7. GKR- Gombalan Kak Ridho

71 5 0
                                    

Happy Reading,


Setelah berhasil mengantarkan Crysan dengan selamat dirumah cewek manis itu, Ridho berniat untuk mampir. Maklum selama ini Ridho hanya mengantar Crysan lalu pulang apabila cewek itu sudah masuk ke dalam rumah. Crysan tidak menanyakan apapun pada Ridho. Cewek ini kembali heran dengan segala tingkah spontan Ridho yang menurutnya sangat susah ditebak. Setelah mengucap salam, Crysan bergegas mencari ibunya. Hampir di setiap sudut rumah Crysan cari, tetapi dia tak kunjung menemukan keberadaan perempuan yang telah merawatnya itu. Melangkah menuju dapur, Crysan baru teringat kalau ibu dan ayahnya tadi berpamitan akan ke rumah tantenya yang baru saja pulang dari Malaysia. Bukan bekerja sebagai TKW atau TKI, namun tantenya ikut suami untuk bekerja di salah satu perhotelan di Malaysia. Keenan? Adik kecil Crysan itu tentu saja ikut karena bisa dipastikan akan mendapat banyak oleh-oleh nantinya. Kembali ke ruang tamu, Crysan pamit kepada Ridho untuk ke kamarnya. Mengganti seragam yang sudah bercampur dengan keringat.

Crysan kembali lagi dengan dress atasan berbahan denim yang dipadukan oleh kain chiffon berwarna putih. Rambutnya yang tadi dia kuncir kuda kini berganti dengan rambut panjang yang tergerai dengan indah. Tak lupa Crysan juga membawa baki yang berisi dua gelas jus apel juga camilan. Meletakkan baki itu di meja dan memindahkan isinya agar berdiri sempurna di meja ruang tamu. Pandangan Ridho sama sekali tak teralih sejak Crysan kembali dari kamarnya tadi. Tersenyum simpul Ridho menarik Crysan agar duduk disampingnya. Begitu Crysan sudah duduk manis, Ridho langsung merangkul pundak cewek ini. Malu? Tentu Crysan sangat merasa malu, meskipun di rumah tidak ada siapapun.

" Kak, bisa lepasin aku nggak? Aku malu ", pinta Crysan pelan sambil menutup mukanya dengan telapak tangan. Ridho terkekeh mendengar ucapan Crysan.

" Kamu lucu ih, kenapa juga malu? Nggak ada yang liat ", jawab Ridho masih denga kekehan yang tak kunjung hilang.

Tiba-tiba terlintas suatu ajakan untuk Crysan dalam benak Ridho. Walaupun Ridho tahu nantinya akan memperoleh masalah. Entah kecil atau besar, Ridho malas untuk menerka. Ditatapnya Crysan yang kini tengah menunduk. Sungguh, kalau boleh memilih Crysan lebih baik ditenggelamkan ke dalam laut yang paling dalam daripada harus berada dalam situasi yang semacam ini. Ridho menyentuh dagu Crysan dan mengarahkan tatapan Crysan kepadanya.

Tuhan, matanya sungguh memabukkan.

Setelah membatin, Ridho mengucapkan beribu kata maaf dalam hatinya. Hanya satu orang yang boleh dia puji selain mamanya dan orang itu bukanlah Crysan. Melainkan orang lain yang jauh keberadaannya saat ini. Berpisah negara juga berpisah benua.

" Kok sepi? ", tanya Ridho tanpa menurunkan tangannya pada dagu Crysan. Cewek ini sedikit kesusahan saat menelan ludahnya karena tatapan Ridho yang tajam tapi sangat lembut apabila diselami cukup dalam.

" Pergi ke rumah tante, paling pulang besok ", Ridho mengernyit saat jawaban Crysan masuk ke gendang telinganya.

Kalo gue ditinggal sendiri nggak apa. Kalo dia? Batin Ridho kemudian.

Tak mau mengundang kecurigaan Crysan atas kernyitan didahinya itu, Ridho langsung mengalihkan pembicaraan. Mengutarakan niat yang tadi sempat terlintas dibenak cowok tampan ini.

" Jalan aja yuk? Tapi mampir ke rumah kakak dulu ", tawar Ridho pada Crysan. Crysan tak kunjung mengangguk tapi juga tidak menggeleng.

" Aku siap-siap dulu deh kak. Tapi, pulangnya jangan malem ya? "

" Kenapa emangnya kalo malem? ", tanya Ridho kepada Crysan.

" Kasihan mbak Tuti nanti di rumah sendiri ", jawab Crysan dan Ridho hanya tersenyum. Membiarkan Crysan bersiap sebelum pergi dengannya.

Crysan //PAA(1)--TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang