23. KDK- Kejutan dan Kejujuran

13 4 0
                                    

Hola, happy reading guys.


Crysan menggelengkan kepalanya. Cewek ini kembali menjernihkan otaknya dari kekagumannya terhadap Ridho. Dari tadi Ridho hanya diam. Tak mau mengganggu Crysan yang sedang berkelana dalam dunia khayalan cewek itu tentang dirinya. Malahan Ridho membiarkan Crysan yang sedang melamun dan memikirkan Ridho. Crysan tak menyadari bahwa sesungguhnya, mereka ( Ridho-Crysan ) sudah sampai di tempat tujuan. Crysan tetap pada kegiatan sebelumnya yaitu melamun.

" Masih ingin duduk di mobil atau gue gendong ?", usaha Ridho tidak sia-sia. Crysan menghadap ke arahnya, tentu saja dengan keheranan yang kentara di wajah cewek itu. " Jadi, keputusannya ?"

" Keputusan apa yang kakak maksud ?", Ridho berdecak pelan mendengar itu. Digenggamnya tangan Crysan dan menuntun cewek itu turun dari mobil. Dingin, itulah kesan pertama yang Ridho dapat ketika menggenggam tangan Crysan.

" Sudahlah lupakan. Come on ", Crysan terpaku ditempatnya. Yang dia lihat bukanlah sebuah restauran maupun cafe, melainkan rumah Ridho. Crysan menatap Ridho meminta jawaban dari cowok itu. Ridho tidak menjawabnya.

Crysan yang biasanya akan diam di tempat jika ditarik kali ini berubah. Cewek ini mengikuti langkah Ridho. Rumah Ridho gelap. Tak ada pencahayaan apapun disana. Crysan sampai merasakan sesak di dadanya. Ssbelum langkah mereka terhenti. Di depan sana, lebih tepatnya taman belakang rumah Ridho sudah disulap menjadi tempat yang sangat romantis. Di sepanjang jalan menuju ke tempat itu dihiasi oleh lilin di kiri kanan jalan juga bunga mawar yang sengaja ditaburkan. Tepat diatas mereka digantung lampion. Crysan terpukau dengan apa yang dilihat. Di belakang Crysan, Ridho tersenyum. Ditengokkan kepalanya ke sudut rumahnya. Eki, Avni, dan Daus mengangkat kedua jempol mereka. Sedangkan dari arah dapur, Nadya dan mbak Sus membentuk bulatan dengan menyatukan jari telunjuk dan ibu jari mereka.

" Duduk, Sya " Ridho menarik kursi untuk Crysan. Setelah cewek itu duduk barulah Ridho duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Crysan.

Tak lama kemudian, mbak Sus datang bersama Nadya disebelahnya. Menyajikan hidangan pembuka untuk Crysan dan Ridho. Crysan menunjuk Nadya dengan jari telunjuknya. Kemudian berganti menatap Ridho. Mbak Sus menaruh hidangan dengan senyuman. Nadya menyenggol lengan mbak Sus dan kembali menuju ke dapur. Sedangkan, tepat di pintu yang menghubungkan taman dengan rumah Ridho, Bram berdiri dengan gagah. Memasukkan tangannya ke dalam saku celana bahannya. Bram menahan senyumnya dan berjalan menghampiri Eki, Avni dan Daus.

" Lo yakin dengan ini Bram ? ", Eki merasa kasihan dengan Bram. Tapi, kalau Bram sudah memutuskan seperti mau bagaimana lagi. Bram hanya tersenyum tanpa memberi sepatah kata pada Eki

" Semuanya beres kan ? Setelah ujian gue langsung terbang ke Singapore ", kata Bram tanpa melihat ketiga orang disampingnya. Eki menggeleng pasrah dengan keputusan Bram. Avni menghela nafas lelahnya dan Daus memilih diam.

" Kalau seperti ini, aku juga mau punya pacar kayak kak Bram ", ucap Avni tanpa sadar dan mendapat jitakan dari Eki.

" Kalau gue masih egois. Paris nggak akan pernah bahagia. Begitupun Ridho "

" Bro, disini mereka maksudnya kita ini masih tahap pacaran belum mau nikah ", jawab Eki sesuai dengan pikiran dan hatinya.

" Suatu hari nanti kalau jodoh juga bakal menikah, kak ", Daus membuka suaranya setelah lama bungkam. Mereka hanya membenarkan dari dalam hati. Kembali menatap Ridho dan Crysan yang menikmati suasana dinner mereka.

•••

" Sya, gue mau omong sesuatu. This is very very important, okay. So, don't say something else now. And I will reject your interruption. Are you understand it ? ", Crysan diam dan memusatkan seluruh perhatiannya pada Ridho. Lupakan tentang hidangan utama yang belum mereka sentuh sampai sekarang.

Crysan //PAA(1)--TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang