Prolog

149 50 53
                                    

Tak salah bila aku mengorbankan sedikit kebahagiaanku dan memberikan perjuanganku seutuhnya, karena aku tahu usaha tak akan menghianati hasil - Irene

Jarum jam sudah hampir menunjukkan tengah malam, namun ia tak bergeming sedikitpun, ia hanya terduduk di balkon kamar rumahnya dengan mata yang tak dapat terpejam walaupun rasa lelah sudah menderanya.

Gitar hitam masih tergeletak begitu saja di pangkuannya. Pikirannya terus-menurus melayang pada hari esok, dimana ia akan resmi menjadi siswi di salah satu SMA swasta  favorit di kotanya.

Itu adalah hari yang sangat ia impikan sejak dahulu. Persiapan telah dilakukannya sejak jauh-jauh hari pula.

Ia sangat ingin besok merupakan hari terindah bagi dirinya.

Masuk di SMA swasta favorit itu bukanlah hal yang mudah bagi dirinya. Berbagai perdebatan keras harus dilakukannya, termasuk dengan hatinya sendiri. Banyak hal yang harus dikorbankannya. Dan dia tahu bahwa mungkin kebahagiaan adalah taruhannya.

Namun, dalam hidup semua butuh pengorbanan kan? Apa salahnya ia mencoba mengorbankan sedikit kebahagiaan untuk kebahagiaan lain yang mungkin akan datang lebih besar untuknya.

Selain pengorbanan,  hal yang tak kalah penting adalah perjuangan. Tanpa perjuangan dan niat yang besar darinya, sangat tak mungkin ia dapat diterima di sekolah yang telah berhasil membuatnya menutup mata dan telinga dari tawaran untuk bersekolah di SMA yang lebih bagus dan mewah dari sekolah itu.

Irene Arista Wijaya, gadis dengan paras cantik dan manis itu kini sudah saatnya mencicipi dunia SMA, yang telah didambakannya dan dinantikannya sejak dahulu.

Ini adalah waktu baginya untuk menjadi seorang remaja yang ingin menginjak dewasa, bukan lagi menjadi anak kecil yang ingusan dan menangis ketika mainannya direbut oleh teman-temannya.

Tak terasa, hari ini merupakan hari pertamanya untuk mengikuti masa orientasi siswa. Ini adalah salah satu kegiatan wajib yang diikuti oleh murid-murid baru di sekolahnya.

Jika difikir-fikir, kegiatan inilah yang paling dibencinya ketika akan menjadi seorang siswi baru.

Suara kokok ayam yang menembus kamarnya telah membangunkan tidurnya. Tubuhnya menggeliat malas di tempat tidur serba pink miliknya.

"Uhh," lenguhnya saat merasa otot-otot di tubuhnya tertarik dengan sempurna.

Pandangan matanya tertuju pada jam weker kecil berbentuk Hello Kitty yang berada di atas meja belajarnya. Gadis itu meloncat dari tempat tidurnya dan dengan berlari-lari kecil menuruni anak tangga rumahnya menuju dapur.

"Auww," erangnya ketika pantatnya mendarat terlebih dahulu di lantai setelah anak tangga terakhir.

Gadis itu berdecak kesal melihat genangan air di anak tangga terakhir yang membuatnya terpeleset, namun ia tetap bangun dan melanjutkan langkahnya dengan lebih hati-hati.

Ia berhenti tepat di depan meja makan, nafasnya menghela panjang saat melihat meja makan yang kosong tanpa makanan sedikitpun. Apa yang dilihatnya di meja makan hanyalah tudung saji yang menutupi piring makan bekas semalam.

Diambilnya piring itu dan dibawanya menuju wastafel untuk dibersihkan dari sisa nasi kering yang masih menempel. Dengan bergegas ia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru dapur.

Matanya berbinar saat menatap lemari penyimpanan bahan makanan.

"Semoga masih," ujarnya dalam hati dengan penuh harap.

Dibukanya lemari tempatnya menyimpan barang makanan sehari-hari. Terlihat sebungkus roti tawar dan susu kental manis kaleng yang sudah terbuka.

Gadis itu bernafas lega, ia tak perlu mencari sarapan terlebih dahulu nanti sebelum sampai ke sekolah.

Dengan segera diambilnya dua potong roti dari dalam plastik yang masih tertutup dan dituangkannya susu kental manis coklat ke atas roti miliknya. Dinikmatinya sarapan yang seadanya itu secepat yang ia bisa. Rasa senang telah membanjiri relung hatinya, dan ia sudah sudah tidak sabar untuk menikmati harinya hari ini.

Tak mau mengulang kesalahan yang sama, ia menaiki anak tangga menuju kamarnya dengan hati-hati, walaupun masih dengan berlari. Ia mengganti pakaian tidur hello kitty nya dengan seragam sekolah, melihat penampilannya di cermin, dan mengambil tas yang telah disiapkannya semalam di depan meja belajarnya lalu kembali menuruni tangga.

Anak tangga terakhir dilompatinya begitu saja dan berlari menuju jalanan setelah sebelumnya memastikan semua pintu dalam keadaan terkunci.

Perjalanan menuju ke sekolah dilaluinya dengan berjalan kaki walaupun jarak dari rumah ke sekolahnya tidaklah dekat.

Baginya berjalan kaki sangatlah menyehatkan, dan ia selalu memilih berjalan kaki sebagai alat transportasinya apabila tempat yang ditujunya dapat ia jangkau daripada harus berdesakan di angkutan umum yang menurutnya lebih lama.

---tbc---

Mulmed : Irene Arista Wijaya

Ini cerita pertama aku, dan aku berharap dapet kritik dan saran dari temen-temen semua di komentar dan juga vote.

Lebih deket?
Line dan Ig : brigittaadelia

Heart? This Time!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang