Problem

3.7K 147 2
                                    
















Tok... tok

"Naru-kun"

"Naru-kun!"

"Naru-kun!!"

Urat kekesalan muncul di dahi wanita yang sejak tadi memanggil putera nya yang berdiam diri di kamar sejak tadi.

"Narutoo Makan malam sudah siap turunlah ke bawah tou-chan mu sudah menunggu!"

Gedoran pintu dari wanita paruh baya itu cukup membuat kelopak mata tan itu terbuka kecil.

Mulut nya menguap mengeluarkan bau tak sedap mata saphier itu melirik ke jam yang terpampang di dinding kamar nya.




06:47 p.m

Naruto bangkit dari posisi terlentang nya mengusap surai pirang nya

"Sebentar kaa-chan aku akan turun 10 menit lagi"

Sebelah alis kanan wanita paruh baya itu terangkat ke atas.

"Kau bersiap-siap Naruto"

"Belum"

"Baiklah cepat selesai kan urusan mu dan turun ke bawah makan malam sudah siap"

Derap langkah dari wanita itu menanda kan bahwa wanita itu sudah sejak tadi pergi.

Sedangkan Naruto pria itu masih duduk termenung akan apa yang ia hadapi ke depan nya.

Pria itu berdiri mengambil handuk orange milik nya.

Sepuluh menit berlalu Naruto menuruni tangga rumah nya menuju ruang makan mewah milik keluarga Namikaze.

Kushina dan Minato menatap lembut putra semata wayang mereka dengan senyum manis yang tercetak di wajah kedua nya.

"Mari duduk di sini Naru-kun kursi ini sudah di sediakan untu-"

Wanita paruh baya itu terdiam saat Naruto berjalan mengambil tempat duduk di seberang meja

Ada rasa kekecewaan yang di rasakan Kushina saat ini putra nya memilih duduk di seberang meja.

Minato tersenyum kecut atas penolak kan putera nya.

Satu-satu persatu para pelayan rumah di masions Namikaze itu masuk membawa kan hidangan yang sudah di sediakan.

Suara dentingan dari piring yang terpacu dengan sendok dan garpu menghasilkan suara sunyi di ruang makan besar itu.

Tak ada satu pun dari mereka yang ingin memulai pembicaraan

Sampai pada akhir nya.

"Naruto mengenai perjodohan ini, besok kita akan menemui keluarga gadis itu?"

Naruto terdiam tangan yang sejak tadi memegang sendok itu berhenti
Tangan tan itu meremas sendok menahan emosi nya.

"Oh ya Naru-kun gadis itu sangat manis kau akan sangat menyukai nya?"

Surai kuning itu terangat menatap ayah dan ibu nya datar ia benci setiap pertanyaan yang seolah ia setuju dengan semua hal ini

Tangan dari kepala keluarga Namikaze yang sejak tadi sibuk memotong makanan kini berhenti

Tangan besar berwarna cokelat itu meraih cawan yang berisi kan air dingin bibir tipis yang sama dengan putera nya itu menyentuh mulut cawan menegak air melalui mulut ke tenggorokan.

Mata saphier cerah itu menatap serius putera nya

"Dengar Naruto aku tau kau tidak setuju dengan perjodohan ini. Tapi tou-chan ingin kau menerima ini dengan bijak. Lagi pula ini demi kebaikan mu dan gadis itu"

My Love Story Together YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang