Empat Belas
Ia berlari cepat dengan jantung yang berdegup cepat kearah kamarnya. Tapi ia tak menemukan Lili disana. kamarnya rapi dan semua terlihat bersih, curiga, ia membuka lemari Liliyana.
Lemari itu pun bersih, saking bersihnya tak ada apapun disana.
Ia malah menemukan secarik kertas yang ditempel dilemari itu.
Maafkan aku, Terimakasih dan Selamat Tinggal :)
***
Liliyana sampai ditempat yang sudah sejak lama ia rencanakan bersama Taecyon. Yah, Taecyon memberikannya sebuah kunci didalam kotak itu, Taecyon juga menaruh handphone yang didalamnya berisi kontak yang bisa dihubungi Liliyana jika ia ingin bekerja demi membunuh waktu.
Taecyon menyiapkannya sedemikian rupa, sudah dibilang bukan bahwa dia mulai menyayangi Liliyana? Jadi, tidak ada salahnya ia total dalam membantu wanita yang disayanginya.
Tapi hei, jangan salah paham dulu. Meski Taecyon mengatakan mulai menyayanginya tidak berarti rasa sayang itu rasa sayang lelaki pada wanita, tidak...tidak... tidak.
Taecyon memang menyayangi Liliyana, tapi itu hanya sebatas dongsaeng kepada noonanya saja. Taecyon menyayangi Liliyana karena dia menyayangi Nickhun, Liliyana bagian dari Nickhun yang juga harus disayanginya.
Jadi buang jauh jauh pemikiran Taecyon mencintai Liliyana dari fikiran kalian. tidakkah kalian tau aku dan Taecyon sudah bersama? Ah baiklah... aku akan berhenti sebelum kalian menimpukku.
Ia masuk kedalam rumah itu dan menemukan banyak sekali barang barang yang dibutuhkannya. Sudah ada raket beserta seragam yang diperlukannya untuk pekerjaannya.
Tidak...tidak...tidak, kalian salah kalau berfikir dia akan menjadi atlit lagi. sudah dibilang bukan bahwa dia gantung raket? Jadi tidak mungkin dia kembali bermain.
Raket dan seragam itu memang untuk pekerjaannya, tapi bukan sebagai atlit melainkan sebagai pelatih. Yah, Liliyana melamar menjadi seorang pelatih badminton di sebuah club ternama di pulau Jeju.
Kenapa Jeju? Karena jaraknya yang jauh dari Seoul membuatnya bisa bebas menjauh dari Nickhun. Ia juga tidak akan mendampingi atlitnya bertanding karena itu terlalu beresiko.
Ia hanya melatih didalam gedung latihan saja dan pemilik club sudah menyetujuinya. Ah berbicara menjadi pelatih, kenapa dia tidak melatih di Indonesia?
Tentu saja itu terlalu beresiko dan dia tidak ingin perpisahannya bersama Nickhun tercium keluarga bahkan sahabatnya. Jadi, biarkan dia bersembunyi sejenak sampai ia bisa menemui mereka dan menjelaskannya.
Ah bukankah itu sulit? Tentu saja sulit, tapi mau bagaimana lagi, hidupnya harus terus berjalan. Ia juga harus menjaga cintanya pada Nickhun karena hanya itulah satu satunya yang ia miliki.
Dering handphone menyadarkannya dari lamunan singkatnya. Ia mengambil handphone dan menatap layarnya, Taecyon calling. Tanpa menunggu lama ia mengangkat telfon itu.
"Oh Taecyon-a,"
"Noona sudah sampai?"
"Sudah, aku baru saja sampai... terimakasih ya, rumahnya nyaman dan sesuai kriteriaku, aku akan menggantinya untukmu."
"Tidak usah noona, jangan mengganti apapun."
"Hei jangan menolak... tidak enak kalau begitu, mm bagaimana kalau kau pilih saja salah satu rumahku yang di Indonesia sebagai gantinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Marriage [Completed]√
FanfictionPrivate on some chapter, Sorry :) Bagaimana jika kau sudah menikah namun tidak merasakan bahagia sedbikitpun? Bagaimana jika kau merasa terjebak akan pernikahanmu sendiri? Bagaimana jika profesimu tidak mengizinkan kau menikah saat ini? Apak...