Part 13,5

55 15 4
                                    

A/n : awal bagian part ini spin-off dari part 13, tapi diambil dari sudut pandang Arfan

Happy reading

•••••

Pelajaran telah usai. Semua murid bersiap untuk pulang termasuk Arfan.

Arfan memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Matanya tak sengaja menangkap sesuatu berwarna hijau. Sebuah kertas dengan tulisan tangan seseorang.

Arfan menemukannya di dalam tas bagian depannya. Ia membaca tulisan yang berada di kertas tersebut.

Kafe Greenland, tomorrow at 7 p.m. 081274877xxx

P.s. thanks udah nolongin dari bully-an si nenek lampir :)

Arfan tersenyum kecil melihatnya. Satu nama langsung terlintas di benaknya. Mungkin ini jalan untuk move on. Ia memasukkan kertas tersebut ke dalam kantong celananya.

Setelah berdoa, semua murid keluar dari kelas untuk pulang. Di luar kelas, Arfan mengeluarkan smartphone-nya. Ia mengetik sesuatu di sana.

To : 081274877xxx

Dea?

From : 081274877xxx

Kok lo tau sih

Arfan tersenyum puas. Tebakannya benar. Ia langsung mengganti kontak tersebut dengan nama 'Dea'.

To : Dea

Apasih yang gue ga tau

From : Dea

Terserah lo deh kak, besok gimana? Bisa?

To : Dea

Bisa kok

From : Dea

Oke deh. See you

Baru saja Arfan ingin membalas, namun smartphonenya sudah mati duluan karena baterainya habis. Arfan berdecak kesal.

"Ngapain lo Fan?" tanya seseorang yang kini berjalan beriringan dengannya.

"Gue kira siapa." Arfan terkekeh kecil. "Biasa, low." ucap Arfan sambil menunjukkan smarphonenya yang mati.

"Mana ada sih orang yang hpnya low malah senyum-senyum." ucap Darel. Ya, orang itu adalah Darel.

Arfan menghentikan langkahnya secara spontan. Membuat Darel melakukan hal yang sama. Ia sudah terkekeh geli melihat tingkah Arfan.

"Kenapa lo? Kaget gue liat tingkah gila lo?"

"Sialan. Emang tadi gue senyum-senyum apa? Ngigo lo ya?"

Mendengar jawaban Arfan, tawa Darel semakin menjadi. "Lo kocak kalo lagi salting Fan."

Arfan yang ditertawakan hanya memutar bola matanya. "Terserah lo Rel."

Tawa Darel mereda. "Ya udahlah, gue balik dulu, takut adek lo ngungguin." Darel menepuk bahu Arfan beberapa kali lalu meninggalkan Arfan.

After Sunset [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang