Dee!!!

6 0 0
                                    

Pagi buta Dee sudah terbangun, dan bersiap ke kantor. Kali ini dia tidak membawa motor atau mobil. Dia memilih naik bus transjakarta, mengurangi banyaknya kendaraan yang menumpuk dijalan.

"Hai Dee"sapa Nail.

"Hai. Lho kok bisa disini? Mau ke kantor?"tanya Dee

"Iyap, sekalian coba bus transjakarta bareng cewek gue"jawab Nail.

"Siapa?"tanya Dee.

"Lo lah. Siapa lagi?"jawab Nail.

"Ohh"

"Kok cuma 'oh'?"

"Terus suruh jawab apa?"tanya Dee dengan polosnya.

"Gak tau juga sih hehe. Btw alergi lo yang kemaren gimana?"tanya Nail

"Itu bukan alergi. Gue gak ada alergi seafood."jawab Dee

"Terus apa kalo bukan alergi?" Tanya Nail memancing Dee.

"Yaa gitu. Kantor lo dimana?" Ucap Dee mengalihkan pembicaraan

"Kok alihin pembicaraan sih? Muka merah pasti karena lo malu kan? Udah lah gak usah ditutupin gue udah tau. Liat aja sekarang, muka lo merah lagi"ledek Nail.

"Aish, sebel banget. Gak bisa diajak kompromi nih muka" kata Dee sambil mengusap wajahnya, sedangkan Nail tersenyum simpul.

"Udah-udah, kalo gue gombal-in lo gimana ya? Mungkin wajah lo makin kayak kepiting rebus" ledek Nail sambil tertawa, Dee hanya menunduk malu karenanya.

"Gue kerja di badan intelijen, hari ini gue mau promosi buat naik pangkat. Doain ya"jelas Nail

"Serius??jadi lo udah keterima? Congrats ya, semoga sukses." Kata Dee.

"Aamiin.."

"Udah sampe nih. Duluan ya."kata Dee saat bus telah sampai di halte sebrang kantornya.

"Be careful my lady" ucap Nail dengan suara sedikit keras ditengah keramaian, Dee tersenyum malu dan meninggalkan pintu bus.

Sesampainya di kantor, sekretaris Dee, yaitu Amalia menyampaikkan jadwal yang harus dilakukan oleh managernya.

"Assalmu'alaikum. Bu ini ada beberapa berkas yang harus ditandatangani. Lalu, cabang di kota Palu,Sulawesi Tengah mengalami penurunan pendapatan, dan mereka akan mengadakan rapat bersama kita di Hotel Ra**les sekitar pukul 5 sore, mereka juga menyelenggarakan makan malam bersama di hotel tersebut"papar Ama.

"Mengapa mendadak? "Tanya Dee.

"Tidak bu. Surat undangan telah sampai ke Ibu sekitar lima hari yang lalu. Mungkin saya bisa membantu mencarinya"tawar Ama dilanjutkan anggukan Dee.

"Ini Bu surat tersebut. Saya menemukan di tumpukan berkas lama"jelas Ama.

"Astaghfirullah. Kenapa bisa keselip. Oiya, yang ikut rapat dari pihak kita siapa saja?"tanya Dee.

"Bu Ema,bagian desain; Pak Sihab, peninjau harga dan keadaan pasat; Pak Anton, bagian perencanaan dan pengembangan cabang; serta saya sebagai notulen Ibu"jawab Ama.

"Hotel Ra**fles jauh dari kantor kita bukan? Hari ini saya tidak bawa kendaraan. Kamu bawa kendaraan?"tanya Dee.

"Enggak Bu. Tadi saya naik bus juga. Mungkin nanti kita bisa naik mobil Bu Ema?." jawab Ama

"Baiklah, nanti kamu bilang ke Bu Ema. Oiya, tolong panggilkan ketiga orang yang akan ikut rapat ke ruangan saya serta bahan yang akan dipresentasikan."pinta Dee.

"Baik,Bu"jawab Ama.

Pukul 16:10, rombongan Dee telah berangkat menuju tempat rapat yang telah disediakan. Tepat waktu, itulah prinsip yang dipengang teguh oleh Dee, meskipun ia harus membersihkan dirinya dikantor. Kebiasaan uniknya adalah menyimpan pakaiannya di loker pribadi.

The PlaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang