Epilogue: Everlasting

824 87 28
                                    

Six Years Later

“Harry? Bisakah kau mengambil Cheerios itu? Aku tak bisa menggapainya,” seru Luna memanggil Harry. Hari ini mereka memutuskan untuk pergi ke supermarket untuk membeli keperluan rumah mereka.

Jika kalian bingung dengan kata rumah mereka, biar kujelaskan.

Enam bulan yang lalu, mereka memutuskan untuk menikah. Setelah itu, mereka membeli rumah mereka sendiri. Memang setelah keduanya lulus kuliah, mereka tidak mau mengundur waktu. Bahkan saat masih kuliah, mereka sudah bertunangan.

Luna merasakan sebuah tangan memeluknya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Harry?

“Ada apa, sayang?” kata Harry lembut

Luna mendengus, “Ambilkan Cheerios itu. Aku tidak bisa menggapainya,” ujar Luna sambil menunjuk sereal yang berada di rak paling atas.

Harry tertawa kecil, “Makanya, jadi orang jangan pendek-pendek. Jadi ga nyampe kan.”

Luna kembali mendengus—kali ini disertai tatapan tajam, “Cepat ambil Cheerios itu atau—“

“Atau apa? Hm?” kata Harry jahil

“Atau malam ini kau tidur di kamar tamu! Huh! Dasar suami menyebalkan!” balas Luna sebal seraya mencubit lengan Harry. Harry meringis, lalu segera mengambil dua kotak Cheerios dan memasukkannya kedalam troli.

“Sudah, ‘kan? Sekarang mau ambil apala—“

“Harry? Luna?” perkataan Harry terpotong.

Keduanya menengok kearah sumber suara, lalu membelalak kaget. Yang memanggil pun tak kalah kagetnya. Terjadi keheningan beberapa menit.

“Max? Hey! Apa kabar?” kata Luna memecah keheningan. Tapi Luna kembali membelalak kaget ketika melihat Sophie menghampiri Max lalu memeluknya dan mengecup pipinya.

“Kalian…..?” kata Harry bingung.

“Ah, ya! Sophie ini kekasihku,” ujar Max sambil tersenyum simpul. Harry dan Luna melirik satu sama lain, lalu keduanya mengangguk-ngangguk.

Biar kuperjelas kembali, Max adalah lelaki yang Sophie temui waktu itu. Mereka menjadi dekat setelah kejadian itu. Sophie berusaha melupakan Harry dan Max berusaha melupakan Luna. Sebenarnya Max sempat kaget setelah mendengar cerita Sophie waktu itu. Masalah mereka sama. Sophie ingin mendapatkan Harry dan Max ingin Luna menjadi miliknya kembali. Tapi tidak bisa, karena keduanya saling mencintai.

Pada akhirnya mereka mencoba melupakan dan mencari penggantinya. Dan siapa sangka mereka malah jatuh cinta satu sama lain?

Dunia memang sempit.

“Hai, Kak Harry dan Kak Luna, apa kabar?” kata Sophie lembut. Wow, beda sekali dengan Sophie yang dulu.

“Kita baik, Sophie. Bagaimana denganmu dan Max? Ohya, sepertinya mulai sekarang jangan memanggil kami dengan sebutan ‘Kak’, deh,” balas Luna ramah

“Ah, kami juga tak kalah baik. Kudengar kalian sudah menikah? Selamat, kalau begitu!” kata Sophie senang. Ia maju dan mengajak Luna berpelukan. Tentu saja Luna menerimanya.

“Iya. Cepatlah kau menyusul dengan Max,” kali ini Harry yang berbicara. Lalu Max dan Harry berpelukan ala lelaki.

Mereka berempat berbincang-bincang. Sesekali tertawa. Sophie juga sempat meminta maaf atas perbuatannya dulu. Dan Luna bilang ia sudah melupakannya dan tak perlu diungkit kembali. Yang penting sekarang mereka sudah menemukan kebahagiaan mereka masing-masing

Dan jangan lupa dengan Anna dan Tom. Siapa sangka sekarang mereka sudah bertunangan dan akan melangsungkan pernikahan dua bulan lagi?

Lunabelle dan Harry sedang dalam perjalanan kerumah sekarang. Setelah hampir setengah jam mengobrol dengan Sophie dan Max, mereka memutuskan untuk pulang. Sebelumnya mereka bertukar nomor telepon, jikalau mereka ingin bertemu kembali.

“Lunabelle Styles, I like that name,” kata Harry tiba-tiba.

“Lebih bagus Lunabelle Wilson, sepertinya,” balas Luna menyeringai licik

Harry mendengus, lalu menggenggam tangan kiri Luna, “Tapi kau sudah menjadi istriku sekarang!” seru Harry sambil mengerucutkan bibirnya

“Iya, iya! Kau kekanakan sekali, sih.”

Mereka berhenti karena lampu merah. Harry menghadapkan tubuhnya kearah Luna, “Ganyangka ya, Lun. Kita bisa sampai sini. Dan Sophie yang dulunya nyebelin jadi baik banget dan malah pacaran sama bekasnya kamu,” kata Harry terkekeh

“Heh, kau juga menikah sama bekasnya Max. Weee!” balas Luna menjulurkan lidahnya.

Harry tertawa kecil, lalu mencubit pipi Luna, “Biarin. Yang penting kamu milikku. Lucu banget sih! Gemes deh.”

Luna menjitak kepala Harry pelan, “Dasar nyebelin!”

Harry tersenyum jahil, “Tapi tetap cinta kaaan?”

“Huh, dasar!”

Harry tertawa, lalu perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Luna. Keduanya menutup mata. Harry mengecup bibir Luna lembut lalu melepaskannya, “I love you, My Princess Lunabelle.”

“I love you too, baby.”

Harry hendak mencium Luna kembali, tetapi suara Luna dan klakson mobil menghentikannya

“Harry, lampunya sudah hijau!”

*

A/N: So guys, Last Chance officially end! Yay, finally! Makasih banyak untuk semuanya yang baca dari awal sampe akhir, yang selalu vote dan komen, yang selalu nagih update-annya, yang udah buatin cover buat Last Chance, yang udah buatin trailer buat Last Chance. Pokoknya makasih banget!

Cerita ini ga ada sequel, karena awalnya emang aku mau bikin short story aja.

Aku minta tolong kalian komen pendapat kalian tentang cerita ini untuk terakhir kalinya. Karena jujur aku penasaran banget. Yang gapernah komen tapi vote doang, semoga di epilog ini komen kalian muncul yaa! :D

Maaf kalau banyak typo dan ceritanya ga seru. I tried my best xD

Dedication goes to StyleinStyle karna dia berhasil nebak cowok yang bareng Sophie haha

Adios! x

Last ChanceWhere stories live. Discover now