Akhir

4 0 0
                                    

"Good morning, Dee" sapa Aina membuka pintu kamar Dee.

"Oh, ada Nail juga disini. Good morning Nail" sapa Aina

"Aina, seharusnya kamu yang nunggu aku, bukan Nail. Kemana kamu saat aku sakit"rengek Dee.

"Wah, beautiful hair, right?"tanya Aina melirik Nail sambil memegang rambut Dee.

"Of course, with aroma vanili and i like that"goda Nail (lagi).

"Hey kalian bicarain apa sih. Aina jawab pertanyaanku"kata Dee mengalihkan pembicaraan.

"You know, i'm very busy. Papa buka cabang baru di kalimantan, dan aku harus bolak-balik kesana. Oiya ini aku bawa buah, cepet sembuh yaa" jelas Aina.

"Girls, ada yang mau aku urus sebentar. Mungkin kalian bisa bicara lebih khusus. Bye vanili" ucap Nail yang mengedipkan salah satu matanya.

Satu jam telah berlalu. Nail kembali ke kamar inap Dee. Terdengar suara kegaduhan didalamnya.Pihak keamanan berada di dalam.

"Jatuhkan senjata kalian, atau aku akan menarik pelatuk ke arahnya"ancam pria itu kepada polisi.

"Si..siapa kamu?" Tanya Dee gugup pada pria itu karena posisinya sudah terpojok

"Tak usah bertanya Dee. Ibumu yang mengirimku"jawab pria itu.

"Ibuku? Ibu keduaku? Mengapa?" tanya Dee dramatis.

"Karena dia ingin mengambil semua warisan ayahmu. Dan kau penghalang." Jelasnya.

"Tidak ada yang boleh menyakiti Dee."bela Aina yang sekarang tubuhnya ada di depan Dee.

"Aina, jangan. Ini urusanku dengannya."pinta Dee sambil mendorong tubuh Aina ke pihak polisi.

"Pilihan yang bagus, Dee" ungkap pria itu.

"Dibayar berapa kau sampai mau membunuhku? Dan butuh berapa uang yang harus ku bayar untuk nyawaku?"ucap Dee meninggi.

"Naufal. Lepaskan Dee!" Teriak Nail

"Apa? Naufal?"tanya Dee

"Iya ini aku. Partner kerja mu."jawab pria itu sambil membuka penutup kepalanya.

"Aku yang merencanakan pertemuan waktu itu, aku yang membayar gerombolan perampok itu, tapi semua itu gagal. Nail lagi yang menyelamatkanmu. Bagaimnapun aku yang harus turun tangan."jelas Naufal.

"Jatuhkan senjatamu!"perintah Nail yang siap menarik pelatuknya.

"Kau mendekat, kutarik pelatuk ini kearah Dee." Ancam Naufal.

"Seharusnya kau sudah dipenjara, Fal. Betapa bodohnya aku ini tidak mengarahkan anak buahku. Kerjasama apa yang kau lakukan dengan ibu tirinya Dee?"ungkap Nail yang menjawab pertanyaan mengapa ia tidak lagi membuka kelas khusus menembak.

"Ibunya telah membebaskan aku, dengan saksi palsu, bahkan ia membelikan aku rumah, mobil dan melengkapi kebutuhanku. Hal itu kujadikan alat untuk memantau Dee, dan akhirnya kita bisa satu perusahaan, Dee. Lagipula Dee telah menolak cintaku di depan teman-temanku, itu membuatku semakin malu. Jadi inilah hari pembalasan untukmu, Dee"jelas Naufal bersama senyum liciknya. Hal ini memberi kesempatan pergerakan pada Nail untuk mendekat padanya.

"Shuut, Tuan. Sudah kubilang jangan mendekat." Ucap Naufal yang menyadari pergerakan Nail. Sekarang pistol Naufal telah berada di tulang pelipis Dee. Hanya satu gerakan lagi, Naufal dapat membunuh Dee.

"Jangan Naufal" pinta gugup Dee.

"Sudah terlambat, Dee."

Dorr

Suara tembakan terdengar diseluruh penjuruh rumah sakit. Orang-orang menangis melihat mayat perempuan yang tidak berdaya.

Naufal tersenyum puas melihat kepergian Dee. Sedangkan Nail, menangis dalam kepedihan yang teramat sangat sedih. Nail ditahan polisi untuk menjadi saksi kejadian tiga tahun lalu, tepat setelah pernikahan kedua ayahnya. Tersisa Aina yang terus memeluk tubuh Dee yang semakin dingin.  Nail meminta agar polisi memberikan waktu penahanan setelah pemakaman Dee berlangsung.

"I love Nail and Forever With Him" Bertuliskan di sapu tangan rajut yang dibuat oleh Dee. Ini ditemukan saat Aina mengambil handphone Dee dan menelepon semua orang bahwa Dee sudah tiada.
Gelang Dee melingkar di pergelangan tangan Aina, sedangkan sapu tangannya berada di saku baju Nail.

Ibu tirinya dipenjara seumur hidup sedangkan ayahnya meninggal karena penyakit setelah tiga hari dari hari  pemakaman Dee berlangsung.

Awal dan akhir yang menyakitkan...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The PlaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang