kapal kecil

673 68 8
                                    

Kang, kalau pun boleh saya berkata, akang ini sebenarnya seorang seniman yang hebat. Pagi sebelum kampus dimulai, akang selalu sibuk dengan si abu, kucing kecil yang suka ribut ketika perut bergemuruh.

Selepas itu, akang sengaja melatunkan nada dari tuts-tuts, yang kalau tidak saya salah dengar, mahakarya Beethoven dan akang taruh pada karyanya yang kesekian, klasik dan menarik kisi.  Musikolog yang setiap keping warnanya adalah rubai yang jarang  berkata.

Kang, kalau pun si abu tak mampir, pesan-pesan singkat akhirnya memenuhi lini masa ponsel saya. Lucu sekali, akang ini, setiap waktu mengirimkan rayap-rayap yang menggerogoti pikiran saya. Seperti radio rusak atau puisi cerewet. Berisik tapi kosong kalau tak ada.

Suatu hari, kang, saya diminta duduk di sisi akang. Dan akang bertanya, pada saya (entah basa-basi atau maklum karena waktu), bagaimana melodi yang jari akang bawakan. Bagaimana kesannya, bagaimana, bagaimana, bagainana.

Kalau pun saya harus jujur, saya hanya melihat kapal-kapal kecil di mata akang.

Berlayar, ada samudera yang membentang, ranahnya debur ombak,  membentur, lalu biru dan koak pelikan; terbang ke sana kemari.

Kendatipun saya tahu, akang tidak tahu bagaimana rupa saya selama ini.

Bandung, 24 Maret 2017
Ruang 15
11. 34 WIB

dari bait kecil ini, aku menulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang