21 | Cos 2 a = 1 - 2 Sin² a

13.3K 1K 31
                                    

It's a seulgi point of view!

Siapa yang masih kurang paham kemana keberadaan yeri disaat jeongguk dan taehyung renggang?

Masih belum membahas keberadaan lisa, teman-teman.

Mari simak ceritanya!

.

.

.


Waktu yang sangat tepat untuk rebahan dan menikmati waktu dengan bermalas-malasan sembari melihat film atau drama di televisi.

Namun seulgi mendapatkan laporan dari kurcaci cerewetnya, felix. Jika taehyung mendapatkan luka karena ulah kurang ajar dari yeri.

Sebelumnya seulgi memang tidak mempercayai semua itu, namun saat ia melihatnya sendiri dengan beberapa bukti yang diberikan kurcaci cerewetnya itu ia percaya.

Sebenarnya seulgi sangat membenci seseorang yang melakukan kriminalitas hanya karena faktor cemburu, seperti yang dilakukan yeri.

Seulgi mendudukkan diri dengan tampang datar. Melihat gambar yang sudah felix dapat dari berbagai sudut itu menyulut emosinya.

"Cupu banget si bocah bantet jahatin taehyung," gumamnya, ia melangkahkan kakinya ke tempatnya berganti baju. Ruangan yang hanya berisi pakaian miliknya menyimpan berbagai senjata, diantaranya adalah kamera pengintai kecil.

Alat yang biasa kurcacinya pakai saat mengikuti keberadaan taehyung dan jeongguk.

Seulgi mengedip malas, harusnya ia sedang bermalas-malasan dirumah tapi karena harus menyelesaikan permasalahan ini, ia tidak bisa lagi.

Pilihannya jatuh kepada hoodie dan celana training putih tulang, topi Adidas dengan tiga garis ditengahnya, serta sepatu Adidas putih. Ia juga tidak lupa dengan benda yang bernama masker.

Semua pakaian sudah melekat ditubuh rampingnya, melihat tampilannya di kaca mengundang kekehan dari mulutnya. "Hehehe gue kaya hantu aja pake putih-putih gini."

Tangannya mengambil ponselnya yang sedari tadi berdering. Nama pengikut abadi tertampil di layarnya. Ia segera mengangkat telpon tersebut sebelum seorang yang berada jauh disana tidak memakinya.

"Oi, gue dapet lokasi dimana yeri. Lo mau gue sherlock atau begimana?"

Tanpa berpikir lama seulgi menggenggam kunci motor yang biasa ia pakai saat mereka sedang menjalani misi khusus.

"Sherlock, gece! Tunggu gue disana dan jangan ada yang bergerak!"

Seulgi mematikan telponnya sepihak, ia memakai helm full face berstiker malaikat maut yang memenuhi permukaannya. Tak lupa juga memakai sarung tangan, agar kulitnya tidak belang.

Ia mengeluarkan motor sport miliknya dengan warna kuning stabilo yang membuat siapapun akan menatapnya. Seulgi menggunakan motor itu hanya untuk kepentingan bersama, terkadang yugyeom juga memakainya.

Motor sport tanpa plat itu melaju dengan kecepatan diatas rata-rata, tidak menghiraukan beberapa pengendara mengumpatinya.

Matanya sudah melihat sebuah mall yang sebelumnya seseorang itu mengirimkan alamatnya. Ia menyeringai, menambah kecepatan motornya. Membuat knalpotnya mengeluarkan suara bising yang memengkakkan telinga.




🔗🔗





"Jadi gimana?" Tanya seulgi, mengikat rambut panjangnya dengan cekatan. Ia duduk bersama dua orang lainnya, satu diantara mereka adalah kurcaci seulgi, hyunjin, yang tadi menelponnya.

"Gue ada teman, namanya mark. Dia lagi nyari pelampiasan, katanya. Nah, pas banget lo lagi butuh orang buat nyingkirin yeri." Terang hyunjin, seulgi tahu maksud dari kurcacinya namun apa memang benar mark akan menjalankan misi ini dengan baik? Atau malah membongkar semua kerja kerasnya?

Tatapannya tertuju pada lelaki yang kini sedang mengedipkan matanya dengan konstan. Membuat hatinya berteriak, anjir lucu amat woi.

"Nama lo mark?"

"Iya kak, nama saya mark. Teman hyunjin dari smp."

Seulgi kembali menatap hyunjin. Kali ini ia menuntut jawaban dari pertanyaan ghaib yang ia layangkan dari sorot matanya. Seperti, lo yakin cowok ini bisa bikin yeri berpaling?

Awalnya hyunjin tidak mengerti, namun saat kakinya diinjak oleh sang mami, ia meringis pelan sembari mengangguk. "Biarin dia kerja sama caranya sendiri, kita gatau gimana cara dia. Yang jelas pokoknya dia bisa bikin yeri minggat dari bang jeongguk."

Mark terkesiap, oh lagi memperbincangkan tentangnya. Ia tersenyum tipis, menundukkan kepala sembari menghirup udara lalu menatap seulgi dengan lekat. "Kakak gausah khawatir tentang itu, aku menjamin semua ini lancar dan yeri gabakal tau kalo semuanya settingan kita."

"Yaudah, kalo itu bukan suatu hal yang perlu dibebankan, dibikin asik aja. Lagian kita juga gamaksa lo harus bikin yeri berpaling sangat cepet."

Seulgi merebut minuman hyunjin, meneguknya sampai hampir habis dan menatap kedua lelaki tadi. "Udah selesai 'kan? Gue mau cabut. Ada yang harus gue lakuin abis ini." Ia meninggalkan mark dan hyunjin di dalam kafe, mencari keberadaan yeri yang sudah ia ketahui tempatnya.

Sementara itu hyunjin memelototi minumannya yang hanya tinggal separuh. Ia membatin, kenapa gak sekalian langsung diabisin sih, kalo gini gue jadi gak minat lagi.





🔗🔗





Harus seulgi akui, misi ber-title yeri kali ini lebih gampang dari mantan jeongguk yang sebelum-sebelumnya. Karena bukan hanya terdapat beberapa sukarelawan yang membantunya, tapi juga banyak waktu luang yang ia gunakan untuk memantau pergerakan yeri.

Entah itu yeri sedang bersama keluarganya atau sedang memperhatikan gerak-gerik jeongguk dan taehyung dari kejauhan.

Seulgi sudah bersiap diri; memakai masker putih yang selalu ia bawa kemana-mana, dua kalung melingkar di lehernya bernama Queen of Mission, dan yang terakhir ia memakai sebuah tatto non permanen di area lehernya.

Hehehe, ia berpikir lebih cocok menjadi preman daripada menjadi mami dari para kurcacinya.

Tangannya menggenggam sebuah pisau kecil, begitu kecilnya sampai tidak terdeteksi oleh mata telanjang.

Ia berjalan mendekati dua sejoli di bagian pakaian. Keadaan toko sangat ramai, memudahkannya menjalani misi ini.

"Lo pikir bakal mudah bikin taehyung terluka? Sekarang Lo harus tanggung rasa sakitnya, yeri." Gumamnya.

Ia benar-benar tidak melepaskan pisau tersebut, karena jika meleset sedikit saja telapaknya yang akan menjadi korban karena pisau tersebut sangat tajam.

Seulgi rela berdempetan dengan tubuh semua orang, melangkahkan kakinya bersamaan dengan ayunan tangannya.

Menancapkan pisau tersebut ke lengan yeri sembari bergerak vertikal dan seiring dengan keduanya terhimpit.

Sampai ia merasa cukup dengan luka yang ia buat, seulgi mencabut pisaunya. Berjalan cepat dibalik lautan orang di depannya.

Senyuman licik terpatri di bibir seulgi, menggenggam pisau yang masih terdapat darah yeri disana dengan erat. Menghiraukan jeritan pilu dari belakangnya karena ia tahu suara itu. Suara yeri.

"Hah misi sukses."






























🔗🔗

140919

MAAF KARENA TADI ADA KESALAHAN TEKNIS YA. NGGAK SENGAJA KEPENCET PUBLISH :')

First time aku buat seulgi kaya psikopat 🤣

Perasaan malah jadi aneh, karena dari awal cerita ini mainstream dan mudah ditemui.

Ah jadi pengen ngakak 🤣

Tertanda cinta Fufflytata 💋

Instagram ; KookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang