=>25<=

40 10 0
                                    

Setiap detik, setiap menit dan setiap jam, hanya kau yang dapat mengisinya. Mengisi dengan hal yang dapat membuat ku merasa nyaman

*****

Sekarang Lauren menunggu Angga di depan rumahnya

"Cepet naik!" ujarnya saat memberhentikan motornya di hadapan Lauren

Lauren hanya mengikuti apa yang di perintahkan Angga, tapi tidak semua, digaris bawahi tidak semua, hanya hal yang wajar saja

Setelah malajukan motornya ke sekolah, akhirnya Angga dan Lauren berhenti di tempat parkir sekolah

Lauren segera turun dari motor Angga tanpa mengucap sepatah kata pun, baik itu terima kasih atau hal sebagainya

Ia berjalan menuju kelasnya, suara teriakan siswa dari arah kelasnya sudah terdengar dari tempat parkir, hmmm enggak deh jauh amat. Lauren sudah mengetahui Dewan dan Roni yang melakukan itu semua

Lauren masuk ke kelasnya sambil menutup telinga dengan kedua tangannya

"Hei ada Lauren." sapa Dewan sambil berteriak

'Ahhh sialan, masih pagi-pagi. Pura-pura nggak dengar aja kali ya'gumam Lauren dalam hati sambil berjalan menjauhi Dewon dan Roni

"Hai Lauren apakah anda bisa wawancara lagi?" kata Roni yang saat ini berjalan menyusul Lauren dengan memegang botol air mineral sebagai mic

Ia hanya berjalan tidak memperdulikan Roni yang sedari tadi mengejarnya. Berjalan menuju tempat duduknya di samping Tiara

"Sumpah ya lu Ron, cari siapa kek, jangan gue!"pinta Lauren sambil menggerakkan tangannya mengusir Roni yang berdiri di samping mejanya

"Ouh, sepertinya saudari Lauren sedang tidak ingin di wawancarai," ujar Dewan. "Dan kita harus mencari orang lain untuk di wawancarai, karena saudari Lauren sedang tidak ingin di ganggu."

"Tuh Dewan aja ngerti, sana gih!" kata Lauren sambil mendorong Roni pelan

Lauren segera melepas tasnya dan menaruhnya di atas meja, ia memasukkan tangannya ke dalam tasnya, lalu menggambil hpnya

Lauren menunjukkan smsnya dengan Bryan kemarin, yang dimana Bryan menyuruh Angga untuk mengantar jemput Lauren selama sehari

"Ahh, serius lo?" tanya Tiara sambil membulatkan matanya

Lauren hanya mengangguk pelan

"Jadi, bentar lo pulang bareng ka Angga dong." ujar Abigail

"Ya gitu deh,". "Ehh, tunggu-tunggu Nina mana yah?" tanya Lauren sambil sesekali matanya melihat sekitar kelasnya

"Au, kayaknya dia belum dateng deh,". "Masih molor." kata Tiara yang berbicara sambil memainkan hpnya

Jam pelajaran berakhir, tapi tidak ada tanda-tanda kedatangan Nina

Lauren: Nin lo lagi di mana?, kok lo nggak masuk sekolah si'?

Nina: Sorry gue nggak bisa masuk sekolah, gue lagi nggak enak badan nih

Lauren: Astaga, bentar gue sama anak-anak mampir deh ke rumah lu

Nina: Enggak usah, lagian gue ini lagi ada di rumah nenek

Lauren: Oke kalau gitu, lo cepet sembuh ya

Nina: Makasih

**

Di perjalanan Angga dan Lauren, hanya diam saja tidak ada yang membuka pembicaraan. Hingga hujan turun, memberi kesan baru

Kesan di mana seluruh tubuh akan terkena air. Angga memberhentikan motornya di halte yang tak jauh dari tempatnya berada tadi

"Kayaknya hujannya bakal lama deh, gue pulang naik taksi aja daripada nyusaihin lo, kan." kata Lauren sambil sesekali melirik ke arah jalanan

"Enggak." jawab Angga singkat, tapi ia tidak melirik Lauren melainkan pada rintik hujan

Lauren kembali terdiam dan memilih duduk di bangku halte, ia memikirkan Bryan.

Angga memakai earphonenya ke telinga, mengurangi kebosanan. Setelah berjam-jam menunggu hujan reda, matahari mulai menampakkan dirinya setelah lama beristirahat

Angga sesekali melirik Lauren yang sedang duduk di bangku halte dan sedang tertidur

"Bangun!" kata Angga sambil menggoyang-goyangkan badan Lauren dengan jari telunjuknya


Lauren mengusap matanya dan mencoba untuk membuka matanya

*****

Dingin bukan berarti tidak peduli, ia peduli, tapi ia peduli dengan caranya sendiri

You Look Happier With HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang