Tenda Medis

10 1 0
                                    

Aroma menyengat menembus dinding masker Dee. Sebagian orang berteriak kesakitan akibat jahitan kecil oleh dokter. Sosok yang tak asing terlihat berada di pojok tenda menghadap jendela kecil yg ada di tenda. Dee mencoba mendekat kearah gadis itu.
"Pantai yang mengerikan bukan?" Ucap Dee lirih ke arahnya.
" iya" jawab gadis itu sambil menoleh kearahnya.
"Kamu.. kamu seperti tak asing di kepalaku. Ahhh sakitt" ucap Dee sambil memegang kepalanya
"Eh kenapa, kamu kenapa? Sini duduk, mungkin kamu terlalu capek."tanya gadis itu.
"Ahh ini sudah biasa terjadi. Hmm apakah gelang yang kau pegang itu milikmu? Seperti gelang persahabatan ya?" Tanya Dee saat melihat gelang yang sama miliknya.
"Iya, ini milikku, milik kami berempat. Dulu aku punya empat sahabat, kami punya gelang yang sama. Tapi ada salah satu diantara ketiganya yang tidak kusukai." jelas gadis itu
"Namaku Aina. Siapa namamu?"tanya Aina.
"Namaku.. Diana"jawab Dee berbohong. Dee ingin tahu siapa salah satu sahabat Aina yang dibencinya oleh karena itu Dee berbohong.
"Oh ya, tadi ceritamu terputus. Omong-omong siapa salah satu sahabatmu yang kau tak sukai?" Tanya Dee.
"Dia.. dia bernama Dee. Dee yang merebut orang yang kusuka, Dee yang membuat aku iri, dia punya segalanya, teman, sahabat, harta, bahkan satu sekolah kenal dengannya." Jelas Aina.
"Kamu kenapa kesini? Ada perlu apa?" tanya balik Aina
"Aku..aku sedang mencari seseorang"jawab Dee gugup.
"Siapa?"tanya Aina
"Nail. Kau tahu dia?"
"Tentu saja tahu. Dia wakil pengawas tenda ini, dia mengunjungi para korban untuk melihat perkembangannya. Kadang dia pergi ke rumah sakit untuk melapor dan mengambil obat yang dibutuhkan"jelas Aina.
"Ohh, dimana dia sekarang?"
"Itu, dekat pintu barat tenda"
"Okee terima kasih ya. Sahabat tidak akan membenci sahabat lainnya, sahabat saling menguatkan bukan menjatuhkan. Cobalah untuk mendekat dan mengerti Dee, mungkin kamu tidak akan membencinya lagi." pesan Dee.
"Diana," panggil Aina yang membuat Dee menengok.
"Asal kamu tahu, Dee yang membuat kami berempat naik pesawat ini. Seharusnya hanya Dee yang terpilih untuk penelitian, tapi dengan harta ayahnya dia membuat kami ikut dengannya. Sangat licik bukan. Seakan kami ini permainannya Ku harap dia sudah tiada." Ucap pedas Aina yang tidak terima nasehat Dee.
Dee tersenyum dan segera meninggalkan Aina, menyembunyikan tangis dalam keramaian tenda. Dee melangkah ke sembarang tempat, sampai akhirnya menabrak tubuh seorang pria
"Hiks.. maaf.."ucap Dee terbata-bata
"Eh kenapa nangis? Kamu sakit? Sepertinya kamu tidak terluka, Dee?" Ucap Nail yang menyadari bahwa gadis yang menabraknya adalah Dee.
"Tidak" Dee berlari keluar tenda, agar tidak banyak orang yang tahu kalau dia menangis.

The PlaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang