DUNIA PENGANTIN BARU

23.6K 2.8K 159
                                    

Udara dingin menyusup ke kamar pengantin baru. Dalam posisi saling berpelukan di bawah selimut tebal, Ilyana menyusupkan wajahnya di dada Mega. Mentari malu-malu mengintip dunia. Mata indah Mega mengejap, merasakan kehangatan pelukan wanita yang telah seutuhnya menjadi miliknya.

Sampingnya yang biasa kosong kini terisi kembali, Mega menemukan kekosongan itu dari sosok wanita yang tidak pernah disangka sebelumnya, kini telah memenuhi hatinya dengan cinta. Matanya terbuka sempurna, dia melihat jam yang bertengger di dinding. Jarum pendek menunjuk di tengah angka 4 dan 5 sedangkan jarum panjang menunjuk angka 9.

Dia menyibak selimut, tubuh mungil istrinya hanya terbalut gaun malam mini yang menerawang tanpa dalaman. Mega menyelimutinya, ketika dia ingin beranjak dari tempat tidur suara serak khas orang bangun tidur mencegahnya.

"Hubby, mau ke mana?" tanya Ilyana manja sayup-sayup mandang suaminya.

Dia mengucek mata memperjelas pandangannya. Mega duduk bersila di samping Ilyana, mengelus rambutnya sayang.

"Mau mandi wajib, terus salat Subuh. Ayo bangun!" ajak Mega memegang kedua tangan Ilyana.

"Aku masih ngantuk, Hubby. Badan aku cape banget," alasan Ilyana malas meninggalkan king size yang super empuk dan nyaman.

"Habis salat terserah deh kalau mau tidur lagi. Tapi sekarang kamu harus bangun, sudah hampir nongol tuh mataharinya. Ayo, Love." Mega menarik pelan tangan Ilyana membantunya bangun tapi Ilyana masih enggan melepaskan diri dari kasur.

"Aaaaaa, Hubby," rengeknya manja.

"Ayo Nyonya Ali Mega Wirandra, imammu sedang mengajak ibadah," paksa Mega lembut membangunkan Ilyana.

"Iyaaaaa," sahutnya kesal.

Dengan malas Ilyana beranjak dari tempat tidur meninggalkan Mega masuk ke kamar mandi. Mega memerhatikannya, tersenyum tipis dan menggelengkan kepala. Lantas dia beranjak dari tempat tidur menyusul Ilyana membersihkan badan dilanjutkan salat Subuh berjamaah.

Usai berjamaah Mega mengganti pakaiannya, mengenakan celana pendek dan singlet.

"Kamu mau ke mana, Hubby?" tanya Ilyana menyisir rambutnya yang setengah basah berdiri di depan meja rias.

"Mau lari-lari, keliling komplek," jawab Mega memakai kaus kakinya.

Ilyana melirik curiga, dia memerhatikan Mega yang duduk di tepi ranjang.

"Sama?" timpalnya penasaran.

"Sendiri. Kamu mau ikut? Ayo!" tawar Mega berdiri mencari handuk kecil di lemari.

"Nggak ah, badan aku masih cape," tolak Ilyana mengusapkan vitamin di rambut panjang nan hitamnya. "Kamu mau sarapan apa? Jangan minta yang aneh-aneh ya? Aku belum jago masak," jujur Ilyana ditimpali kikihan kecil Mega.

Mega menghampiri dan memeluk Ilyana dari Belakang. Dia menghirup dalam aroma sampo yang Ilyana pakai, segar dan wangi.

"Aku tidak menuntut kamu pintar memasak, tapi yang aku inginkan cuma dua. Buatlah rumah selalu nyaman dan jaga harga diri keluarga. Martabat keluarga adalah cerminan dari penghuninya." Mega mencium bahu Ilyana mesra hingga darahnya berdesir lirih. "Sudah ah, aku mau olahraga." Mega melepas pelukannya.

Dalam hati Ilyana tak rela Mega melepas pelukannya. Dia masih ingin dimanja dan diperhatikan.

"Yoga sudah balik ke asrama, Hubby?" tanya Ilyana memedulikan adik semata wayang Mega.

"Sudah, kemarin malam setelah acara resepsi langsung pulang ke asrama. Maklumi saja kesibukan taruna baru, wajar kalau harus adaptasi dengan peraturan yang sangat ketat. Sudah bersyukur kemarin dia diizinkan keluar asrama mengikuti acara resepsi kita," ujar Mega melenggang ke luar kamar diikuti Ilyana.

PANGERAN BURUNG BESI (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang