Tiga

1.7K 67 138
                                    

Tiga

Setelah selesai menggantikan pakaian Nickhun, Liliyana memungut pakaian kotor Nickhun dan berniat untuk kembali kekamarnya. Ini sudah pukul 3 dini hari dan dia juga sudah sangat mengantuk.

Namun pergerakannya terhenti saat Nickhun memegang tangannya dan menarik Liliyana jatuh kepelukannya. Lelaki itu mendekapnya erat, ia bahkan menciumi puncak kepala Liliyana.

"Maafkan aku... maafkan aku karena pernikahanku hanya untuk membuatmu merasakan sakit seperti yang kurasakan... Maafkan aku... hiks."

***

"Maafkan aku... maafkan aku karena pernikahanku hanya untuk membuatmu merasakan sakit seperti yang kurasakan... Maafkan aku... hiks."

Liliyana tertegun mendengar penuturan Nickhun. Pelan memang, namun cukup untuk dia dengar sendiri. Nickhun minta maaf? Pada siapa? Dirinyakah? Oh sudah pasti bukan Liliyana.

Pahamilah kalimatnya lagi, pernikahanku hanya untuk membuatmu merasakan sakit seperti yang kurasakan. Bukankah itu untuk orang lain? bukankah sedikit celah alasannya menikahimu terbuka?

Kalau begitu bukalah alasannya CR! Jangan menggantungku dikesakitan dan kedinginan secara bersamaan seperti ini!. Liliyana hampir berteriak. Uh, maafkan aku Ci, aku sudah membantumu dengan banyak clue, berusahalah mematahkannya.

Liliyana menghela nafasnya pelan, percuma saja bernego dengannya. Karena CR tidak akan membuka fakta itu dengan mudahnya. Bahkan kini ia lupa untuk sekedar bangkit dari samping Nickhun.

Bilang aja keenakan Ci!

Diam kau CR!

Baiklah Ci, aku diam.

Liliyana bangkit dari pelukan Nickhun. Namun sulit karena lelaki itu memeluknya sangat erat. ia bahkan menciumi puncak kepala Liliyana dengan sayang. Wajah tidurnya tak henti henti menampilkan senyum yang sangat manis.

Akuilah kau tergoda, kau suka senyumnya Liliyana.

Ya, aku suka senyumnya.

Kata hatinya menang. Kali ini ia mengakui ia menyukai senyum sang suami, hanya menyukai senyumnya saja. Tolong catat itu! Liliyana hanya akan menyukai senyumnya saja, tidak lebih dari itu.

Lelah memberontak, ia akhirnya tetap berada dipelukan Nickhun. Membiarkan lelaki itu memeluknya dengan erat. membiarkan hatinya berbunga saat merasakan sang suami memeluknya.

Merasakan perasaan dilindungi meski sebenarnya ia tau saat ini yang ada difikiran Nickhun bukanlah dirinya. Yang dipeluk Nickhun bukanlah dirinya. Suaminya hanya membayangkan dirinya sebagai wanita yang dia cintai.

Siapa? Entahlah, ia pun tak tau siapa. Ia hanya akan mencari tau satu persatu fakta yang akan mengungkap siapa wanita itu. Karena setelah fakta itu terungkap, ia pasti akan mengetahui alasan kenapa Nickhun menikahinya,

Ia memandang wajah sang suami yang tertidur lelap dengan senyum yang terus menghias wajahnya. Ia menyentuh mata, hidung hingga bibir sang suami. Bibir merah yang akhir akhir ini sering menciumnya.

Meski masih penasaran akan apa yang terjadi, ia bertekad tidak akan bertanya lebih jauh. Ia hanya akan membiarkan satu demi satu fakta terungkap hingga akhirnya ia tau apa yang harus dilakukan kedepannya.

Ia terus memandangi wajah tampan Nickhun. Yah, dia akui lelaki itu sangatlah tampan. Ia bahkan sempat terpeson saat lelaki itu datang dan melamarnya kepada orang tuanya dulu.

Hei, jangan terkejut begitu, bukankah Liliyana juga wanita? Jadi wajar saja kalau dia terpesona jika melihat lelaki tampan seperti Nickhun. Lelaki tampan yang bahkan belum dikenalnya.

The Hidden Marriage [Completed]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang