Bicycle

6K 527 36
                                    


"aaarrrggghhh....  Dasar bangsatt" umpatan Jin untuk yang kesekian kali masih saja keluar dari mulutnya,  walau ia baru saja selesai mandi untuk menyegarkan otak dan tubuh nya namun tetap saja kejadian Namjoon yang mengambil paksa sepedanya beberapa jam yang lalu masih terngiang dikepalanya.

Jin mengacak rambut nya frustasi lalu berjalan menghampiri printer photo yang terletak tidak jauh dari meja belajarnya. Ia mengambil selembar foto yang baru saja di cetak. Lalu meletakkannya pada dinding khusus untuk menempelkan foto.

"Dasar pencuri" ucap Jin sambil menusuk foto Kim Namjoon yang baru ia tempel menggunakan jarum.

"apakah sakit? " lagi Jin menusuk foto tersebut di bagian kepala dan wajah.

"sakit huh?" masih terus menusuk foto menggunakan jarum,  Jin sangat tidak suka kendaraan kesayangannya diambil sekalipun oleh orang yang ia sukai.

"kau mengambilnya" tusuk, tusuk.

"tapi aku akan mengambilnya kembali" tusuk, tusuk,  tusuk.

Selain foto Kim Namjoon yang Jin pajang,  masih banyak lagi foto-foto yang terpajang disana.

Hampir semuanya adalah foto pemandangan,  hewan ataupun pepohonan.

Foto-foto tersebut bukan hanya sekedar foto namun kenangan diaman ada 3 pemuda SMP yang selalau bermain bersama dulu.

***

Hari ini adalah hari minggu, setelah semuanya siap Jin bergegas menuju rumah Namjoon.

Ia berjalan menaiki anak tangga yang cukup tinggi berhenti sebentar untuk memastikan jika rumah diatas nya adalah rumah Namjoon.

"Namjoon-ah" Teriak Jin setelah ia berada di tepi rumah Namjoon.

"Kim Namjoon!" Jin mencoba mengintip melalui jedela.

Tidak ada jawaban,  ia berjalan menuju depan rumah untuk menekan bell.

"Namjoon-ah" sesekali Jin mendongak kan kepalanya keatas pagar untuk berteriak lebih keras.  Namun sepertinya tidak ada orang dirumah atau mungkin ada tapi berpura-pura tidak mendengar dan mengabaikannya.

"Kim Namjoon!" Jin tidak menyerah begitu saja ia masih setia menekan bell berharap pemilik rumah terganggu dengan teriakan dan suara bell yang terus berbunyi.

"Kim Namjoon! " Jin masih saja berteriak namun kali ini ia beralih kesamping rumah dimana terdapat jemuran pakaian.

Tiba-tiba Jin mendapat ide,  ia mengambil seragam putih milik Namjoon yang tergantung pada jemuran, merogoh saku baju dan ia sesikit terkejut saat menemukan kertas lusuh yang ternyata adalah nomor handphone. Ia menyimpannya lalu mencium aroma dari baju tersebut Wangi Kim Namjoon.

Kemudian dengan paksa ia menarik satu butang kancing bagian atas baju.

EERRRKKK...  CUUHH..!!

jin meludahi baju Namjoon lalu membuangnya asal dan pergi begitu saja.

Tidak hanya sampai disitu, bukan Jin namanya jika ia tidak menemukan Namjoon.

Jin berhenti di sebuah Bengkel Karna melihat motor Namjoon terparkir di depan bengkel tersebut.

Baru saja Jin ingin bertanya kepada pemilik kedai, ia melihat Namjoon datang mengendarai motor bersama seorang perempuan.

Tanpa basa basi lagi Jin langsung mendatanginya.

"Dimana sepedanya? " Jin bertanya namun Namjoon tidak menjawab. Ia turun setelah perempuan yang di boncengkan tadi turun terlebih dahulu.

"Dimana aku bilang! " kali ini Jin sedikit meninggikan suaranya geram karna tidak mendapat jawaban dari Namjoon.

Ia menarik baju Namjoon yang langsung ditepis kasar oleh sang empunya.

Sedangkan perempuan yang tadi bersama Namjoon masih setia berdiri dan hanya memperhatikan sambil sesekali menghisap rokok.

"Berikan sepedaku, atau kulaporkan pekerjaan dibawah umur ini"  Setelah mengucapkan hal tersebut pemilik bengkel langsung keluar.

"apa kau bilang bangsat? " Sang pemilik bengkel terlihat marah karna ucapan Jin. Intinya pemilik kedai sekaligus bengkel ini tidak ingin kehilangan pekerjanya yang rajin seperti Namjoon hanya karna bocah tengik yang melapor kepada pihak berwajib. Bisa-bisa ia dipenjara dengan tuduhan memprostitusi anak.

Jin sedikit berlari menjauh untuk menghindari hal yang tidak di inginkan.

Namjoon keluar dari dalam kedai dengan jaket kulit yang biasa ia pakai karna sebelumnya ia harus memakai jaket bertuliskan 'bakery' dipunggungnya. Yah,  pekerjaan sambilan Namjoon adalah pengantar roti keliling.

"yakk!!  Kemari kau! " pemilik kedai berusaha untuk menangkap Jin dan di hadiahi lemparan kain kotor namun Jin berhasil menghindar.

"aku pergi" ucap Namjoon sembari merogoh kunci motornya di saku.

"hey,  kau bangsat!" ucapan tersebut ditujukan kepada Jin yang berlari terbirit-birit karna sang pemilik kedai benar-benar mengejarnya tapi hanya sampai jalan di depan kedai.

"Siapa bocah itu? " tanya perempuan yang sedari tadi berdiri menunggui Namjoon menghidupkan motor.

Namjoon tidak menjawab,  ia mulai melajukan motornya setelah perempuan tadi duduk dibelakangnya dan membuang putung rokok sembarangan.

Jin yang tengah bersembunyi dibalik tembok dan melihat semua nya, lebih tepat nya melihat Namjoon yang memboncengkan seorang perempuan membuatnya merasa kecewa.

Ia memejamkan mata sejenak dan menundukkan kepalanya memandngi bebatuan di bawah kakinya.

***

Malam sudah tiba ketika Namjoon kembali menemui boss nya di bengkel yang sedang duduk santai sengan segelas kopi di tangannya. Ia melihat Namjoon membuang rokok.

"Dasar kau! Sudah kubilang jangan merokok di depan kedai" Namjoon tidak menjawab ia hanya menundukkan kepalanya meminta maaf.

"Dia juga tidak ada di kontrakan-kontrakan murah? " Pemilik kedai mengalihkan pembicaraan.

Namjoon hanya menguk mengiyakan.
"auw,  perih. Nyamuk-nyamuk sialan" kali ini pemilik kedai memarahi nyamuk yang baru saja menggigit lenganya.

"Sampai jumpa boss" dua orang pegawai yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya keluar dari kedai untuk memberi salam hormat kepada boss mereka.

"bawa sendal kalian bodoh" ucap sang boss yang tidak lain dan tidak bukan adalah pemilik kedai.

"Baik" jawab mereka serentak.

"kenapa kau mencarinya?  Katanya dia sudah bebas tiga bulan lalu"

"cuma... " Jawab Namjoon ragu.

"cuma apanya? Menghabiskan upah mu saja"

"Siapa sih dia? " Pemilik kedai menunggu jawaban Namjoon,  namun ia hanya diam dan menundukkan kepalanya.

"Dasar kau tak mau bicara.  Tunggu sampai dua hari lagi" kali ini pemilik kedai berdiri dan meninggalkan Namjoon.

Namjoon membungkuk ringan walau pemilik kedai tidak akan melihatnya. Kemudian mengambil kembali rokok yang telah ia buang.




* * *



Gimana?  Baper gak  😂. Penulis gak nyerah loh walau gak ada pembacanya. Hmmm...  See you next chap.  😀

NamJin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang