احبك فى الله (11)

737 23 0
                                    

Malam itu, Al masih menangisi apa yang baru saja terjadi antara dia dan Rani, dengan mata sembab dia menelpon Nadia, dan meminta Nadia mengijinkannya pulang untuk menghadiri pernikahan Rani dan Zacky, dia tidak ingin menjadi penghalang atas kabahagiaan orang lain.Tidak ada gunanya lagi dia memepertahankan perasaannya sendiri, meskipun dia tidak pernah tahu kapan perasaan itu akan hilang dan lenyap tidak berbentuk. Dan perasaan Alisya terhadap Zacky sudah menjadi rahasia umum keluarga besarnya. Karena itu saat dia meminta izin untuk menghadiri pernikahan Zacky tidak ada yang setuju, namun Al tidak ingin berputus asa.
“ Please mba.,, boleh ya...” pintanya lagi.Sejak tadi dia memohon, namun Nadia tidak kunjung memberinya izin untuk kembali ke Indonesia,
“ Aduh,,, kamu itu bawel ya,,, pokoknya gak boleh TITIK, ini ngomong sama kakak kamu, mba mau ngurusin baby dulu,,,” Nadia tidak mau kalah, dia tetap tidak mengijinkan Al untuk kembali ke Indonesia.
“ Kak,,,boleh ya..?” pinta Al kepada Haikal, dia tidak menyerah begitu saja.
“ Gak pakai salam dulu nih?” sindir Haikal
“ Eh iya,,,Assalamualaikum” ujar Al,
“ Waalaikum salam,,,” jawab Haikal
“ Jadi boleh ya,,,?” pinta Al,
“ Kamu yakin..? kalau belum yakin lebih baik nggak de’,,, kakak gak mau lihat kamu nangis karena hal sepele,,,siapa yang tega ngeliat adiknya disakiti..?” ujar Haikal
“ Aku kuat kok,,,” awalnya Al malu karena kakak semata wayangnya sudah tahu akan perihal dia dengan Zacky. Jelas saja informasi itu berasal dari Nadia, setidaknya Al bersyukur karena Nadia tidak mengungkit soal kejadian dia hampir dinodai oleh teman sekampusnya.
“Oke, besok tiketnya dibeliin dan lusa kamu bisa ke Indonesia, sekalian jengukin keponakannya,,,nanti kamu pulang mereka malah gak kenal sama kamu lho…” ujar Haikal. Al tertawa renyah, Haikal senang mendengar adiknya bisa tertawa meskipun Haikal tidak tahu seberapa bengkak mata Al disana. Sementara dari sana terdengar omelan Nadia yang kesal karena Haikal yang memberi izin kepada Al untuk kembali ke Indonesia. Al tidak peduli yang ia inginkan adalah terbebas dari bayang-bayang Zacky. Setidaknya jika Zacky dan Rani sudah menikah, tidak ada lagi alasan untuknya mengharapkan Zacky ,sedikitpun.
@@@@@
Sehari sebelum keberangkatan Al, diadikagetkandengan Vee yang sudah membeli tiket untuk dirinya sendiri. Dia ingin menemani Al berangkat ke Indonesia. Al memang sengaja tidak memberi tahu Vee tentang keberangkatannya, dia berjanji hanya sebentar di Indonesia, dia hanya ingin memastikan Rani dan Zacky tetap menikah.
“Kamu serius Vee..?” Al masih tidak percaya akan apa yang dikatakan Vee kepadanya,Vee mengangguk mantap, ia mengangkat tiket yang sudah dibeli olehnya, spontan Al memeluk Vee.
“Jazakillah Vee…” ujarnya
“ Daripada kamu nangis gak jelas disana. Lebih baik kalau aku ikut setidaknya bisa nutupin kamu yang lagi nangis,,,” ejek Vee,
“ Hei,,,aku gak bakal nangis !” bantah Al,
“ Aku gak percaya…”Vee tidak mau kalah,
“ Kok kamu gitu sih?... kamu gak mendukung aku sama sekali?...” Tanya Al,
“Kamu terlalu terlarut sama kesedihan kamu,,,hampir setahun, tapi kamu masih rapuh,, apalagi saat mendengar namanya, harusnya kamu bertanya pada diri kamu sendiri,,,apa kamu sudah benar-benar menghapus namanya dari hati kamu?.. Aku rasa tidak,,, kamu hanya mencoba mengurangi kapasitas harapan tentang kalian,,,,tapi kamu tidak pernah benar-benar menghapus harapan kamu tentang kalian berdua,,,bukan begitu Al..?” akhirnya Vee mengeluarkan kata-kata yang selama ini ia pendam, melihat keadaan Al yang tidak kunjung berubah. Alisya diam tidak berkutik.
“ Dan kamu harus sadar Al,,, tindakan kamu ini yang akan memaksa kamu untuk melenyapkan segala hal tentang kalian, khususnya harapan kamu untuk bisa bersama dengannya, harapan kamu untuk bisa membangun rumah tangga bersamanya,,,”Vee berusaha mengingatkan Al akan resiko perbuatan sekaligus keputusan yang sudah ia ambil.
