Chapter 7: Confront

676 103 22
                                    

Unedited, enjoy! x

*

"Dimana Luna? Dia baik-baik saja kan?" tanya Harry panik kepada Anna dan Tom

"Kita belum tau pasti, Haz. Lebih baik menunggu dokter yang menangani Luna" balas Tom tenang. Walaupun raut mukanya menunjukan kekhawatiran, tetapi tidak se-khawatir Harry.

"Bisa ceritakan kepadaku mengapa bisa ini terjadi?" 

"Aku tidak tahu yang pasti. Pokoknya saat aku ingin memberikan potongan kue pertamaku ke Luna, kulihat ada yang sengaja mendorongnya, lalu Luna terjatuh dan kepalanya terbentur pinggiran kolam renang. Dan dia terguling sampai jatuh ke kolam. Lalu Tom segera mengangkat Luna dan membawanya kesini. Pesta kububarkan" ucap Anna panjang lebar

Harry mengepalkan tangannya. Ia tau siapa pelakunya. Siapa lagi kalau buka Sophie dan temannya, Dabriana? Memang Luna salah apasih, sampai Sophie sebegitu kesalnya dengan Luna? Lagipula juga Anna tidak mungkin mengundang anak Junior. Lantas mengapa Sophie bisa tau kalo hari ini ulang tahun Anna?

"Kalian tak melihat pelakunya? Tapi aku yakin itu mereka, Sophie dan temannya"

"Kupikir juga begitu, Har. Karna aku bisa melihat wajah Sophie sekilas. Tetapi mereka langsung lari entah kemana setelah mendorong Luna" ujar Tom. Harry makin kesal saja. Harusnya ia ada disana, berada didekat Luna. Kali saja ini semua tidak akan terjadi

Lama mereka menunggu sampai akhirnya dokter yang menangani Luna keluar juga. Harry langsung bangkit menghampiri dokter, "Bagaimana keadaannya, Dok? Baik-baik saja kan?" tanya Harry panik

"Masih belum sadar. Kepalanya mengalami benturan keras sehingga membuat kepalanya bocor dan harus dijahit juga dahinya membengkak. Mungkin harus istirahat beberapa hari baru bisa beraktifitas kembali" ujar sang Dokter

"Kami bisa melihatnya?" tanya Tom. Dokter mengangguk. Mereka segera menuju ruangan Luna. Tentu saja yang masuk pertama Harry

Terlihat Luna terbaring lemas dengan perban dikepalanya. Hati Harry mencelos, tidak tega melihat Luna seperti itu.  Tom menepuk pundak Harry sambil memberikan tatapan kau-harus-sabar. Harry hanya tersenyum dan segera menghampiri Luna, lalu duduk disampinya tempat tidurnya dan menggenggam tangan Luna.

Setelah beberapa menit, akhirnya Luna tersadar. Tom dan Anna memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua. 

 Harry tersenyum, "Hai, merasa lebih baik?" 

"Mengapa aku bisa disini?"

"Kau terjatuh. Ceritanya panjang"

"Kau siapa?"

"WHAT?! Kau tak mengenalku?" tanya Harry kaget

"Tidak. Aku siapa? Memangnya kau siapa?"

"Yaampun, aku Harry! Pacar--maksudku temanmu!"

Harry makin panik. Masa iya Luna hilang ingatan? Kurang ajar banget Sophie! Sedangkan Luna, yang tidak bisa menahan tawanya lagi, tertawa sangat keras

"HAHAHAHAHA--ouch! Hey, aku bercanda! You should've seen your face!" ujar Luna memegangi perutnya geli. Harry menutup mukanya, merasa malu. Apalagi tadi Ia keceplosan menyebut Luna pacarnya, semoga ia tidak menyadarinya, batin Harry. Walaupun sebenarnya Luna menyadarinya, tetapi ia memilih diam.

"Huh, baru sadar aja udah ngerjain orang. Bikin orang khawatir sama panik aja, sih, Belle" ucap Harry seraya menarik hidung Luna

"Hehehe, abis murung banget sih. Lagian Luna juga gapapa. Cuma sedikit pusing"

"Kalau begitu kembali tidur"

"Tidak mau. Mau pulang saja"

"Tidak boleh. Kondisimu belum stabil, Luna"

Last ChanceWhere stories live. Discover now