"Jiji-sama aku pulang dulu"
Hinata membuka pintu restoran itu dengan tergesa-gesa."O-oh, ya. Hati-hati Hinataaa"
Jiraiya menatap kepergian Hinata dengan senyum hangat, bagaimanapun ia tahu kalau hari ini adalah hari Ulang Tahun Ayah nya Hiasi. Karna itu Hinata pulang lebih awal.Yah.. bagaimana pun Hiasi adalah mantan koki di Restoran yang didirikan nya saat ini, Hiasi sangat membantu dalam pengembangan usaha nya saat ini.
Menciptakan makanan-makanan dengan resep yang berbeda. Tidak heran jika Hinata mewarisi kemampuan luar biasa dari ayah itu.
Tapi beberapa insiden membuat Hiasi harus berhenti menjadi seorang koki, penyakit yang ia alami saat saat ini membuat nya mudah kelelahan dalam menjalani perkerjaan nya dan juga insiden kematian istri nya meninggal enam yang lalu membuat harus berhenti dari perkerjaan nya.
........
Hinata mengayuh sepeda nya dengan putaran yang sangat cepat, menyusuri jalanan Tokyo yang sangat padat.
Mata indahnya melirik ke jam tangan yang terletak di tangan kiri nya,
"L-lebih cepat, aku bisa melewatkan ulang tahun nya Tou-san lagi"
Ia harus sampai tepat waktu untuk ke merayakan ulang tahun ayah nya, bagaimanapun tahun lalu ia melewat ulang tahun ayah nya, yang berakhir Ayah meraju selama seminggu dan mendiami nya.
Bibir itu tersenyum manis mengingat akan hal itu
"Tunggu aku Hana-chan, Tou-san"
..........
Hari sudah mau menujukkan malam akan segera tiba, di sebuah perumahan kumuh Tokyo
Tampak seorang pria yang duduk menghadap jendela.Mata perak itu menatap hamparan langit jingga nan indah yang akan segera berakhir sebentar lagi
Pikiran nya kembali ke Gadis manis cantik yang saat ini ia tunggu, untuk merayakan ulang tahun nya.
Hiasi selalu memikirkan puteri sulung nya Hinata, ia selalu memikirkan apa yg Hinata lakukan setiap saat
Apakah gadis itu memiliki banyak teman? Apa ada yg mau bergaul dengan nya? Membawa nya sekedar untuk berjalan-jalan seperti anak lainnya?
Hiasi menutup mata nya, hal itu tak mungkin terjadi bagi nya
Kalaupun Hinata memiliki banyak teman Ia hanya memiliki sahabat yang bisa di percaya nya, teman bergaul pun pasti hanya Sakura.Hiasi selalu memikirkan bagaimana masa depan puteri sulungnya itu, bagi setiap orang ayah yang baik adalah ayah yang memikirkan masa depan anak-anaknya. Dan Hiasi ingin masa depan anak-anak nya cerah.
Mata itu masih terpejam menikmati angin sore, ia teringat akan mendiang istri yang telah meninggal enam tahun yang lalu. Kalau Hikari tau bagaimana mengurus keperluan anak-anaknya, sebaliknya dirinya yang hanya diam dirumah dan menunggu kedua puteri nya merawat dan menyiapkan makanan untuknya.
Airmata itu merebas pelan keluar dari pelupuk mata yang masih tertutup. Ia merasa menjadi ayah yang menyedihkan bagi kedua puteri nya. Ia tidak tau harus melakukan apa untuk masa depan kedua puteri nya.
Saat ini ia tau bahwa penyakit yang merogoki nya saat ini semakin ganas. Dan tak ada harapan bagi penyakit ini untuk sembuh.
Bagaimana jadi nya jika ia pergi dan meninggalkan kedua puteri nya,
Andai saja ada seseorang yang menjaga kedua anak nya saat pergi nanti mungkin ia akan lebih tenangKedua mata itu terbuka lebar, 'seseorang yang menjaga kedua anaknya' ia teringat akan seorang pria yang sangat ia percaya mungkinkah orang itu mau membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Story Together Yourself
Fanfictionawalnya hanyalah sebuah pertemuan yang tak disengaja antara Hyuga Hinata dengan pria yang dianggapnya Maniak karena dengan lancangnya berani menyimbak rok sekolahnya dari belangkang.