tapak bibirmu di garis cangkirku

1.1K 135 13
                                    

Kalaupun kau bertanya, aku akan mengaku

Pria ini bukanlah seorang pujangga tekun

Dia hanya mencintai garis-garis kulacino manakala matahari muncul, yang katanya, seperti sinar-sinar lembayung penuh dengan peluh

Lihat saja cara dia menulis sajak, selalu dengan paradoks yang kesannya lucu


Dari desus yang kudengar, pria ini menyukai kemarau

Menunggu bersama secangkir kamomil yang entah bagaimana rasa dari daun-daun kering yang telah dia seduh


Kalaupun orang bertanya, aku akan mengaku

Pria ini penuh dengan beribu rasa rindu

Apalagi pagi hari, sendu katanya, sendu

Dia hanya mambayang tapak bibir di cangkir miliknya yang luluh 

.

[Bandung, 22 Maret 2017] 

dari bait kecil ini, aku menulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang