menandai Mate-mu?" tanya Arine dan sieg menatap tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reject I Alpha
WerewolfRossell Callia White. Gadis yang ditinggal kedua orang tuanya dan bertemu dengan pria yang mengatakan MATE kepadanya. Rosse merasa sangat bahagia ketika pria tersebut bersamanya, membuatnya nyaman dan aman. Tapi satu yang tidak Rosse mengerti. Jika...