“ Insya Allah aku siap…” jawab Al.Vee hanya bisa geleng-geleng,
“ Cinta memang aneh,,,”
########
Alisya menatap keluar jendela, melihat pemandangan alam di bawah sana, Lndonesia sudah terlihat cukup jelas, Al hanya bisa menggigit jarinya dia sedikit gugup. Bagaimanapun ia berusaha menghapus segalanya, tetap saja perasaan itu masih ada. Vee tertidur pulas d samping Al. Saat pesawat akan mendarat, Al membangunkan Vee kemudian mereka bersia-siap untuk turun.
“ Itu rombongan penjemput kita…” ujar Al memberitahukan,
“ Wow,,,, ramai sekali…” ujar Vee,
“ Iya dong,,,aku kan anak kesayangan,,,” Al membanggakan dirinya, Vee mencibir,
@@
Sesampainya disana Al menyalami semua keluarganya,
“ Ya ampun Al, tambah cantik aja,,,puji bude, dan pakdenya, Al hanya tersenyum malu.
“ Ini temen aku disana, namanya Vee, dia lagi pengen jalan-jalan ke Indonesia,,, dia bisa bahasa Indonesia kok,,,lancar malah,,,” ujar Al memperkenalkan Vee kepada keluarganya. Kemudian Vee bersalaman dengan keluarga Al, sesaat kemudian Al tersadar akan Rani yang sejak tadi memandanginya dengan seksama,
“Mba Nadia sama kak Haikal mana?...” Tanya Al,
“ Lagi dijalan, sebentar lagi sampai,,,” jawab bude, Al hanya menganggukkan kepalanya pertanda dia paham. Al bingung harus bagaimana menghadapi Rani yang sedang bersama dengan Zacky. Akhirnya Al memutuskan untuk menemui Rani, dengan resiko dia juga harus bertemu dengan Zacky. Alisya mendatangi Rani dengan senyuman, Rani membalas senyuman Al lalu memeluk sahabat lamanya.
“Thank’s Al…” ujar Rani tulus, Al hanya bisa mengangguk.Dia sendiri tidak tahu harus membalas dengan kalimat apa. Sementara Zacky terdiam dalam keterkejutannya melihat tindakan Al, namun dia berusaha menututpi segalanya.
“ Ini dia Haikal sama Nadia,,, “ ujar bude saat melihat Haikal berjalan ke arah mereka, Al langsung beralih kepada Nadia yang baru datang sambil membawa kereta dorong Bayi, Alisya memeluk Nadia, ia sangat berterima kasih atas kebaikan Nadia selama ini. Nadia hanya bisa tersenyum bangga, walaupun Al tidak sebaik akhwat yang lain bagi Nadia adik sepupunya itu sudah banyak berubah. Al kemudian melihat si kembar.
“ Lucu nya…” ujar Al menciumi pipi kedua keponakannya karena gemas,
“ Lucuan juga aku,,,” Haikal yang berdiri sedari tadi angkat bicara, Al menoleh sambil tertawa. Al memeluk Haikal dengan berlinangan airmata. Rasanya wajah Haikal mengingatkan akan orangtuanya yang sudah tiada
“Cengeng..” ejek Haikal
“ Biarin!...” jawab Alisya sambil terus memeluk Haikal,
“ Yah begini lah resiko jadi orang ganteng,,,  dipeluk sama adik sendiri pun gak mau dilepas-lepas…”Haikal memuji dirinya sendiri. Alisya tertawa, lalu melepas pelukannya,
“ Ya udah yukk,,, kita langsung pulang aja, mba udah masak banyak,,,” ujar Nadia setelah berkenalan dengan Vee,
“ Bentar dulu ya mba, aku mau ke toilet ,,,” pinta Al
“ Jangan lama-lama..”
Al pergi ke toilet untuk satu tujuan, kembali mengumpulkan kekuatan untuk hal yang akan dia hadapi selanjutnya,ia menumpahkan tangisannya di kamar mandi. Ikhlas sudah pasti, namun tidak ada salahnya kan dia menangis untuk melegakan hatinya?. Terkadang tangisan bisa melegakan hati yang sedang tersakiti. setelah hatinya mulai lega, al menghapus airmatanya dan menambah sedikit bedak agar tidak ada yang menyadari bahwa dia baru saja menangis. Al pun keluar dari toilet.
“ Al,,,” terdengar sapaan yang sangat tidak asing di telinga Al, Al hanya diam tidak berani menoleh ke arah Zacky yang sedang berdiri di depan koridor.
“ Apa kamu bahagia dengan ini…?’ Tanya Zacky
“ Pasti…” jawab Al singkat, sesaat Al menarik nafas panjang,
“ Saat kita menyayangi seseorang, kita akan berusaha membuatnya bahagia, apapun caranya.,..”ujar Al
“ Kalau begitu Jazakillah untuk ketulusannya,,,”
“ Aku duluan ya..” Alisya buru-buru pergi, Zacky hanya bisa terdiam. Andai dia bisa memutar waktu dia tidak akan membuat hal ini menjadi rumit, penyesalan memang selalu datang di akhir.

Mencintaimu Karna AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang