Something Secret

2.3K 68 4
                                    

Dari jauh aku mendapati Regina sedang melambaikan tangannya menungguku. Meskipun dalam keremangan malam, aku masih saja bisa mengenali senyuman gadis itu.

Pukul tujuh malam. Itu artinya, Sembilan jam sudah aku habiskan dalam bus. Lebih cepat dari kepulanganku kemarin, meski saat ini pun sebenarnya aku mengalami keterlambatan.

Jadi, aku baru saja menghabiskan liburan semesterku di rumah. dan itu pertama kalinya aku bisa pulang kampung setelah aktivitasku sebagai mahasiswa kedokteran.

Bukannya tidak rindu kampung halaman. Hanya, memenuhi pesan ibuku agar tidak pulang selagi belum selesai belajar.

Kembali ke Regina...

Regina masih saja melambaikan tangannya, berusaha meraih perhatianku. Sepertinya Endra mengajaknya untuk ikut serta. Baguslah, aku juga merindukan gadis ini. sepertinya sudah lama sekali tidak mengetahui kabarnya.

Terlalu sibuk dengan aktivitas masing–masing membuatku sedikit jauh dari Regina. Sementara untuk Endra, aku masih bisa menganggap pertemuan kami lebih banyak daripada pertemuanku dengan Regina, si Miss Perfect itu.

Aku berjalan menghampiri mereka yang sudah tiba disini setengah jam lalu. Karena macet, jadwal kedatanganku di terminal menjadi telat. Tapi dengan penundaan kehadiran selama itu tidak membuat karibku jenuh menanti, mereka masih dengan senyumannya yang sudah aku rindukan sejak tadi.

Memiliki mereka membuatku semakin betah untuk berlama–lama di kota ini, meskipun alasan lain juga masih menjadi dasar mengapa aku akan selalu senang untuk tetap bertahan disini.

Long time no see!" Regina menjangkau badanku, memeluknya pelan. Aku merangkulkan lenganku dipunggungnya. Tidak lama, hanya sesaat saja kami berpelukan.

"Apa kabar, Zha?" Endra menyalamiku, dan melakukan hal yang sama seperti Regina kemudian. Pelukannya agak mengetat, menyebabkan aku sedikit merintih karena perlakuannya.

"Dengan pelukan lu yang seperti tadi, kabarku langsung nggak baik, Ndra!" dengusku kesal setelah ia melerai dekapannya. Endra hanya tertawa melihat reaksiku.

"Habisnya gua kangen lu, Zha. Dah lama gua nggak nginep di kos lu" Ucapannya mulai aneh. Aku abaikan saja.

"Mau kemana dulu kita?" Regina masih berdiri disampingku. Sementara Endra, setelah menyambut kedatanganku kini ia duduk dekat kemudi dengan pintu yang terbuka.

"Yang pasti makan dulu ya, Gin. Aku kelaparan nih" Keluhku. Terakhir tadi siang aku sempat menikmati nasi dan lauk saat bus yang aku tumpangi berhenti di warung makan tepi jalan.

Poor Mirzha emang mau makan dimana?"

"Kampung laut saja, gimana? Lagian deket dari sini" Endra mengusulkan.

Aku baru dengar tempat makan ini. apakah akan sesuai namanya? Jika iya, maka tempat makan ini berada tepat di pinggir laut. Dan jika seperti itu kenyataannya, sea food adalah masakan andalannya.

Manut!" jawabku.

"Weisss si Akang udah pandai ngomong Bahasa Jawa ya. Ahahaha" Endra merespon jawabanku berlebihan. Aku cukup mendiami saja.

"Tunggu apa lagi, Ndra? Ayo kesana" Regina memberi instruksi.

Lalu Endra segera memposisikan duduknya di depan kemudi. Sementara Regina duduk di samping Endra, sedang aku duduk di belakang mereka, setelah menaruh beberapa barang bawaanku dari kampung halaman. Tidak lama, Endra segera melajukan kendaraannya. Kampung Laut, here we go!

*

KAMPUNG LAUT, SEMARANG BARAT PUKUL 19:50 WIB

Kini aku sudah tiba di tempat makan pilihan Endra. Sesuai dengan namanya, tempat makan ini memang berada di pesisir Semarang. Aku baru pertama kali kesini selama hidup di Semarang.

The Untold Story "AZKAR"  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang