Chapter 9: Stay Away

642 91 22
                                    

Luna belum bisa melupakan kejadian tadi ketika Ia dan Harry berada di atap sekolahnya. Lihat saja, sekarang Luna sedang senyum-senyum layaknya orang aneh. Murid-murid memberikan tatapan dia-gila-atau-apa tapi Luna tidak mengubrisnya. Ia dengan santai berjalan kearah ruang detention. Iya, karna ulahnya yang membolos 2 pelajaran sekaligus dengan Harry, mereka mendapat detention dari Mrs. Clark. Tentu saja itu malah membuat Harry dan Luna senang.

Terlihat Harry sedang menunggu Luna didepan ruang detention. Harry melambaikan tangannya kearah Luna. Luna membalas dengan semangat, "Hai, Harry!"

Harry terkekeh dan mengacak rambut Luna pelan, lalu merangkulnya, "Semangat banget sih yang dapet hukuman," kata Harry sambil menggeleng-geleng. Luna mencibir, "Gapapa sekali-kali," balas Luna sambil menjulurkan lidahnya kearah Harry.

Mrs. Clark belum datang. Jadi mereka memutuskan untuk mengobrol, membicarakan tentang masa-masa mereka saat dulu. Kadang mereka tertawa mengingat kejadian lucu, atau karna Harry yang melontarkan lelucon. Luna memegangi perutnya geli, "Sudah! Sudah! Sakit perut nih jadinya! Hahahahaha!" kata Luna kehabisan napas.

"Yaudah. Mumpung si Mrs. Ngaret alias Mrs. Clark belum dateng juga, dengerin lagu aja yuk," ajak Harry seraya mengeluarkan ponselnya. Terlihat wallpapernya masih foto dia dan Luna. Harry tersenyum penuh arti, "Kenapa senyum-senyum sih? Mana lagunya? Krik banget nih!" kata Luna tidak sabar

Harry tersadar dari lamunannya, "Oh, ga ada apa-apa kok! Mau lagu apa? The Man aja ya?" kata Harry sereya menyetel lagu The Man milik Aloe Blacc

"Well, you can tell everybody. Yeah, you can tell everybody. Go ahead and tell everybody," Luna dan Harry bersenandung kecil sambil menghentak-hentakkan kaki mereka

"I'M THE MAN I'M THE MAN I'M THE MAAAAN," 

"Yes i am yes i am yes i am!"

"I'm the man i'm the man i'm the man!"  teriak mereka berbarengan

"Harry! Luna! Cukup!" teriak Mrs. Clark. Harry dan Luna segera duduk ditempat mereka masing-masing. "Kalian ini, udah dikasih detention, masih aja bisa seneng-seneng. Saya bakal ngasih kalian tugas menulis seribu kata. Dan dalam satu jam harus sudah selesai. Tidak ada tapi-tapian!"

Harry dan Luna memutar kedua mata mereka. Lalu segera merobek kertas dari buku masing-masing dan mulai menulis. Mrs. Clark memperhatikan mereka berdua dengan tangan disilangkan didada, "Kalian itu, sengaja membolos ya?" kata Mrs. Clark tajam

Harry menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Um, nggak kok," Mrs. Clark menggeleng-gelengkan kepalanya, "Nggak salah lagi ya? Dasar anak muda, mainannya pacaran mulu ya. Sudah cepat kerjakan," kata Mrs. Clark tegas lalu permisi ke toilet. Luna dengan malas mulai menulis. Sedangkan Harry diam-diam memperhatikan Luna sambil menulis. Sampai Ia tidak sadar kalau tulisannya kelewat garis.

"Heh, nulis sana yang serius. Jangan ngeliatin Luna terus," kata Luna menegur Harry

"Siapa juga yang ngeliatin. Percaya diri banget, sih," Harry mencibir sedangkan Luna memutar kedua matanya, "Terserah lah. Cepat selesaikan. Kau masih ada latihan bola untuk pertandingan bulan depan, kan?" ujar Luna seraya melanjutkan tulisannya

"Ohiya, aku baru ingat. Berarti nanti kau pulang duluan ya?"

"Iya"

Pembicaraan mereka berhenti disitu. Karna Mrs. Clark sudah kembali. Ia kembali mengawasi Harry dan Luna dengan serius. Beberapa menit kemudian, terlihat Luna yang sudah selesai menulis lalu memberikan kertasnya kepada Mrs. Clark

Mrs. Clark mengernyit karna melihat tulisan yang ditulis Luna, "Apa ini? 'Saya capek mau pulang tapi disuruh nulis'? Seharusnya kau menulis 'Saya berjanji tidak akan bolos lagi'! Astaga Luna!" teriak Mrs. Clark

Last ChanceWhere stories live. Discover now