Malam hari kata orang adalah waktu yang cocok untuk menyatakan perasaan kepada seseorang yang sudah lama disukai, begitu pula dengan jeongguk.
Ia akan melaksanakan sumpahnya kepada Tuhan untuk menjaga sosok manis yang sekarang bergelayut manja sedari mereka keluar dari mall.
Bukan sumpah yang sebenarnya. Namun ia ingin menjaga sosok manis ini dalam dekapannya, melindungi dengan segenap hati tanpa kekurangan sedikit lagi, dan akan selalu berada di sampingnya meski dalam keadaan yang tidak memungkinkan sekalipun.
Jeongguk memandang langit malam, gemerlap bintang seakan-akan mendukungnya untuk menyatakan hal tersebut. Suasana yang tidak terlalu ramai namun tidak bisa dikatakan sepi juga menyetujui permintaannya.
Senyuman tampan terpatri di bibir jeongguk, ia mengeratkan genggamannya kepada jemari panjang taehyung. Mengelus punggung tangan itu dengan sangat hati-hati sembari menyalurkan rasa cinta di setiap sentuhannya.
Waktu berjalan begitu cepat hanya dengan ia menatap penuh puja kepada wajah taehyung yang sekarang hanya terkikik gemas karena seorang bayi yang sedang merangkak mendekati orangtuanya.
"Taehyung, tau gak kalo gue itu sayang sama lo?" Ucapnya, ia sendiri tidak tahu kenapa jantungnya bekerja sepuluh kali lebih cepat dari ia berlatih di tempat gym. Terasa seperti jantungnya akan terlepas dari tempatnya.
Taehyung menoleh, masih dengan cengiran kotak kesukaan jeongguk. "Iya gue tau, gue juga sayang sama lo kok."
Ah kayanya taehyung gatau maksud gue, batin jeongguk.
Ia mengangguk mendengarkan perkataan taehyung barusan, meski sedikit sakit ia akan segera melakukannya. Bahkan jika sahabatnya tidak akan menerima cintanya, tak apa. Jalur takdir Tuhan akan mempertemukan mereka, jeongguk percaya hal itu.
Taehyung mengetahui perubahan raut wajah jeongguk, ia merasa bersalah. Jemarinya menggenggam erat jemari jeongguk, membuat anak tersebut menoleh kembali ke arahnya. "Lo kenapa? Cerita deh sama gue."
"Gue gapapa, lo kedinginan?" Alih-alih menjawab, jeongguk malah bertanya yang lain. Taehyung tahu jika jeongguk masih belum bisa menceritakan hal yang harus diceritakan.
Maka dari itu, taehyung memilih mengangguk dan merapatkan tubuhnya ke lengan jeongguk, menghangatkan tubuh serta pipinya karena ketampanan jeongguk yang tidak bisa di elak oleh seluruh manusia.
Bahkan sedari tadi mereka diperbincangkan oleh puluhan pasang mata karena visual mereka yang dapat berada di atas rata-rata.
Taehyung sedikit risih, ia memang cenderung pemalu jika berada di keramaian, namun bersama jeongguk, ia dapat melenyapkan semuanya.
Senyumnya masih belum luntur, ia menyenderkan kepalanya ke bahu tegap jeongguk membuat sang empu menoleh, "Capek, hm?" Ia mengangguk, padahal hanya berjalan beberapa meter, namun tubuhnya tidak bisa mentolerirnya.
Jeongguk melepaskan genggaman mereka, menyingkirkan dengan hati-hati kepala sahabatnya dan berjalan terlebih dahulu. Taehyung mengerutkan dahi tidak suka dengan perlakuan jeongguk.
Melihat perlakuan jeongguk selanjutnya membuat taehyung tak dapat percaya jika itu sahabatnya. Berjongkok dengan kedua tangan dan punggung seolah ingin menyambut tubuhnya.
"Lo ngapain guk?" Tanyanya, taehyung tidak ingin salah menanggapi perlakuan jeongguk barusan.
"Gue mau gendong lo, buruan naik sebelum gue yang naikin lo," Ucap sahabat karibnya, taehyung tak habis pikir. Sebenarnya tujuan jeongguk melayaninya bak putri ini untuk apa?
Ia menolak, mengelengkan kepalanya dengan kedua tangannya menyilang di depan dada. "Gamau! Lo pasti ada maunya."
Jeongguk mengeluarkan cengiran bodoh khasnya, mulai mengubah posisi seperti semula namun ia menatap lurus obsidian taehyung tanpa berniat membuat malu sang empu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Instagram ; Kookv
Fanfiction[END] ❝ᴊᴀᴅɪ, ᴊᴇᴏɴɢɢᴜᴋ sᴀᴍᴀ ᴛᴀᴇʜʏᴜɴɢ ɪᴛᴜ ᴄᴜᴍᴀɴ sᴀʜᴀʙᴀᴛᴀɴ? ʏᴀᴋɪɴ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ɴɢɢᴀᴋ ᴘᴀᴄᴀʀᴀɴ?❞ ©️ 2017 Fufflytata