kucing loreng oranye

40 6 0
                                    

Kucing itu saya beri nama Ponta.

Terbersit begitu saja sebab saya ingat salah satu karakter kucing anime yang biasa saya tonton bersama Ibu. Ponta, unik dan mudah diucapkan. Warnanya oranye, ada loreng-loreng, ekornya seperti zebra cross, punya mata bulat dengan telinga runcing. 

Walau tidak suka kucing, Bapak-lah yang pertama kali menemukan Ponta di bawah mesin cetak yang biasa beliau pakai untuk bekerja; di antara tumpukan kertas lama, tersembunyi oleh botol-botol tinta, bergerumul dengan bau apek. Ketika saya mencoba mengambilnya, tubuh Ponta melengkung ketakutan; belum percaya

Dia masih kecil. Mungkin belum setahun, mungkin masih di angka bulanan. Tidak bisa diam, larinya kencang ke sana kemari. Banyak makan. 

Masih kecil, suka sekali mengeong di waktu subuh dan tengah malam. 

Jelas masih kecil, ketika dia melihat saya menangis sambil duduk bersilang kaki, Ponta hanya berjalan mendekat dan duduk di pangkuan. Termanggu seperti roti. Tidak protes sewaktu puncak kepalanya basah dihujani air mata, tidak protes ketika waktu bermainnya terganggu. 

Meski masih kecil, barangkali Ponta lebih mengerti. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

dari bait kecil ini, aku menulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang