احبك فى الله (9)

757 21 1
                                    

“ Pa..” Nayla kecil terus menguncang-guncang tubuh Zacky yang sedang tidur pulas di ranjangnya, sudah pukul 9 pagi namun Zacky tidak kunjung bangun dari tempat tidurnya akhirnya Zacky terbangun, lalu mencium pipi Nayla. Mendadak Nayla kecil menutup hidungnya, membuat Zacky yang baru saja bangun tertawa. Nayla masih menutup hidungnya lalu membuang muka.
“ Iya, maaf ya,, Pa belum mandi, makasih udah dibangunin…” ujar Zacky. Nayla lalu turun dari tempat tidur Zacky, melihat Nayla Zacky teringat seseorang, ia hanya bisa tersenyum. Hanya sebatas ingat, tidak bisa lebih.  Zacky menguap, dia masih mengantuk. Dia baru saja melakukan perjalanan panjang, karena itulah dia bangun terlambat pagi ini.

@@@@@@@@@@
Hari-hari Al dipenuhi dengan tawa dan ceria, karena adanya Vee teman barunya, yang sangat mengerti keadaannya. Sejak ia mengenal Vee, Vee selalu ada untuknya, selalu menemaninya kemanapun ia pergi. Hanya saja dia harus menunggu Vee sampai selesai kuliah, baru mereka  bisa pergi jalan-jalan mengunjungi tempat yang tidak pernah dikunjungi oleh Al. Al juga belajar banyak dari Vee, belajar kosa kata arab yang sebenarnya sangat sulit untuk diucapkan oleh Al, apalagi Al tidak bisa baca Al quran. Al juga belajar banyak tentang islam yagn sebenarnya dari Vee, meskipun tidak seutuhnya dia mengerti apa yang dimaksud oleh Vee. Namun ia bisa mengerti sedikit demi sedikit.
Selain karena kehadiran Vee disisinya, diajuga sedikit berubah semenjak dia mendapat sms dari sebuah nomor misterius. Al tidak mengenal siapa orang itu, dia bahkan tidak membiarkan Al untuk sekedar tahu siapa namanya. Namun sms yang ia kirim bisa membuat Al terkadang tersenyum bahkan tak jarang dia tertawa karena lelucon yang dikirim si Misterius. Sms yang Al dapat terkadang aneh, sebenarnya terkesan tidak penting, namun terkadang berisikan motivasi juga kata singkat yang mampu menyihir Al, bahkan membuatnya berfikir akan arti hidup yang sesungguhnya.
Sama seperti malam ini. Saat Al sedang duduk di meja makan sms itu masuk.

