09 - Sebuah Buku Kuno

6K 398 10
                                    

"Bagaimana?"

Kini Melcure di rumah sakit, lagi. Ia langsung melarikan Rose ke rumah sakit Pack. Sedikit marah dan bersalah karena ia lalai menjaga Rose. ini salahnya, ia membiarkan Rose pergi tanpa pengawasannya dan membiarkan hanya Arine menjaganya.

"Tenanglah, astaga... kenapa kalian tidak bisa tenang?!" Arine mendengus lelah. Sejak tadi ia jengah melihat perilaku Melcure dan Sieg. Sieg yang selalu berjalan mondar mandir membuat Arine muak dan pergi keruangan Rose. Dan lihatlah sekarang, Arine menyesal datang kesini.

"Apa dia terluka parah?" Melcure tidak mengindahkan perkataan Arine.

"Melcure, ini sudah ke delapan kalinya kau bertanya. Bahkan Dokter belum selesai memeriksa Rose."

"Aku hanya khawatir." helaan nafas Melcure membuat Arine tersenyum miring.

"Yeah, khawatir," Melcure mengernyitkan dahi mendengar nada mengejek arine, "Apa?"

"Apa kau baru saja mengejekku?" tanya Melcure

"Entahlah,"

"Dia baik-baik saja. Hanya mengalami sedikit patah tulang. Aku akan selesaikan ini. Selamat tinggal." Arine menganga dengan dokter tersebut. Ia menjelaskan dan langsung pergi tanpa basa-basi.

"Aku rasa dia tidak baik. Dia tidak sopan," Gumamnya tanpa sadar juga tersenyum, "Dia lumayan tampan."

Arine segera meninggalkan ruangan Rose. Ada sesuatu dari pria itu. Aura yang berbeda dan bukan dari klannya, dan ia juga mencium aroma asing tapi manis.

"Dokter, tunggu!"

Arine berlari di lorong rumah sakit. Ia melihat pria berjas putih panjang memasuki lift dan ia menambah kecepatannya.

Ting!

"Huff... astaga. Aku hampir mati kejepit pintu lift." Arine yang masih sesak nafas melihat pria yang di sampingnya. Untunglah ia manusia setengah serigala hingga ia bisa berlari cepat memasuki lift tersbut.

"Hai dokter, perkenalkan. Arine" Arine mengulurkan tangannya, senyumnya mengembang cantik tapi hanya sesaat. pria itu hanya melirik tangannya dan kembali menatap ke depan.

"Saya rasa seorang Dokter memiliki sopan santun dan bersikap ramah terrhadap semua orang." ketus Arine.

"Saya rasa seorang adik dari Alpha Pack Nightcrow bisa mejaga tata krama dan sedikit lebih pandai dalam bertarung. Lemah." Ucapan menusuk itu seakan menapar Arine. Ia yakin pria ini sudah tau persitiwa beberapa saat yang lalu. Tapi apakah pantas pria ini menyebutnya lemah? Ia hanya seorang wanita yang harus melawan Rogue berjenis kelamin pria. Mengingat penghianatan itu membuat Arine jijik.

"Hei, dengar. Aku ti-"

Ting!

"Namaku Martin. Sampai jumpa." Pria tersebut segera pergi meninggalkan Arine sendiri di lift.

"Heh? Sampai jumpa? Aku berharap tidak akan berjumpa lagi dengan pria sedingin kau."

****

Sedikit demi sedikit Rose membiasakan cahaya lampu yang masuk ke matanya. Mendesah kecewa karena lagi-lagi dia lemah. Entah memang ia ditakdirkan tidak pantas hidup bahagia atau ini hanya cobaan. Yang jelas sekarang Rose lelah.

Ia melirik kebawah, tepat ke perut. Bahkan luka di lengan dan perut belum sembuh total dan sekarang ia harus diberi gips lagi di bagian pundaknya.

Kriet

Pintu terbuka dan Rose melihat Melcure datang dengan sekeranjang buah. Ia ingin apel lagi. Tapi rasanya ia harus bersabar dulu sampai Melcure pergi dan ia akan meminta bantuan kepada perawat untuk mencuci dan mengupas kulit apelnya.

Reject I AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang