احبك فى الله (3)

995 27 0
                                    

Sesampainya disana, Alisya merasa pangling, duluia sangat dekat dengan keluarga ayah dan ibunya. Namun semenjak ia dan keluarganya pindah rumah, ia bahkan tidak pernah berkunjung lagi ke rumah saudara-saudaranya itu. Satu hal yang ia sadari, mengapa orang tuanya memaksanya memakai kerudung? karena seluruh keluarganya adalah muslim yang cukup taat, namun anehnya ia tidak seperti mereka. Bahkan rasanya ia sangat jauh dari mereka.
" Masya Allah,,,, ini Alisya???Tambah cantik ya,," puji Pakde dan Budenya. Alisya hanya tersenyum manis.
" Assalamualaikum Al,,," tiba-tiba seorang laki-laki menyapa Al. Al hanya bisa tersenyum meski ia tidak kenal siapa orang yang sedang menyapanya.
" Akhirnya, aku ketemu kamu lagi, udah lama banget ya kita nggak ketemu..." komentar laki-laki itu seakan dia sangat mengenal Alisya. Namun sayangnya Alisya tidak ingat sama sekali akan laki-laki yang ada dihadapannya.
" Dia siapa sih??.." batin Alisya bertanya-tanya.
" Alisya pasti lupa,,,ini Andra temen kecil kamu,,,kalian kan suka main bola berdua, kemana-mana berdua, nempel,,,,terus udah kayak perangko... " Bude menjelaskan kepada Al. diiringi tawa keluarga. Alisya hanya diam, dan menyunggingkan senyuman. Dia bahkan tidak ingat tentang Andra yang katanya teman masa kecil yang begitu dekat dengannya.
" Sudah sana ngobrol,,,kalian pasti kangen kan,,?" Bude memerintah Al dan Andra untuk ngobrol berdua. Alisya hanya tersenyum, meski dia sendiri tidak bisa memungkiri bahwa dia tidak begitu ingat akan siapa Andra.
" Sekarang sibuk apa Al,,?" Tanya Andra memulai pembicaraan
" Kuliah.." jawabnya singkat
" Semester?"
" Dua"
" Sama dong kalo gitu,,, kegiatan sampingan?" lagi-lagi Andra bertanya.
" Nggak ada..." jawab Al sambil menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan raut wajahnya yang bosan ditanyai terus oleh Andra.
" Kamu beda ya sekarang, lebih anggun ...nggak kayak dulu, pecicilan,," lagi-lagi Andra mengomentari Al sambil tertawa renyah, mencoba menarik perhatian Al.
" Enak aja lo ngatain gue pecicilan,,, gak separah itu kali..." batin Al tidak terima dikatakan orang yang pecicilan. Namun dia menutupi hal itu dengan senyuman palsunya.
" Alisya.." tiba-tiba terdengar suara mamanya memanggil
" Andra,,,aku duluan ya,,, mama manggil,," Alisya buru-buru pamit agarsegera pergi dari hadapan Andra. Lalu ia menghampiri ibuya,
" kenapa ma..?" Tanya Alisya
" Tuh ditungguin sama mba Nadia,,,temuin dulu.." perintah sang mama. Al dengan senang hati datang menemui sepupunya itu. Dulu mereka sangat dekat, namun karena factor jarak, merek tidak bisa berkomunikasi seperti dulu. Selain itu, Al benar-benar gerah, saat berada di dekat Andra yang harusnya bernotabene teman dekatnya sejak kecil. Al langsung menghampiri Nadia yang sedang duduk di pelaminan dengan suaminya. Mereka berpelukan.
" Kenalin de,,,ini mas Tyo..." Nadia memperkenalkan Alisya kepada suaminya. Alisya bersalaman dan tersenyum ramah.
" Kenapa gak pernah main kesini?? Sibuk apa sih kamu?.." tanya Nadia
" Gak tuh,,,gak sibuk apa-apa, kangen ya mba,,?" Alisya malah menggoda Nadia. Nadia hanya bisa tersenyum.
" Gak begitu sih,,,itu tuh yang paling kangen sama kamu,,,dari kemaren nanyain terus,,," Nadia menunjuk Andra yang berdiri di kejauhan.
" Andra lagi,,,bingung tau gak sih mba,,, tadi dia juga sempet ngobrol sama aku, udah kayak interview tau nggak,,, aku nggak inget sama sekali sama dia,,," Alisya sibuk mengeluarkan uneg-unegnya tentang Andra. Nadia dan Tyo tertawa.
" Mirip kan mas, seperti yang aku ceritakan,,'' Nadia meminta persetujuan suaminya, dan Tyo mengangguk.
" Sekeluarga udah niat ngejodohin kamu sama Andra, melihat kedekatan kalian waktu kecil,,,eyang maunya kamu nikah sama Andra,,," Nadia memberi tahu Al satu hal yang tidak pernah dia tahu.
" Kok gitu...? Nikah itu gak main- main lho mba,,, mana bisa main jodoh-jodohin seenaknya, ...lagian aku kan belum tentu mau sama dia,," protes Alisya.
" Tenang donk,,,itu kan baru rencana eyang,,, semuanya kan tergantung kamu, sebenarnya mba sama mas Tyo pengen ngenalin kamu sama seseorang,,kamu gak akan nyesel deh kalau sama yang ini, toh kamu masih jomblo kan?..." ujar Nadia
" Aduh...mba ini bukan zaman siti nurbaya oke..?!" Al masih bertahan dengan argumentnya. Aneh, kayaknya zaman udah berkembang pesat, tapi istilah perjodohan masih aja berlaku. Masing-masing manusia kan punya hak untuk menentukan pilihan hatinya.
" Kamu belum liat sih,,makanya kamu nggak mau... ya udah kita foto dulu aja yuk,,," ajak Nadia mengalihkan pembicaraan. Lalu meminta suaminya memanggilkan seseorang untuk mengambilkan foto mereka.
" Akhi,," Tyo melambaikan tangannya kepada orang yang sibuk mengambil gambar. Laki-laki itu berbalik. Seketika itu pula jantung Al serasa berhenti.Mustahil. Bagaimana bisa?. Orang yang ia cari-cari muncul di tempat yang sangat tidak ia duga. Orang yang akhir-akihr ini sudah membuatnya galau setengah mati. Alisya diam tidak berkutik. Nadia yang merasa sudah berhasil membuat Alisya terpesona tidak menyadari apa yang sedang dirasakan oleh Al.Nadia terus menyikut Al, ingin menggoda adik sepupunya itu. Namun tidak ada reaksi dari Al. Dia benar-benar diam seribu bahasa. Dia bahkan tidak merasakan pandangan puas Nadia. Dia jug tidak mengerti mengapa Naida terus menyikut tangannya.
" Tolong ambilin foto kita ya,,," pinta Tyo. Laki-laki itu tersenyum manis dan mengangguk setuju. Alisya melayang. Kemarin ia hanya bisa melihat wajah serius pujaan hatinya saat membaca buku. Namun, kali ini dia bisa melihat pujaan hatinya tersenyum.Alisya benar-benar terpukau akan pemandangan di depannya. Lalu mereka berpose untuk berfoto. Nadia meminta berfoto berdua terlebih dahulu bersama Al. Al yang biasanya foto dengan segudang gayanya, hari ini semua hilang. Ia seakan lupa cara berfoto. Setelah selesai Tyo bergabung dengan Alisya dan Nadia untuk berfoto. Namun, tiba-tiba Alisya merasa ada sesuatu yang menarik ujung gamis yang ia pakai. Alisya menunduk. Anak kecil ! Alisya yang sangat suka anak kecil langsung menggendong anak tadi.
"Mama,," anak itu memanggil Alisya
" Mamanya mana?.." Tanya Alisya. Anak kecil itu malah memeluk Alisya. Alisya mencium pipi anak itu karena gemas. Nadia , tyo juga Zacky, laki-laki yang sudah mencuri hati Al hanya bisa senyum-senyum melihat tingkah Al. Sejenak Al seakan lupa dengan dunia di sekitarnya, Al memang sangat suka dengan anak kecil.
" Mba,,,anak ini ikutan foto ya,," pinta Al.
" Ijin ke Om nya dong,,," ujar Nadia sambil melirik Zacky. Jelas saja Al gelagapan, salah tingkah. Ternyata anak kecil itu keponakan dari Zacky, sang pujaan hatinya.
" Silahkan..." Zacky yang seakan mengerti isi hati Al langsung menjawab pertanda memberi izin. Lalu mereka berpose. Setelah itu Tyo meminta Zacky ikut dalam sesi foto.
" Gak usah mas,,," tolaknya lembut. Namun Tyo terlanjur memanggil orang untuk menggantikan Zacky mengambil foto. Akhirnya Zacky ikut berfoto. Dia berdiri di samping Alisya. Bisa dipastikan jika Zacky terus-terusan berdiri di samping Alisya, Alisya bisa terserang penyakit jantung akut karena jantungnya tidak bisa beroperasi dengan normal.
Di tengah-tengah ketegangan Alisya, anak kecil itu mencolek pipi Alisya sambil berkata" Mama" lalu ia beralih ke pipi Zacky dan melakukan hal yang sama sambil memanggil Zacky, " Pa..." Alisya yang kaget dan terlanjur menoleh kearah Zacky jelas salah tingkah, nervous, tidak jauh berbeda dengan Zacky yang juga menoleh kearah Al dengan perasaan yang sama, salah tingkah.
"CEPRET..." satu foto terekam di kamera,Alisya tertunduk malu. Kejadian yang benar-benar diluar dugaan. Keduanya terlihat canggung. Confuse.
" Aduh,,,anak mama lagi digendong sama siapa itu?..." Seorang wanita cantik datang mendekat bersama suaminya, mendengar ucapan wanita itu Al hanya bisa senyum-senyum saat tahu bahwa itu adalah kakak dari Zacky dan sekaligus mama dari si kecil yang sedang ia gendong.
"Al,,,kenalin,ini mba Naya mamanya si kecil Nayla, yang kamu gendong itu anak mba Naya,," Nadia memberitahukan sekaligus memperkenalkan Naya kepada Al begitu pula sebaliknya. Al dan Naya saling berjabat tangan diiringi sebuah senyuman.
" Jarang-jarang lho,,Nayla bisa deket sama orang, apalagi sampai digendong, berarti Al ini punya jiwa keibuan ya,,," Naya berkomentar, Al hanya bisa tersenyum salah tingkah.
" Biasa saja mba,,," jawabnya seadanya. Naya tersenyum ramah kepada Al.
"Ayo sayang, sini sama mama, kita mau pulang,," ajak Naya kepada si kecil Nayla. Namun yang terjadi malah di luar dugaan. Nayla kecil malah memeluk Al seakan tidak mau berpisah dengannya. Jelas saja Al bertambah salah tingkah.
" Aduh,,,mamanya diduain,," komentar Naya diiringi dengan senyuman. Yang lain hanya bisa tertawa melihat tingkah si kecil,berhubung Naya dan keluarganya harus segera pulang, maka Naya meminta bantuan kepada Zacky yang notabenenya Paman yang dekat dengan Nayla kecil.
"Zacky,,,tolongin mba ya,,," pintanya kepada sang adik. Zacky menurut lalu mendekati Nayla yang sedang digendong Alisya. Jantung Alisya berdegup kencang, Zacky yang mengarahkan tangannya kearah Nayla kecil membuat Al bingung harus berbuat apa.
" Ayo gendong sama Pa..." Zacky menirukan panggilan baru yang diberikan Nayla kecil untuknya, Alisya diam seribu bahasa.Ini benar-benar membuat Al malu.
" Ma...? " Nayla kecil seakan bertanya bagaimana dengan Al? .Alisya benar-benar tidak berkutik, Zacky melirik sekilas kearah Al, lalu kembali menatap Nayla kecil.
" SamaPa dulu...nanti sama Ma,,ok?" Zacky terus berusaha membujuk meskipun terdengar aneh, bahkan dia sendiri pun canggung untuk mengucapkan hal yang baru saja ia ucapkan.
Ajaib, BERHASIL!!
Nayla mau digendong oleh Zacky, laluZacky mengantarkan kakaknya ke depan rumah, setelah berpamitan dengan keluarga Alisya dan Nadia.
" Kaget kan kamu?,,," goda Nadia.
" Kaget apanya?.." Al tidak mengerti maksud dari ucapan Nadia
" Dia itu orang yang mau mba jodohin sama kamu.."
Al kaget, wajahnya benar-benar menyiratkan ketidakpercayaan dengan apa yang baru saja ia dengar. Kejadian hari ini sudah cukup mengagetkannya ditambah dengan ucapan Nadia barusan. Dia tidak bisa melukiskan perasaannya saat itu. Dia bahagia, namun dia juga tidak memungkiri akan kegelisahan hatinya, jika Zacky saja bisa berada di tengah-tengah keluarganya yang sangat taat beragama, berarti,,,,, apa mungkin dia akan menyukai orang seperti Al?
" Kamu cocok sama dia Al, smart, ganteng, sudah S1 lulusan Madinah, dan yang paling penting dia tidak pacaran, Insya Allah agamanya kuat,,namanya Zacky, papa mama kamu juga pasti akan sangat senang kalau bisa mempunyai menantu sebaik di Al,,," Nadia terus berkomentar tanpa tahu isi hati Al yang sebenarnya.Penjelasan Nadia justru membuatnya semakin sesak.Bagaimana bisa seorang Al yang bahkan hanya memakai kerudung untuk memenuhi permintaan mama dan papanya, berharap bisa bersanding dengan Zacky yang bahkan hampir terlihat sempurna di mata Al?. Alisya menggeleng.
" Kenapa?.." tanya Nadia.
" Aku gak tertarik.."bantah Al.
"Beneran ?,, Ntar nyesel lho..." goda Nadia. Alisya hanya tersenyum, berusaha menyembunyikan kerusuhan di hatinya. Suatu saat ia akan menceritakannya kepada Nadia, namun tidak untuk saat ini, terlalu berat untuknya menerima satu kenyataan. Bagaimanapun ia tetap mempertahankan perasaannya, tidak akan bisa dilanjutkan. Ntah kenapa ia menjadi putus asa, terlalu banyak perbedaan antara dia dan Zacky.
.......(((......

Mencintaimu Karna AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang