"Bobyyy! Sialan!" Teriak Shania kencang setelah menyadari cake kesukaanya sudah berada di dalam mulut Boby
"Shania, kenapa sih? Teraik-teriak gitu?" Tanya mama Boby pada Shania
"Itu tante, si tikus makan cake aku! Kan aku udah simpen buat aku makan terakhir. Eh malah diambil dia!" Shania mengadu pada mama Boby
"Boby! Kamu hobby banget sih jahilin Shania!" Boby hanya tersenyum sambil terus mengunyah cake dalam mulutnya
"Yaa siapa cepet dia dapet!" Boby membela dirinya sendiri
"Tauk amat!" Shania kesal
"Yahh si tante segala marah. Kalau marah makin cantik deh, tapi sayang muka lo boros!" Kata Boby lalu berlari menjauh dari Shania juga mamanya
"BOBYYY TIKUSSS!!" Teriak Shania sambil berusaha menangkap Boby.
Sementara mamanya hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat dua anak tadi berlarian memutari halaman rumah.
Boby dan Shania adalah sahabat sejak mereka masih di dalam kandungan. Mama Boby dengan mama Shania adalah sahabat baik sejak SMA. Dan hal itu menurun pada kedua anaknya.
Yap. Boby dan Shania sudah berteman sejak kecil. Bahkan mereka lahir di hari yang sama, hanya berbeda beberapa menit saja.
Sebuah kebetulan yang sangat lucu kan?
Tak bisa dielak lagi, Boby memang menyukai sahabatnya itu. Tapi Boby tak mau mengakui itu pada Shania. Ia takut, jika itu terjadi makan Shania akan menjauhinya.
Boby tidak mau itu terjadi.
Klise, jatuh cinta pada sahabat sendiri.
***
Bel pulang sekolah sudah berdering sejak setengah jam yang lalu. Boby mulai bosan menunggu Shania.
"Yaelahh, si tante kemana sih? Udah setengah jam gue ngedongkrok di sini." Monolog Boby sambil melihat sekitar.
"Gue samperin ajalah, daripada gue lumutan nungguin dia." Boby melangkah kan kakinya menuju kelas Shania.
Boby dan Shania tidak satu kelas, bahkan gedung mereka saja berbeda.
Boby mengintip dari pintu kelas Shania.terlihat ada Veranda yang sedang menepuk pipi Shania, berusaha membangunkan Shania.
"Shaniaa, bangunn.." Ujar Ve dengan menggoyangkan tubuh Shania
"Bentaran ah, lima menitt!"
"Ve!" Sapa Boby sambil masuk kedalam kelas Shania.
"Eh kebetulan ada lo, Bob. Nih sahabat lo bangunin yah. Gue ada janji sama Kinan nih, yaudah ya, bye!" Veranda melambaikan tangannya pada Boby
"Shan." Panggil Boby
"Iya, Vee.. bentar lagi." Sahut Shania tanpa membuka matanya
"Heh, Tante! Ini gue Boby. Bukan Veranda!" Boby menjepit hidung Shania, membuat tidur Shania terusik
"Kenapa sih, Ve. Gangguin gue aja, lama-lama kaya Boby lo. Sukanya ngatain gue tante." Shania perlahan membuka matanya.
"Eh, ternyata lo, Bob." Kata Shania dengan cengirannya, Boby hanya mengangguk dan menunggu reaksi Shania selanjutnya
"Wait.. LAH! KOK ELO SIH? BOBY TIKUSSS!" Teriak Shania setelah sadar jika yang menjepit hidungnya dan memanggilnya tante itu adalah Boby bukan Veranda
"Santai, Tan!" Teriak Boby dengan memegang telingannya
"Ngapain lo di sini?" Tanya Shania penuh selidik.
"Oh! Lo mau apelin Gaby ya? Dia udah balik kayanya." Tebak Shania sok tau