KESAN BURUK

30.5K 3.8K 163
                                    

Bug! Byur!

Setengah cup kecil kopi susu tumpah mengotori seragam putih pria tampan yang tidak sengaja dia tabrak.

"Maaf, maaf, maaf," ucap Ilyana mengelap dada sang pilot.

Wajah pria itu mengeras, harusnya tragedi itu tidak terjadi. Bagaimana bisa Ilyana ceroboh begitu? Padahal baru saja pilot itu masuk ke bandara. Bagaimana dia menerbangkan pesawat dengan kondisi seragam kotor?

Hari ini sudah jatuh tempo bagi Ilyana harus memperkenalkan kekasihnya kepada Berlin dan David. Ilyana tak sengaja melihat orang tuanya masuk ke bandara, saat dia sedang menunggu klien kerjanya yang datang dari luar kota. Sudah beberapa hari dia tidak pulang ke rumah dengan alasan sibuk bekerja demi menghindari orang tuanya.

"Maaf ya?" mohon Ilyana berusaha membersihkan lengan pilot itu yang tertumpah kopinya.

"Nona, seharusnya Anda kalau jalan pakai kedua mata? Jangan jalannya ke depan tapi kepala noleh ke belakang," omelnya kesal namun tetap menjaga kewibawaannya.

Wajar dia pilot itu kesal, karena dia seharusnya akan berangkat flight pagi itu juga ke suatu daerah.

"Iya, saya minta maaf. Saya tidak se---"

"Aruna!!!" seru suara pria dari arah belakang.

Ilyana menoleh ternyata yang memanggilnya adalah David. Dia langsung menatap wajah tampan sang pilot dan ide gila muncul dari otaknya. Senyum manis tertarik dari bibir Ilyana, dahi pilot itu mengerut heran.

"Tolong saya," bisik Ilyana langsung menggandeng lengan pria itu posesif.

Pilot itu semakin dibuatnya bingung dan tak mengerti apa maksud wanita aneh yang sudah merusak harinya.

"Eh Papa, Mama, mau ke mana?" tanya Ilyana basa-basi tersenyum sok dibuat manis menggandeng lengan pria yang belum dia kenal.

Pilot itu melihat Ilyana dan kedua orang paruh baya di depannya bergantian.

"Mama sama Papa mau ke Semarang, ada tanah yang dijual. Kami mau melihat ke sana," jelas David namun matanya melirik pria yang berdiri bingung di samping Ilyana.

"Maaf, saya harus membersihkan ini," ucap pria tadi memaksa tangan Ilyana agar melepas lengannya.

"Aduh Honey, biar aku bantu ya?" ujar Ilyana lancang sok akrab.

Dahi pilot itu semakin mengerut, heran menatapnya. Baru saja mereka bertemu dan dengan kesan yang buruk pula. Sekarang dengan lancangnya Ilyana memanggilnya 'Honey'. Sungguh otak wanita itu sudah kacau.

"Oh jadi ini pacar kamu?" sela Berlin menatap pilot tadi dari atas hingga bawah. "Tampan," imbuhnya tersenyum manis.

"Tap---" Pilot itu ingin membantah namun Ilyana keburu mencubit pinggangnya kecil memberinya kode.

"Siapa nama kamu?" tanya David mengulurkan tangannya ramah.

Pria itu bingung, tapi karena dia harus menghormati orang tua akhirnya uluran tangan David dia terima.

"Nama saya Aliandra Langit Wicaksono, Pak. Saya pilot di salah satu penerbangan sini. Biasanya saya dipanggil Kapten Langit," jawabnya lengkap.

Ilyana menoleh menatap wajah bersih dan tampan itu. Rahangnya kukuh, hidung mancung, bulu mata lentik, bibir merah dan yang paling membuat tertarik adalah alis tebalnya. Ilyana terkesan dengan caranya berkenalan pria itu pada papanya. Dia adalah pria yang sopan dan ramah. Seketika dalam hatinya ada rasa simpati dan penasaran ingin mengenalnya lebih jauh. Tampan memang penunjang utama dari menyeleksi pendamping hidup, tapi yang lebih utama adalah sikap baiknya.

PANGERAN BURUNG BESI (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang