Epilog - Destiny Of Love

13K 545 27
                                    


.

.

.

OoO

Happy Reading

OoO

.

.

.


Bunga Sakura bertebaran dimana itu adalah musim semi tiba. Musim yang sangat dinantikan karena kita bisa melihat indahnya Sakura yang berjatuhan dengan nuansa yang indah. Bertepatan dengan itu juga, seorang gadis cantik memakai gaun putih yang sangat indah menitikan air matanya di halaman sebuah rumah yang tampak di penuhi dengan berbagai manusia.

Sakura, menatap ratusan undangan yang kini sedang menikmati hidangan dan hiburan dengan penuh tawa dan senyum.
Sebuah senyum manis tersemat di bibirnya walaupun ada setitik air mata yang jatuh. Akhirnya hari yang ia nantikan tiba, hari dimana ia mempunyai tanggung jaeab sebagai seorang istri. Hari dimana ia berganti marga, dan hari yang akan ia lewati bersama dengan sang suami apapun yang terjadi. Bersama. Selamanya.

"Riasanmu bisa rusak jika menangis seperti itu,"

Sebuah suara mengagetkannya, Sakura menolehkan kepalanya menatap seorang gadis cantik yang di balut dengan gaun renda berwarna biru dongker yang memperlihatkan bahu mulusnya sedang menatapnya.

"Aku hanya bahagia," sahut Sakura ramah, tak lupa dengan senyuman yang mampu membuat para lelaki segera meliriknya.

"Selamat," sahut Hinata dengan sebuah senyum tipis. Sebelah tangannya menjabat tangan Sakura.

Pertemanan mereka sangat unik bukan? Dari yang awalnya musuh, bisa menjadi dekat. Walaupun sejak awal Sakura tidak pernah menganggap Hinata sebagai musuhnya. Namun perubahan pada diti manusia pasti akan terjadi. Dan Hinata sudah meminta maaf dan ia memaafkannya. Mereka pun akhirnya menjalin pertemanan yang berujung pada persahabatan.

Hinata juga menyesali perbuatannya yang ia anggap labil pada waktu itu. Kini, ia juga telah menemukan kebahagiaan, ia tau jika tidak ada kebahagiaan yang akan bertahan jika merebut kebahagiaan orang lain. Dan masa lalunya mengajarkan ia menjadi pribadi yang lebih baik. Dan sungguh, Hinata senang dengan kehidupannya yang sekarang.

"Kapan kau akan menyusulnya?" tiba-tiba sebuah suara yang sangat mereka kenali membuatnya Hinaa dan Sakura menatap gadis cantik berambut pirang yang saat ini sengaja Ino uraikan. Pertanyaan tersebut di ajukan untuk Hinata, karena Ino menyenggol bahu Hinata pelan. Di ikuti oleh seorang gadis berambut merah, Saara.

"Kau sendiri kapan?" sahut Hinata diiringi senyuman tipis.

"Sai masih mau bersabar menungguku," jawab Ino diikuti dengan leletan lidahnya. Kedua perempuan yang menatap mereka pun terkekeh kecil melihat kelakuan Ino.

Hinata hanya menghela nafas pasrah melihat kelakuan sahabatnya yang menurutnya sangat kekanakan, "Find lah,"

Dan yang terjadi selanjutnya adalah, mereka yang kembali bercerita dengan riang seakan hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan. Tapi, benar begitu bukan? Satu sahabat merasakan kebahagiaan, maka yang lain juga akan merasakannya.

.

.

.

"Sendirian?" tanya Saara sembari menatap pemuda di hadapannya yang kini menolehkan kepalanya menatapnya.

Destiny Of Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang