TIGA BELAS
Liliyana tersenyum dan melambaikan tangannya pada Taecyon, ia masuk kedalam rumah saat mobil Taecyon sudah menjauh dari rumahnya. Ia masuk kedalam dan mendudukkan dirinya disofa.
Ia memandang kotak yang diberi Taecyon dan membuka isinya. Setelahnya ia tau apa yang harus dilakukannya kedepannya. Ia tersenyum sambil menutup kembali kotak itu.
Taecyon benar, ia memang membutuhkan semua ini dan dia sangat berterimakasih karenanya.
Thank you Taecyon-ah.
***
Ini sudah bulan kedua Liliyana menemani Nickhun, meski tidak bisa dibilang baik namun Nickhun bisa dibilang lebih manusiawi kepadanya. Lelaki itu memang dingin, tapi dia sudah mau memakan apa yang diberikan Liliyana.
Dia juga sudah mau berbicara pada Liliyana meski hanya satu dua patah kata. Hal itu dikarenakan dia dan Liliyana tidak bisa berpisah. Kedua orang tua mereka tau kalau mereka baik baik saja.
Dan jika salah satu diantara mereka mengadu bukankah itu akan menjadi hal yang buruk? Bukankah itu bisa membuat hubungan kedua keluarga merenggang? Tidak, mereka tidak seegois itu untuk melakukannya.
Oleh karena itu mereka tetap memutuskan bersama meski tidak ada kehangatan dan kebahagiaan seperti dulu. Liliyana tetap menjalankan tugasnya sebagai istri dan Nickhun sudah lumayan bersikap baik padanya.
Tidak ada hal yang lebih bahagia dari pada itu bukan?
"Nickhun, aku izin untuk keluar sebentar siang nanti."
"Pergi saja, pergi kemanapun kau mau... kau tidak perlu izin dariku karena aku tidak peduli."
Liliyana tersenyum untuk kemudian menuju kamarnya, ia membersihkan dirinya dan bersiap untuk pergi kesuatu tempat. Tempat yang sudah rutin ia kunjungi selama dua bulan terakhir.
Tempat yang akan dikunjunginya untuk memastikan sesuatu, untuk memastikan tindakan apa yang harus dilakukannya selanjutnya. Yah, dia harus memperhitungkan semua secara matang sebelum terlambat dan dia ketahuan.
Tentu saja itu tidak diinginkannya.
Mengenai profesinya, sudah dibilang bukan bahwa dia sudah gantung raket? Lalu apa yang diurusnya saat ini? hei bukankah aku sudah memberi banyak clue, tidakkah kalian dapat menebaknya?
Baiklah baiklah, aku akan lebih memperjelasnya di chapter ini agar kalian tidak semakin penasaran hingga membuat aku dan Taecyon terganggu. Hahaha
Setelah bersiap, Liliyana memutuskan untuk langsung pergi. Ia sudah menyiapkan semua keperluan Nickhun untuk siang ini dan oleh karena itu ia bisa keluar lebih lama.
Ia memutuskan untuk naik taksi, didalam ia sibuk menelfon seseorang yang sudah sangat lama menghubunginya. Ia berbicara basa basi diawal hingga mereka masuk di inti pembicaraan.
"Ya, aku tau... ah jangan fikirkan soal bayaran, kurasa aku sudah cukup senang bisa bergabung disana,"
"Bagaimana bisa? Kau adalah yang terhebat dibanding yang hebat, tentu saja kita harus menghitung bayarannya."
"Bagaimana kalau itu kita bicarakan saat aku sampai disnaa? Ada hal yang juga harus aku katakan padamu."
"Baiklah, sampai jumpa bulan depan Ms. Liliyana."
"Ya, " Liliyana mematikan telfonnya dan memasukkan handphone kembali kedalam tasnya.
Ia sampai di tempat tujuannya untuk kemudian turun, ia tidak perlu menunggu terlalu lama karena dia sudah membuat janji terlebih dahulu. Lagipula ia kesini hanya untuk memastikan kesiapannya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Marriage [Completed]√
FanfictionPrivate on some chapter, Sorry :) Bagaimana jika kau sudah menikah namun tidak merasakan bahagia sedbikitpun? Bagaimana jika kau merasa terjebak akan pernikahanmu sendiri? Bagaimana jika profesimu tidak mengizinkan kau menikah saat ini? Apak...