05.Hujan

62 3 0
                                    

Mereka makan, makanan nya tanpa ada yg memulai pembicaraan.
Di sisi itu mungkin betmut Kila sudah hilang, akhirnya Kila membuka pembicaraan.

"Eh ga asik banget si kita diem dieman gini" Kila sembari melirik teman teman nya satu persatu.

"Eh iya yaa" jawab lela.

"Udah deh ini kan lagi makan" kesal Febi.

"Yee, sensitif banget si loh" ejek Kila.

"Iya lagian emg makan harus seserius itu" ketus Zahra.

"Iyalah nanti sendok nya masup idung baru tau rasa" Febi tak mau kalah.

"Iya juga yaa" ujar Lela dan memasang mimik muka beloon nya.

******

Setelah makan di kantin Kila dkk menuju kelas kembali, ya saat itu masih bebas tidak ada belajar mengajar di semua kelas dikarnakam masih baru masuk tahun pelajaran baru, lapangan pun di penuhi murid baru yg sedang entah di apakan oleh OSIS.

Bel pulang berbunyi semua siswa pun berhamburan keluar untuk pulang kerumah mereka masing masing.
Tetapi sangat di sayangkan cuaca di luar sangat tidak bersahabat,gelap nan juga mendung seperti hujan akan turun.

Di parkiran....

"Lu pulang sama siapa Kila" tanya febi.

"Gue naik angkutan umum aja" jawab Kila.

"Bareng aja sama gue" tawar Febi.

"Gauasah deh bi, ngerepotin elo nanti, lagian kan kita ga searah pulang nya" tolak Kila.

"Bener nih? Gue kasian aja sama lo cuaca udah mendung"

"Yeee, sejak kapan lo kasian sama gue"

"Sejak tadi"

"Sialan loh"

"Yaudah deh kalau ga mau, gue duluan ya"

"Iyaa, Daaah.... Kalau kangen gue sebut aja nama gue tiga kali kalau ga muncul itusih Derita lo" teriak Kila pada febi yg sudah mulai menyalakan mobil kendaraaan nya.

"Yee, sempet sempetnya loh, yaudaah Dah kilaa, gue duluan" teriak Febi yg akan mengendarai mobil nya menonhol di kaca mobil nya.

Kila berjalan menuju halte depan sekolah untuk menunggu angkutan umum, cuaca pun semakin memburuk terpaan angin begitu seperti menuelimuti tubuh kila, percikan air hujan sudah mulai turun ke bumi yang akan membasahi seluruh benda dan mahluk hidup yg akan di bumi.
Kila hanya pasrah dan duduk di halte sendiri, menunggu angkutan umum yang tak kunjung datang, hanya di temani terpaan angin di tubuhnya, entah kenapa orang orang sepertinya sudah pulang seperti hanya Kila seorang di halte itu.
Kila hanya merangkul badan nya dengan kedua lengan nya.

Tadi aja gue ikut febi, sok gengsian deh gue, ginikan jadi nya. Batin Kila.

Teet... Teett...

"Ikut gue" ujar cowo yg tengah duduk di motor nya. Yg tak lain adalah Arvin.

"Mau ngapain" kaget Kila.

"Gue anter pulang"sinis Arvin.

"Ga mau" ketus Kila.

"Lo harus mau"

"Tapi gue ga mau, ga usah nyolot lu"

"Lu yang nyolot bego"

"Eh iya yaa" masang mimik muka bego nya.

"Buru naik"

"Ga"

"Gue duluan" sembari menyalakan motornya.

"Eh tunggu iya gue ikut deh" Kila pun langsung menuju motor arvin dan duduk di motornya.

Motor itu pun jalan, melaju dengan kecepatan di bawah rata rata sperti membelah jalanan hitam yg kian panjang menembus rintihan air hujan dan angin menerpa tubuh mereka sesekali rambut Kila yang indah nan panjang menghalangi pandangan nya Kila menyelipkan nya pada telinga nya.

"Rumah lo dimana"tanya Arvin

"Lupa Gue"canda Kila.

"Hm"

"Itu rumah gue di blok 7 cat abu abu"

"Cat abu abu banyak"

"Yaudah jalan ke blok 7 aja nanti gue kasih pentunjuk lagi"

"Hm"

****

Hujan

Hujan mengingatkan ku padanya
Pada dia yg pernah singgah di masa lampauku.
Kau bilang...
Sebanyak hujanlah kau mencintaiku
Aku sangat bahagia dengan perkataan nya

Karna...
Setiap rintihan hujan itu banyak jumlah nya tak terhingga.
Seperti itulah dia mencintaiku dan menyayangiku
Tapi semua itu aku salah mengartikan nya.

Sekarang aku baru menyadarinya
Banyak rintihan hujan yang turun
Namun semua itu hanya sementara
Hujan akan berhenti
Begitupun dengan kau

Kau yang mencintaiku
Sebanyak rintihan hujan yang turun
Namun hanya sesaat.

Begitupula dengan usai nya hujan
Akan ada pelangi yang indah
Namun aku artikan lagi
Pelangi indah dan hanya akan muncul dengan sesaat.

Inilah aku...
yang tak ingin mengulangi
Satu penyesalan lagi dalam hal mencinta.

-syakila pradya kusuma-

****

"Mana rumah lo" tanya Arvin

"Itu yg di depan, cat Abu-Abu" menujuk rumah yang akan di tuju.

Sesampainya di depan rumah kila
Kila langsung turun dari motor arvin
Baju mereka pun basah karna terguyur hujan tadi selama di perjalanan

"Makasih ya lo udah anterin gue"

"Akhirnya lo bilang makasih juga, gue duluan" Arvin pun langsung pergi meninggalkan gadis itu tanpa menunggu balasan dari cewe itu.

"Eh iya yaa kan gue gaakan bilang makasih sama dia" menggaruk kepalanya

Ish bego banget sih gue. Batin Kila.

"Eh wey tunggu, maen pergi aja loh" Teriak pada arvin yg sudah menjalankan motornya.

*****

Author Nothes:

Jangan lupa kasih voment nyaa yaa
Aku lebih suka kalain komentar dari pada baca gitu aja.
Oke
Sampai ketemu chapter selanjutnyaa :)

Voice of SyakilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang