Chapter 3: New Enemy?

970 129 35
                                    

Harry menengok ke sumber suara. Terlihat seorang gadis brunette berlari kecil menghampiri Harry. Gadis itu tersenyum senang.

"Hai, Kak Harry! Kenalkan, aku Sophie, Sophie Monroe!" Gadis yang bernama Sophie itu mengulurkan tangan kanannya kearah Harry, masih dengan seringaian lebarnya. Dalam hati, Sophie senang, akhirnya dia bisa berkenalan langsung dengan crushnya. Awalnya, Sophie tau Harry dari Tom. 

"Um, hi?" balas Harry bingung. Harry tidak pernah melihat Sophie sebelumnya. Sementara Luna mengamati Sophie dari atas sampai bawah. Inikah adik kelas yang menyukai Harry? , pikir Luna. Walaupun tak bisa dipungkiri bahwa Sophie termasuk gadis yang cantik, Luna jadi merasa tersaingi. Tapi Luna berpikir, buat apa ia merasa tersaingi? Toh, Harry bukan siapa-siapanya lagi.

"Hai juga, Kak Tom!" Sapa Sophie seraya melambaikan tangannya kearah Tom, Tom hanya membalas dengan senyuman.

"Aku anak junior, Kak. Jadi, maklum saja jika Kak Harry baru pertama kali melihatku" ujar Sophie

"Pantas mukamu tidak familiar, salam kenal, Sophie" Harry tersenyum tipis dan segera beranjak dari tempat duduknya. Kalau boleh berkata jujur, Harry jadi tidak nafsu makan saat melihat Sophie. Harry ingin menuju kelas musik, padahal bel masih 10 menit lagi.

"Kak Harry, mau kemana? Ikut dong!" teriak Sophie dengan seringaian lebarnya. Luna melihat Sophie dengan tatapan jijik. Apa-apaansih dia? batin Luna

"Ke kelas, Luna, mau ikut tidak?" Ucap Harry spontan. Luna terlihat kaget, dan menganggukan kepalanya pelan. Tom dan Anna melihat satu sama lain bingung, lalu tersenyum jahil. "The love birds are back! Yaaaaaay!" seru Anna dan Tom bersamaan. Harry dan Luna hanya menggelengkan kepala seraya berjalan menuju kelas musik

Luna? Love birds? What the hell? batin Sophie kesal, ia mengepalkan tangannya kuat dan berjalan dengan kaki dihentakkan menuju tempat duduknya di Cafeteria

*

"Kau sengaja menghindari Sophie, ya?" Tanya Luna membuka pembicaraan

"Hm" balas Harry singkat

"Kok balasnya singkat banget? Sophie cantik loh, cocok denganmu" ujar Luna dengan senyum dipaksakan. Padahal Luna tidak sudi jika Harry berpacaran dengan Sophie, seperti tidak ada yang lain saja. Sophie yang terlalu blak-blakan membuat Luna risih.

"Kenapa? Cemburu ya?" Tanya Harry jahil, Luna tertegun. "Heh, pede sekali kau! Masa iya aku cemburu. Kan, masih ada Max," balas Luna tanpa berpikir dahulu. Seketika Luna menyesali perkataannya. Bodoh, bodoh! pikir Luna.

Harry tertegun, sekarang ia merasa kesal. Max lagi Max lagi. Kapansih dia berhenti membicarakannya? Dulu Max sekarang Max, belum puas dia menyakitiku? Batin Harry

"Memang Max terus kan, yang ada dipikiranmu?" ujar Harry ketus, seraya mempercepat langkahnya meninggalkan Luna sendirian dikoridor. Harry jadi badmood, padahal niatnya mengajak Luna untuk mengobrol, kali saja bisa bersahabat seperti dulu, tapi memang belum waktunya. Harry tidak marah, dia tidak akan bisa marah kepada Luna. Gadis itu terlalu berharga. Bukan salah Luna jika tidak mencintai Harry, bukan salah Luna jika Harry tak membuatnya nyaman.

Sementara itu, Luna hanya terdiam melihat Harry yang semakin lama semakin jauh

*

Membosankan. Pelajaran matematika memang selalu membuat Sophie pusing, jadi ia sering bosan. Karena bosan, Sophie izin keluar kelas, bilangnya sih, ke kamar mandi, tapi nyatanya ia malah berjalan kearah gedung anak kelas 12. Kelasnya Kak Harry dimana ya? pikir Sophie

Luna yang kebetulan disuruh oleh guru musiknya--Mrs. Baumbach--untuk mengambil biola diruang guru, berpapasan dengan Sophie. Sophie menatap Luna sinis. Sedangkan Luna bingung sendiri kenapa Sophie bisa ada di gedung kelas 12, dan kenapa Sophie menatapnya sinis. Memangnya dia salah apa?

Last ChanceWhere stories live. Discover now