.
.
.
OoO
Happy Reading
OoO
.
.
.
Entah sejak kapan pemuda tampan itu terduduk di meja belajar dengan tatapan kosong. Ia tampak sedang melamun. Pikirannya ada pada gadis cantik dan manis bermata emerald yang di ketahui bernama Sakura.
'Haruno Sakura?' batinnya sambil tersenyum tipis.
Ia mengetahui nama gadis itu karna Sasuke, nama pemuda itu bertanya pada Sai saat sedang di atap.
Sasuke masih tak habis pikir kenapa hanya gadis itu yang ada di pikirannya. ' Mungkin dia berbeda dengan yang lain. ' pikirnya.
Tok Tok
"Masuk," sahutnya datar.
Krieeeettttt.............
"Kau sedang apa Sasuke?" ternyata orang yang mengetuk pintu adalah Uchiha Itachi, kakak kandung Sasuke.
Penampilannya sekilas mirip dengan Sasuke, hanya saja yang membedakan adalah rambut. Karna rambut Itachi lebih memanjangkan rambutnya. Dan garis wajah yang lebih dewasa dari Sasuke.
Menurut Sasuke, Itachi adalah sosok kakak yang sangat menyebalkan. Tapi, tetap saja mereka saling menyayangi.
"Menurutmu?" jawabnya dengan datar dan hanya melirik Itachi sekilas.
"Huh, bicara denganmu tidak ada gunanya,"
"Hn,"
"Hei, Ibu menyuruhmu turun, makan malam sudah siap," setelah mengatakan itu, ia berlalu turun
"Cepatlah!" teriaknya saat sudah berada di luar kamar Sasuke. Ia masih bingung. Kenapa adiknya datar sekali?
Itachi sudah lelah menghadapi adik tanpa ekspresinya ini.
'Sasuke terlalu datar,' pikirnya.Sasuke pun mendengus mendengar teriakan Itachi.Tanpa perlu di perintah dua kali lagi, Sasuke segera merapikan buku-buku yang bahkan tidak ada niatan untuk membacanya karena sejak tadi ia tidak bisa konsentrasi.
Bagaimana bisa konsentrasi? Jika pikirannya terpusat pada gadis yang mengalihkan perhatiannya. Haruno Sakura.
Sasuke segera turun untuk makan malam bersama keluarganya. Di meja makan semua orang sudah duduk di tempatnya masing-masing sembari berbincang ringan. Menunggu Sasuke mungkin.
Setelah Sasuke mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang bersebelahan dengan Itachi. Makan malam keluarga Uchiha berlangsung dengan tenang, hanya sekali-sekali terdengar suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Memang itulah ciri khas keluarga Uchiha. Tidak ada yang berbicara ketika sedang makan.
"Aku selesai," ucap Sasuke setelah menyelesaikan makanannya. Dan ia bersiap untuk kembali kekamarnya.
"Sasuke-kun?" panggil Ibunya yang ternyata juga telah menyelesaikan makan malamnya.
"Hn?" Sasuke mengurungkan niatnya untuk segera kembali ke kamar kemudian duduk kembali di kursinya.
"Besok hari Minggu kan?" tanya Ibu Sasuke, Uchiha Mikoto.
"Hn. Ada apa Kaa-san?"
"Bolehkah Kaa-san memintamu untuk menemani Kaa-san bertemu dengan sahabat lama Kaa-san?" tanya Mikoto lembut sambil tersenyum.
"Baiklah, aku akan menemani Kaa-san," Sasuke tidak bisa menolak jika yang memintanya adalah wanita yang telah melahirkannya.
.
.
.
Seorang gadis yang sangat cantik tersenyum manis pagi ini. Ia sangat senang akhirnya orang yang sangat di rindukannya sudah datang tadi malam dan mereka - mungkin hanya berdua - akan pergi entah kemana bersama orang tersebut.
Flashback On
Di sebuah kamar yang bernuansa merah muda. Seorang gadis terduduk di karpet berwarna merah lembut yang berada di depan tempat tidur. Dengan memeluk boneka beruang berukuran besar dengan warna pink tua. Masih sama seperti hari-hari yang lalu. Walaupun ia tampak ceria tapi hatinya merindukan kedua orang tuanya.
Putri tunggal keluarga Haruno ini masih memikirkan bagaimana keadaan orang tuanya yang berada jauh darinya. Italia.
Sejak 1 jam yang lalu tampak sepasang Suami-Istri yang baru mendarat di Tokyo, Jepang.
Mereka tampak sedang membicarakan - lebih tepatnya merencanakan - sesuatu untuk mengejutkan putri tersayangnya.Setelah menyelesaikan rapatnya (?) Mereka berdua menaiki tangga menuju kamar Sakura. Putri mereka.
Kini di depan mereka sebuah pintu berwarna putih berdiri kokoh dengan ada ukiran nama 'Sakura' diatasnya.
"3...2....-" dengan dipimpin sang Suami mereka menghitung mundur.
"1.....-"
"KEJUTAN!" dengan serempak mereka membuka pintu sambil tersenyum lebar pada orang di dalamnya.
Sedangkan gadis musim semi yang diberi kejutan oleh orang tuanya benar-benar terkejut bukan main. Pasalnya ia tidak menduga akan hal ini. Dalam benaknya orang tuanya akan lama berada di Italia, tetapi mereka sudah pulang dalam 3 hari ini.
Sakura hanya bisa menutup mulutnya sembari bangkit berdiri. Tak lama kemudian setetes air mata turun membasahi pipi chubbynya.
Mebuki, nama Ibu Sakura yang melihat putrinya mulai menangis pun mendekatinya lalu memeluk putrinya dengan sayang. Jujur saja jika harus memilih putri atau pekerjaannya, Mebuki lebih memilih bersama putrinya. Tapi karena tuntutan pekerjaan dan harus menemani sang Suami, mau tidak mau Mebuki harus meninggalkannya.
Karena jujur saja Mebuki sangat merindukan putrinya. Ia tidak ingin berada jauh dari Sakura.
"Ibu," lirih Sakura membalas pelukan Mebuki.
"Kaa-san sangat merindukanmu sayang. Hiks," ucap Mebuki sambil menangis.
"Aku juga Kaa-san, Sakura sangat merindukanmu, merindukan -hiks- kalian," sambil menangis ia kembali melanjutkan perkataannya.
"Sakura pikir -hiks- kalian tidak me -hiks- menyayangiku sampai meninggalkanku -hiks-"
"Siapa bilang nak?" Ayahnya menyahut. Sembari berjalan mendekat," Kami sangat menyayangi dan mencintaimu" Sambungnya.
Sakura melepaskan pelukan Ibunya dan beralih memeluk sang Ayah. "Tou-san,".
Malam ini biarkan mereka melepaskan rindu antar orang tua dan anak.
Flashback Off
.
.
.
See you! Next chap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Of Love [Completed]
Romance•SasuSakuFanfiction• Highest rank #Rank7 in ssl #Rank17 in narutofanfic #Rank45 in ss Cinta itu adalah takdir. Karna takdir telah mempertemukan dua orang untuk saling mencintai. Itulah yang di alami oleh seorang gadis polos bernama Haruno Sakura. Ia...