Sebelum makan ada baik nya dimulai dengan membaca bismillah..^_^

Al hanya bisa tersenyum, bagaimanapun ia memaksa si Misterius untuk mengakui siapa dia sebenarnya, dia tidak akan mau, Al bahkan sudah mencoba berkali-kali.karena itu Al tidak memaksanya lagi, Al menganggap sms itu dari seorang teman jadi tidak ada masalah selagi membawa dampak baik untuknya.
Keadaan Al yang sudah sedikit terbuka membuat Humaira dan juga suaminya merasa senang. Mereka yakin Al bisa bangkit dan memulai kehidupannya yang baru dan lebih baik.
@@@@
Semenjak hari itu, Al semakin menyibukkan dirinya ke hal-hal yang bisa membuatnya lupa akan apa yang sedang ia rasakan. Ia merasa senang karena adanya Vee teman barunya, ditambah dengan kehadiraan sosok misterius melaui sms di hp nya. Dia tidak menganggap serius tentang si Misterius itu, namun ia selalu merasa termotivasi dengan semua sms yang ia kirimkan. Akhirnya Al mengambil sisi positif dari sms yang penuh misteri itu. Dia lebih mengenal islam dan dia yakin akan pertolongan dari Allah. Satu hal yang meningkat dalam diri Al, dia mulai menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Ia tidak pernah meninggalkan sholat. Dia juga mencoba mempelajari tentang agama Islam dari Humaira, juga Vee.
Seperti biasa Al berangkat menuju perpustakaan di Al-Azhar kairo, untuk menunggui Vee yang sedang kuliah.Untungnya hari ini Vee tidak begitu full, sehingga Al tidak begitu bosan menuggu di sana. Di perjalanan handphone Alisya berdering pertanda sms masuk.
Keep smile....
Senyum itu ibadah...
Lagi lagi sms yang tidak ketahuan pengirimnya itu masuk, Al tersenyum. Ia senang dingatkan akan sesuatu yang dia lupa. Belum sempat ia membalas sms itu, lagi lagi sms selanjutnya datang.
Begitu lebih baik
Begitulah sms yang selalu masuk ke handphone Al, namun Al sangat menyadari bahwa sms itu membawa dampak positif untuk dirinya sendiri. Al hanya bisa geleng-geleng lalu kembali memasukkan hp ke dalam tasnya. Tanpa ia sadari selama ia berada di Kairo, dua pasang mata tertuju padanya terkadang tersenyum, terkadang juga tertawa. Dengan sms itu Al merasa si Misterius itu sangat dekat dengannya. Dia seperti sangat tahu akan apa saja yang dilakukan Al. Terkadang Al suka menebak setiap ada lelaki yang sedang memegang hp saat handphone itu masuk. Tapi sepertinya tidak ada yang benar.
Al masuk ke dalam perpustakaan dalam keadaan senang, dia sibuk mengetik balasan untuk si pengirim, sampai-sampai ia tidak melihat siapa yang ada di depannya.
“ Bruuk…” Al bertabrakan dengan seorang laki-laki yang sedang membawa tumpukan buku.
“ Sorry…” Alisya gugup, tidak tahu harus berkata apa, bahasa arabnya belum lancar sama sekali, pernah ia mencoba berbicara dengan salah seorang penduduk, namun yang terjadi orang itu tidak memahami apa yang dikatakan Al. Hal itu membuatnya nervous setengah mati saat harus menjelaskan sesuatu untuk penduduk disana.
“ I am sorry…” Al kembali mengulangi kata-katanya saat selesai membantu laki-laki itu memunguti buku yang terjatuh di karenakan accident yang terjadi di antara mereka. Laki-laki itu malah melihat kearah Al seakan mencoba mengingat sesuatu.
“ Kamu yang di pesawat itu kan…?” laki-laki itu berkata penuh percaya diri seakan ia benar-benar ingat akan seorang Alisya yang ia temui di pesawat. Al sendiri tidak menyangka laki-laki itu masih mengingatnya. Al tertawa lalu mengangguk.
“ Kamu...gak nangis lagi kan…?” laki-laki itu malah menggoda Al,
“ Terima kasih untuk tissuenya…” ujar Al. Laki-laki itu malah mengibaskan tangannya, sambil tertawa.
“ Tidak masalah, asal kamu tidak menangis lagi,,” laki-laki itu tersenyum lagi, Al hanya bisa mengacungkan jempolnya pertanda dia setuju,
“ Aku Rayhan Hanif, orang-orang biasa manggil aku dengan sebutan Rey,, terserah kamu mau manggil apa…” laki-laki yang bernama Rayhan itu memperkenalkan dirinya.
“ Aku tahu,,,itu tertulis di id-card kamu…” jawab Al.
Rayhan tertawa, keadaan mendadak hening, Al sengaja membuat Rayhan menunggu dan memulai percakapan kembali, Al merasa menemukan sesuatu yang baru. Yaitu Rayhan.
“ Apa kamu akan membiarkanku terus-terusan memanggil kamu dengan sebutan kamu…? Apa kamu tidak punya nama…?” Rayhan akhirnya memulai kembali percakapan yang sempat terhenti. Al tertawa geli, dia merasa tebakannya benar. Rayhan tidak suka menunggu. Sepertinya mereka punya keinginan yang sama. Yaitu saling mengenal satu sama lain.
“ Alisya…”
“ Tinggal dimana? “ tanya Rayhan,
“ Di rumah...” jawab Al santai, Rayhan mulai mengerti Al sedang menggodanya, mengajaknya berinteraksi dengan santai. Baru kali ini Rayhan berbicara panjang dengan seorang wanita, karena selama ini dia sangat terkenal laki-laki yang sangat menjaga pandangan juga tingkah laku di hadapan seorang wanita.
“ Rumahnya dimana? ...” Rayhan membalas apa yang diinginkan Al.
“ Ada disana...” jawab Al, menunjuk ntah kearah mana, Rayhan hanya menganggukkan kepalanya pertanda dia paham apa yang dimaksud Al, lalu Rayhan mengambil secarik kertas ,lalu menyodorkannya ke arah Al.
“ Bisa ditulisin alamat rumahnya? “ tanya Rayhan, Al tertawa terbahak-bahak. Misinya sukses besar, membuat Rayhan mulai kesal. Permulaan yang baik dia ingin belajar banyak dari seorang Rayhan karena menurut penglihatannya Rayhan orang yang sangat cerdas.
“ Aku tinggal di rumah salah satu dosen disini,, sayangnya aku gak tau alamatnya,,ntar deh aku tanyain...” jawab Al sambil tersenyum.
“ Kak Humaira ya?” tebak Rayhan,
“ Wow,,, kak Humaira populer banget ya disini,,, “  Al semakin mengagumi sosok Humaira yang sudah menjadi orang yang dekat baginya.
“ Dari pada berdiri mendingan duduk disana,,,” Alisya yang mulai lelah berdiri mengajak Rayhan duduk Sejenak Rayhan terdiam, dan sedikit ragu sebenarnya. Namun akhirnya Rayhan memenuhi permintaan Al. Rayhan duduk berseberangan dengan Al di satu meja yang cukup panjang. Tingkah Rayhan membuat Al tertawa.
“ Aku menemukan ornag sepertimu disini, aku ingin memahami duniamu darinya, meskipun ini tidak akan merubah apapun. Aku hanya ingin merasa dekat denganmu, itu saja,,,” Al membatin, dia merasa ada kesamaan diantara Rayhan dan Zacky, meskipun dia tidak tahu pasti.
“ Muslim..?” tanya Rayhan, Al mengangguk
“ Mungkin tidak seperti kebanyakan wanita muslim lainnya, namun suatu saat aku pasti menjadi pribadi yang menarik seperti mereka. Hanya saja aku terlalu  lama berada di duniaku sehingga tidak pernah menyadari apa yang sebenarnya sangat aku butuhkan..” ujar Al sungguh-sungguh, sejak mengenal Humaira dan Vee, Al sangat ingin menjadi seperti mereka,.
“ Maksudnya ingin menjadi seorang akhwat yang sebenarnya..?” tanya Rayhan,
“ Bisa jadi,,,” jawab Al cengengesan, dia sebenarnya tidak begitu tau tentang arti seorang akhwat, namun ia ingin menjadi seorang yang bisa menjadi penyejuk bagi orang lain, sama halnya saat dia merasa nyaman saat berada di sekitar Humaira juga Vee. Rayhan mengerti akan maksud dari jawaban Al yang terkesan tidak begitu tau  apa-apa menyangkut agamanya sendiri, Rayhan mulai menjelaskan apa yang tidak dipahami oleh Al. Diminta atau tidak diminta oleh Al, Rayhan menjelaskan dengan senang hati.
Sesaat setelah penjelasan panjang dari Rayhan, Al mengangkat tangannya seakan sedang bertanya pada gurunya. Rayhan tersenyum, sau hal yang ia pahami, wanita yang sedang duduk di depannya, sedang membutuhkan bimbingan agar dia tidak tersesat terlalu jauh.
“ Menurut Islam, cinta itu apa..?” tanya Al.
“Kasih sayang, pada pencipta semesta yaitu Allah SWT, diri sendiri, juga sesama makhluk hidup, “ jawab Rayhan ,
“ Kalau cinta terhadap lawan jenis..?” tanya Al langsung pada intinya, Rayhan bisa menebak inti permasalahan yang dihadapi Al, apalagi mengingat Al yang pernah menangis di pesawat ketika dalam perjalanan menuju kesini.
“ Itu adalah kasih sayang yang harus diwujudkan dalam satu ikatan pasti, tidak boleh tidak,,,” jawab Rayhan tegas.
“ Patah hati...?”
“ Itu penyakit, harus segera disembuhkan..” ujar Rayhan,
“ Kok bisa?”
Rayhan melirik jam tangan nya,
“ Hampir Dzuhur, siap-siap shalat dulu yuk...” ajak Rayhan. Alisya terdiam, Al masih penasaran dengan jawaban yang akan diutarakan Rayhan tentang pertanyaan tadi,
“ Kamu tahu...??? terapi yang paling manjur untuk orang patah hati adalah menghadap Allah , agar diobati oleh yang maha kuasa.Untuk apa menangisi cinta yang bertepuk sebelah tangan ,jika masih ada cinta yang menjanjikan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, ? Allah adalah sebaik-baik tempat berpulang,...” ujar Rayhan , Al tersenyum,
“ Jalan duluan aja Ray,,,, aku nungguin temen bentar...” Al mempersilahkan Rayhan untuk berangkat terlebih dahulu.
Al menghela nafas panjang,
“ Kenyataan inilah yang membuatku sadar, akan dimana letak aku bagimu, dan duniamu. Aku tidak akan bisa memasuki duniamu sebelum aku memahami segalanya, termasuk tentang diriku sendiri, kamu terlalu sempurna untukku...” Al sibuk dengan fikirannya sendiri, dan untuk kesekian kalinya dia merasa tertampar dengan ketidakmampuannya.

Mencintaimu Karna AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang