Like

3.4K 296 12
                                    

FLASH BACK ON

Saat itu seorang siswa SMP terlihat menonton pertunjukan music jalanan yang tengah membawakan lagu musim semi.

Tidak jauh dengan siswa tadi, ada siswa lain yang juga berada di sekitar area. Ia sedang memotret pemandangan sekitar, namun kameranya tidak sengaja menangkap siluet namja sebelumnya.

Siswa yang membawa kamera tadi bergegas menghampiri siswa yang tengah berdiri memperhatikan penampilan musik di depannya.

Dengan langkah hati-hati siswa yang membawa kamera mendekati siswa lain yang berada cukup jauh dengannya. Setelah sampai disebelahnya siswa tadi menghela nafas sebelum berucap.

"aku Kim Seokjin" ucapnya masih terus memandang kedepan.

Siswa di sampingnya tidak kunjung menjawab membuat Jin sedikit malu, lalu dengan ragu-ragu ia menginjak kaki siswa disebelahnya.

Siswa tersebut meringis sakit sebelum menjawab "Kim Namjoon".

Jin tersenyum bahagia, namun senyumannya hilang saat Namjoon pergi untuk melihat pertunjukan musik lebih jelas.

Jin yang menyadarinya tidak langsung mengikuti Namjoon, justru ia mengambil kameranya dan bergegas untuk memotret Namjoon.

Jin sedikit maju dan menerobos masuk ke selah-selah penonton demi mendapatkan foto Namjoon.

Seakan mengerti Namjoon hanya dapat memandang Jin heran lalu dengan isyarat telunjuk yang mengartikan satu 'please satu foto'.

Jin berdesak-desakan dengan penonton lain membuat dirinya terombang ambing kesegala arah. Namjoon yang melihat hal tersebut merasa lucu dan tanpa di sadari ia tersenyum lebar melihat tingkah Jin 'sangat imut'.

Itu adalah pertama kalinya jin berkenalan dengan Namjoon. Serta pertama kalinya ia memiliki ketertarikan kepada sesama namja.

FLASH BACK OFF.

Namjoon masih mengingat dengan jelas awal pertemuannya dengan Jin. Bahkan ia masih mengingat kenangan-kenangan manis saat bersama dengan Taehyung dan Jin.

Namjoon mulai terbawa emosi, jantungnya berdetak lebih kecang dari sebelumnya.

"entah dengan yang lain, tapi aku tak takut dengan mu" Jin memandang Namjoon lembut, lalu mengambil sepatu putih yang ia simpan di dalam kotak.

"aku masih punya ini" ucapnya lagi menunjukkan sepatu yang hanya sebelah bagian tersebut kepada Namjoon.

Namjoon tidak menjawab ataupun menyahut, ia segera merobek paksa foto-foto yang tengah ia pegang.

"jangan khawatir, aku punya bentuk digitalnya.. " tangan Jin tergerak untuk memunguti serpihan foto.

"aarrkkkhhh.. " Jin mengaduh sakit saat tiba-tiba rambutnya dijambak oleh Namjoon ketika dirinya sedang memungut serpihan foto disekitar Namjoon, membuat wajahnya berada dekat dengan Namjoon.

Mata mereka saling bertemu. Pandangan Namjoon yang penuh mengintimidasi dan terlihat jeras rasa ketidaksukaannya terhadap perilaku Jin. Semuanya membuat Namjoon muak.

"kau menyukai ku? " tanya Namjoon dengan rasa jijik.

Jin tidak menjawab, ia memandang Namjoon penuh harap.

"Cuiiihhh... Keparat! " Namjoon meludahi wajah Jin.

"dasar gila! Cuiihh.. Cuiihh.. " Jin hanya menutup matanya pasrah dengan perlakuan Namjoon.

"jangam dekat-dekat dengan aku. Aku bunuh kau! " Namjoon memberi amaran kepada Jin dan membenturkan kepala Jin pada tempat tidur.

"arrgghh..." lagi-lagi Jin mengaduh sakit. Air matanya ingin sekali ia keluarkan tapi tidak bisa.

Namjoon berdiri menghampiri pakaian yang di gantung pada tembok berharap menemukan uang disana, mengambil uang tersebut lalu membuang pakaian nya asal.

Belum cukup, ia mencoba mencari uang di tempat lain. Ia segera mengambil tas yang tergeletak diatas meja mengeluarkan isinya dan membuangnya asal, sampai ia menemukan sebuah dompet dan mengambil semua isinya.

Namjoon bergegas pergi sambil membuka jaket namun sebelum ia pergi, jin memanggilnya "Kim Namjoon" Namjoon berhenti di depan pintu tanpa menoleh dan hanya memperlihatkan punggungnya.

Jin mencoba berdiri dan mengabaikan rasa sakit yang menerpanya.

"bawa ini" Jin melemparkan sepatu putih yang dulunya adalah milik Namjoon kearah Namjoon. Hampir saja sepatu tersebut mengenai Namjoon entah sengaja atau tidak tapi sepatu tersebut mulus mendarat di depan Namjoon.

Namjoon tidak mengambilnya dan langsung pergi meninggalkan Jin.

Jin memandang kepergian Namjoon dengan air mata yang sudah jatuh di pipinya.

Dalam perjalanan Namjoon masih memikirkan setiap perilaku Jin selama ini terhadapnya. Tiba-tiba saja ia merasa mual dan pusing lalu ia memberhentikan motornya di tepi jalan.

Namjoon berniat duduk untuk menghilangkan rasa mual, namun perutnya semakin menjdi dan langsung memuntahkannya di bawah tiang lampu.

Memikirkan Jin membuat Namjoon jijik dan muntah. Seorang Kim Seokjin menyukai Namjoon yang jelas-jelas normal.

"Hueeekk.... Uhukk... Hueeek.... "

"hosh... hosh..."

Setah memuntahkan isi perutnya Namjoon mencoba menenangkan diri dan mendudukkan dirinya di motor. Sesekali mengelap bibirnya dan meludah untuk menghilangkan rasa pahit di mulutnya.

Skip.

Jam menunjukkan pukul satu pagi saat Namjoon keluar mengendarai sepeda menuju rumah Jin.

Setelah samapai, Namjoon dengan hati-hati menaikkan sepeda yang ia bawa di tembok rumah Jin.

Jin yang saat itu belum tidur dan mendengar suara-suara di samping rumahnya langsung membuka pintu dan melihat Namjoon sedang memanjat tembok rumahnya.

Jin memandang Namjoon lega, ternyata bukan pencuri pikirnya. Ia segera keluar menghampiri Namjoon yang kemudian duduk diatas tembok.

Sebenarnya Jin sangat imut malam ini, ia mengenakan baju dan celana yang sedikit kebesaran di tubuhnya di tambah poni yang baru beberapa hari ia potong sendiri terkesan berantakan tapi manis.

Namjoon merogoh saku nya dan mengeluarkan uang yang sudah ia ambil dari Jin petang tadi.

Jin tidak langsung menerima uang tersebut. Ia justru mendorong bahu Namjoon menggunakan kakinya.

"buuuaaakkk..." satu tendangan tidak cukup oleh Jin mengingat perlakuan Namjoon terhadapnya.

"buuaakkkk.. " Namjoon tidak berniat untuk melawan.

"puuuaakkk.. " satu pukulan terakhir pada kepala Namjoon membuat ia merunduk.

Jin mendudukkan dirinya disamping Namjoon. Melihat Jin yang mengabaikan uang ditangan Namjoon membuatnya semakin merasa bersalah dan megacungkan uang nya didepan Jin.

Jin mengambilnya dan menyimpannya di saku.

Sepanjang mereka duduk bersama hanya di habiskan dengan memandangi rembulan yang bersinar terang.

Angin yang cukup kencang tidak membuat keduanya kedinginan karna dibalik baju mereka masing-masing ada sebuah benda yang disebut jantung sedang berolahraga dan mengeluarkan aura hangat yang menyebar.

Jin mengalihkan pandangannya untuk menatap Namjoon. Setidaknya Namjoon tidak membenci Jin karna telah mengetahui perasaannya. Diam-diam Jin tersenyum manis menampikan sederet giginya yang rapih.

Sebenarnya, Namjoon tahu sedang di perhatikan tapi ia tidak ingin ambil pusing dan membiarkannya.

Jin mengajak Namjoon akhir pekan ini mengunjungi sungai tempat dimana mereka sering bermain dulu.

Sudah lama setelah Namjoon berubah menjadi seperti sekarang, mereka tidak pernah bermain bersama lagi.

Namjoon tidak menjawab ajakan Jin tapi Jin tahu Namjoon menerima ajakannya.

.
.
.
.
.

T. B. C

NamJin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang