احبك فى الله (7)

684 25 0
                                    

Waktu seakan mengejar-ngejar Zacky agar segera memutuskan dan menentukan pilihannya, apakah ia akan memerima lamaran yang diutarakan Fandy untuk dirinya atas nama Rani adik angkat yang begitu disayangi oleh Fandy atau tidak?. Zacky tidak tahu harus menjawab apa. Hingga tiba suatu pagi, sepulangnnya ia dari masjid setelah shalat subuh, dia bertemu dengan Rani. Zacky tidak menyangka pertemuannya pagi itu akan membuatnya berani mengambil keputusan yang cukup besar.
“ Assalamualaikum,,,” sapa Rani, Zacky tersenyum sejenak lalu menjawab salam dari Rani.
“ Tumben pagi-pagi nyamperin..? “Zacky masih berusaha menanggapi Rani dengan guyonan agar tidak ada rasa tegang di antar keduanya. Karena Zacky sendiri menyadari perubahan Rani setelah Fandy memberitahukan isi hati Rani kepadanya.
“ Akhi,,Rani pengen ngomong sesuatu, maaf sebelumnya kalau Rani lancang, tapi Rani mulai lelah dengan harapan-harapan Rani yang tidak kunjung ada habisnya. Bahkan tidak ada kepastiannya. Rani  selalu berharap akhi yang menjadi pendamping hidup Rani, selalu berharap akhi bisa membimbing Rani di masa depan.. Khadijah saja bisa mengutarakan lamarannya untuk Rasullullah, karena itulah Rani berani mengutarakan isi hati Rani kepada akhi, Rani takut harapan Rani akan berujung pada kemaksiatan…tolong maafkan Rani, jika kata-kata ini kurang berkenan di hati akhi,,,afwan...’’ dengan mengumpulkan segenap kekuatan Rani mengutarakan isi hatinya dengan gugup dan gemetar. Namun ia sudah bertekad, ia akan berusaha mendapatkan jawaban atas apa yang ia harapkan selama ini.
Zacky cukup terperangah akan keberanian yang di tunjukkan Rani, ada rasa bimbang di hatinya. Namun, sesaat kemudian dia tersenyum kepada Rani. Inilah langkah baru yang akan di laluinya.
“ Insya allah,,,smoga Allah memberkahi niat baik kita ya Ran,,,” jawaban yang sangat singkat, namun mampu membuat Rani tersipu malu.
Pertemuan itulah yang mengharuskan Zacky untuk mengambil keputusan saat itu juga. Dan pagi yang tidak ia duga, ia sudah memutuskan hal besar yang akan dia jalani di dalam hidupnya. Penuh konsekuensi dan konsistensi. Dia harus bisa melakukan yang terbaik untuk Rani, dia harus berusaha untuk membuka hatinya untuk wanita yang akan mendampingi hidupnya. Ia juga harus melakukan satu hal yang cukup sulit untuk dilakukan. Ia harus menghapus nama seseorang yang hampir saja mengisi hatinya.
%%%%%%%%%%%

Malam itu Zacky sibuk membungkus sesuatu dengan kertas kado, Naya yang sedang melewati kamarnya berhenti sejenak. Mencoba menerka apa yang sedang dilakukan adiknya.
“ Untuk siapa ?” tanyanya singkat saat tahu bahwa adiknya sedang membungkus kado.
“ Alisya”
“ Lalu Rani?” Naya seakan-akan sedang menginterogasi adiknya. Dia menjadi was-was mendengar ucapan Zacky. Dia tidak ingin Zacky menyakiti hati orang yang akan menjadi pendamping hidupnya, ia tidak ingin adiknya melakukan penyelewengan apalagi dengan wanita yang bahkan tidak memakai kerudung.
“Cuma ngasih gitu aja,,,” jawab Zacky dengan santai, sedangkan Naya masih menunjukkan aksi protes akan kelakuan adiknya yang dia anggap tidak menghargai perasaan wanita. Naya terlalu takut adiknya memiliki persaan khusus untuk wanita lain.
“ Cuma teman, gak lebih. Aku gak berani lebih, toh aku sama Rani udah mau ta’aruf kan?,,,gak salah kan mba aku ngasih sesuatu sama temen?...” Zacky masih mempertahankan argumentnya,
“ Karena apa...?”
“ Dia ulang tahun...’’
“ Dia tidak pantas untuk kamu!” kali ini mimik wajah Naya berubah serius. Akhir-akhir ini Naya memang menjadi sensitif setiap mendengar nama Alisya disebut, Naya sangat anti kepada seorang muslimah yang tidak memakai hijab, apalagi setelah Naya bertemu dengan Alisya yang sebenarnya. Zacky mengangkat kepala lalu menatap sang kakak seakan tidak percaya akan apa yang dikatakan kakaknya.
“ Bagaimanapun penampilannya, itu tidak akan menggambarkan kepribadiannya. Bagaimana jika seandainya orang yang tidak menutup aurat lebih baik dari orang yang tertutup? Bagaimana jika dia lebih solihah dari seorang muslimah yang kental dan taat pada agama?..harusnya aku yang tanya mbak, apa aku pantas untuk orang setegar dia? Itupun kalau memang aku menginginkannya, lagipula semua udah final... aku tahu apa yang harus aku lakukan mbak,, aku sedikit gak suka sama ucapan mbak barusan ,,,kurang cocok untuk ukuran seorang muslimah sejati, ,,,” balas Zacky tidak kalah sengit, dia sangat tidak suka dengan sifat kakak kandungnya yang satu ini.Terlalu memperhatikan seorang muslimah dari berhijab atau tidaknya. Namun begitulah Naya jika ia sudah merasa tidak suka atas seseorang maka segala akan menjadi buruk dimatanya, itu pun dikarenakan pengalaman buruknya dengan salah satu teman akhwatnya yang tidak berhijab.
“ Jangan lupa besok siap-siap untuk ke rumah Rani..” Naya menyudahi perdebatan singkatnya dengan Zacky, satu hal yang dia lupakan, Zacky bukan anak kecil lagi. Dia laki-laki dewasa yang sudah mengerti apa yang harus dia lakukan. Zacky mengangguk paham. Lalu Naya beranjak ingin keluar dari kamar Zacky. Namun, mendadak Zacky menahannya.
“ Mba ,,,aku ijin bawa Nayla ke rumah mba Nadia ya..?”  pinta Zacky. Naya sedikit kaget dengan permintaan adiknya, Zacky sendiri tahu jika permintaannya terlalu beresiko untuk dikabulkan oleh Naya. Namun menurutnya segala sesuatu yang belum jelas, harus dicoba terlebih dahulu agar kita tahu mana yang bisa kita lakukan dan mana yang tidak, karena itulah dia memberanikan diri untuk menanyakan hal itu pada kakaknya.
“ Ya sudah kalau begitu..jangan lupa bawa peralatannya, jangan sampai Nayla masuk angin, kalau sampai dia kenapa-napa, kamu yang harus tangung jawab..” Naya akhirnya luluh.
“ Makasih mba...” ujarnya tulus.

Mencintaimu Karna AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang