[DOL] chapter 24

6.6K 438 19
                                    


.

.

.

OoO

Happy Reading

OoO

.

.

.


"A-ayah?"

"Hn,"

Rona tipis muncul di kedua pipi chubby Sakura saat mendapati Fugaku tengah menatap mereka dengan pandangan datar.

"Bagaimana keadaanmu Sakura?" tanya Ayah Sasuke datar dan berjalan mendekat ke arah ranjang Sakura.

"Baik, Ayah," jawab Sakura sembari tersenyum tipis menatap Fugaku yang balik menatapnya lembut.

"Aku pulang dulu," ucap Sasuke tiba-tiba memecahkan keheningan tersebut.

"Istirahatlah, Nak," sahut Fugaku menepuk pelan pundak Sasuke.

"Hm, aku pulang dulu," pamit Sasuke menatap Ayahnya datar kemudian menatap gadis yang menempati posisi pertama di hatinya dengan tatapan dalam. "Aku pulang," ucap Sasuke pelan yang mendapat respon sebuah senyum manis dan anggukan singkat dari Sakura.

"Hati-hati di jalan," sahut Sakura pelan.
Sasuk mengangguk sekilas dan melangkah pergi.

Kini hanya terdapat dua orang di kamar inap Sakura. Fugaku tampak sibuk membaca sebuah majalah di sofa ruangan tersebut.

"Kau menginginkan sesuatu?" tanya Fugaku tiba-tiba yang berhasil membuat Sakura mengalihkan perhatiannya kepada Fugaku.

"Tidak Ayah," jawab Sakura sembari tersenyum simpul.

"Jika kau kelelahan, lebih baik istirahat. Biar Ayah yang berjaga disini," ucap Fugaku datar namun tersirat nada peduli disetiap ucapannya. Jelaga hitamnya menampakkan raut khawatir dan cemas.

"Iya Ayah, Terimakasih," ucap Sakura ramah. "Apa Ayah sudah makan?" sambung Sakura dengan mengajukan sebuah pertanyaan.

"Hn, sudah," jawab Fugaku datar.

Sakura mengangguk merespon ucapan Ayah dari seseorang yang menempati posisi kedua sebagai laki-laki di hidupnya. Tentu saja yang pertama adalah Ayahnya.
Hening kembali mengisi diantara keduanya, Sakura menatap langi-langit dengan pikiran yang menerawang.

Merasa lelah, Sakura mulai memejamkan matanya. Namun sebelum itu terjadi, ketukan di pintu membuatnya kembali terjaga.

Tok tok tok

Fugaku berdiri dan mengernyitkan dahinya saat seorang pemuda seumuran dengan Sasuke berdiri di ambang pintu. Netra jelaganya menatap Sakura yang tampak bingung dengan situasi tersebut.

"Gaara?"

"Konbanwa," sapa pemuda tersebut seraya menunduk sejenak ke arah Ayah Sasuke. Ia tersenyum menghampiri gadis yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Gaara setelah sampai di samping sang gadis.

"Lebih baik," jawab Sakura biasa.

Fugaku terlihat sibuk membaca majalah di tangannya, namun sesekali ia akan melirik interaksi kedua sejoli tersebut.

"Maaf untuk kejadian waktu itu," sahut Gaara dengan suara pelan.

"Aku sudah memaafkanmu," ucap Sakura.

Destiny Of Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang